Mengenal Hari Agama Sedunia yang Diperingati Setiap 16 Januari

Mengenal Hari Agama Sedunia yang Diperingati Setiap 16 Januari

Neshka Rizkita - detikJatim
Selasa, 16 Jan 2024 10:50 WIB
Ilustrasi Toleransi
Ilustrasi toleransi beragama. Foto: Edi Wahyono/detikcom
Surabaya -

Hari Agama Sedunia muncul di tengah keberagaman kepercayaan dan praktik spiritual di seluruh dunia. Peringatan Hari Agama Sedunia setiap tanggal 16 Januari bertujuan untuk merayakan keragaman ini.

Dilansir situs resmi Universitas Djuanda, Hari Agama Sedunia menjadi momentum bagi setiap pemeluk agama untuk saling menghayati, merenungi ajaran dan tradisi agama masing-masing.

Serta menggunakan kesempatan ini untuk belajar dari orang lain tentang apa yang baik dan buruk dari pengalaman beragama. Juga sebagai bahan renungan setiap orang untuk mencapai kedamaian dan ketenangan yang sebenarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Agama?

Agama berasal dari bahasa Sansekerta, bahasa Hindu Kuno, yang berkonotasi sebagai peraturan, kepercayaan, haluan, dan jalan. Namun, dalam kitab suci agama Hindu Rig Weda dijelaskan bahwa istilah "agama" berasal dari dua kata.

Agama berasal dari kata gabungan "a" yang berarti "tidak", dan "gama" yang berarti "kacau". Oleh karena itu, ketika kedua kata ini digabungkan, artinya adalah tidak kacau, tenang, dan damai.

ADVERTISEMENT

Sementara dalam bahasa Inggris, agama atau religion, berasal dari kata "Religio" dalam bahasa latin dan "Religie" dalam bahasa Belanda merupakan kata yang memiliki berbagai definisi.

Berbagai macam pengertian agama yang dikemukakan para pakar menunjukkan betapa sulit atau rumitnya menentukan definisi agama, membuat definisi yang komprehensif dan jelas yang mencakup semua aspek.

Kerumitan ini disebabkan banyaknya jenis agama dan fakta bahwa berbagai konsep digunakan agama-agama yang masih ada dan yang sudah tidak ada. Meski begitu, pada dasarnya agama di seluruh dunia dapat dibagi menjadi dua kelompok.

Pertama adalah agama duniawi, yang merupakan kebudayaan yang dibentuk pikiran manusia. Kedua adalah agama samawi, atau wahyu yang berasal dari Allah SWT.

Dengan begitu, bisa dikatakan agama dapat digambarkan sebagai suatu sistem hubungan antara manusia dan Tuhan. Hal ini tidak berkaitan dengan fenomena atau masalah yang terjadi antara manusia dan alam atau antara manusia dan manusia.

Menurut definisi agama, kedamaian terjadi ketika seseorang mematuhi peraturan dan menuruti jalan yang telah ditetapkan. Agama dapat menciptakan ketenangan dan menghilangkan pikiran kacau.

Agama pun dicirikan sebagai kepercayaan kepada kuasa tertinggi, amalan-amalan yang dipersembahkan kepada kuasa tertinggi tersebut. Hingga tata cara khusus dalam melaksanakan amalan-amalan itu, serta amalan yang melahirkan rasa takzim, takut dan ketergantungan kepada kuasa tertinggi tersebut.

Kebutuhan Manusia pada Agama

Berdasarkan Al-Qur'an, manusia adalah perpaduan antara ruh dan jasad, spiritual dan fisik, yang membentuk proses dan mekanisme hidup. Jika perpaduan ini terputus, proses dan mekanisme hidup pun akan berhenti. Allah menciptakan manusia dari unsur-unsur dan spiritual.

Hakikat penciptaan manusia dari komponen jasmani telah digambarkan dalam Al-Qur'an surah Shad ayat 71:

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.

Juga dijelaskan pada surah al-Sajadah ayat 7-8:

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإنْسَانِ مِنْ طِينٍ. ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ

Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.

Sementara proses peniupan ruh manusia merupakan unsur immaterial sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Shad ayat 72:

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

Artinya: Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepada-Nya.

Di samping itu, firman Allah pada surah al-Sajadah ayat 9:

ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ

Artinya: Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

Berdasarkan ayat di atas, jelas bahwa Allah menciptakan Adam sebagai manusia pertama dan keturunannya dengan tubuh fisik yang berasal dari tanah. Setelah proses pembentukannya selesai, Allah menciptakan ruh kudus yang tidak material untuk menghidupkan tubuh fisik atau jasmani.

Jika kita melihat penciptaan manusia terdiri dari dua bagian yang berbeda, yaitu tanah yang ada di bumi dan ruh yang berasal dari Yang Mahatinggi. Maka kita dapat dengan jelas mengatakan kebutuhan manusia juga terdiri dari dua bagian berbeda yang berfungsi menjaga eksistensi manusia, yaitu sebagai berikut.

1. Kebutuhan hidup sesuai karakter fisik

Kebutuhan ini terdiri dari tiga hal utama, yaitu makanan, pakaian, dan tempat tinggal, yang semuanya berasal dari tanah.

2. Kebutuhan hidup sesuai watak ruhaniah (kebutuhan psikologis)

Manusia membutuhkan nilai-nilai dan sifat-sifat ketinggian, merindukan hal-hal tentang kebenaran dan ketuhanan. Sebab, kebenaran adalah tujuan dari semua kenyataan, dan kebenaran yang mutlak adalah Tuhan. Kebutuhan ini berasal dari alam ketinggian dan kekudusan.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat manusia, yang bukan hanya sebagai makhluk jasmani tetapi juga rohani, telah membuat manusia membutuhkan banyak hal.

Bukan saja hal-hal kejasmanian, tetapi juga hal-hal kerohanian yang hanya dapat dipenuhi agama. Dengan demikian, agama dapat dianggap sebagai intuisi, gairah, naluri, dan fitrah semula jadi setiap orang.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads