Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo melanjutkan lawatannya di Jombang dengan bersilaturahmi dengan para kiai kampung di Ponpes Hamalatul Qur'an. Di pesantren ini, Ganjar mengaku kaget dengan santri usia 11 tahun yang hafal Al-Qur'an dalam 3 bulan.
Ganjar menghadiri pertemuan kiai kampung di Ponpes Hamalatul Qur'an Putri 1, Desa Jarak Kulon, Jogoroto, Jombang. Kali ini Ganjar datang tanpa didampingi Yenny Wahid seperti ketika ziarah ke makam tokoh pendiri NU sore tadi.
Kader PDI-P itu tiba di pesantren ini sekitar pukul 18.30 WIB. Kedatangan mantan Gubernur Jateng itu disambut Pengasuh PP Hamalatul Qur'an KH Ainul Yaqin. Ganjar yang memakai kemeja putih dengan kopiah hitam diajak menuju podium yang sudah disiapkan. Di atas podium sudah menunggu sejumlah kiai dan ulama Jombang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Seperti KH Wahab Yahya, KH Amin Yahya, KH Haris Munawir, KH Fauzan Kamal, KH Yahya Sholahuddin, KH Minan, KH Hanafi dan Kiai Shodiq. Sedangkan ratusan kiai kampung yang tergabung dalam Sinergi Nahdliyyin Bersama Ganjar-Mahfud (Sinar Gama) duduk di kursi tamu menghadap podium. Ratusan santri PP Hamalatul Qur'an juga mengikuti acara tersebut.
"Malam ini juga bisa ketemu di pondok pesantren yang mondoknya gratis, targetnya menjadi penghafal Qur'an, hafiz/hafizah. Saya sangat surprise karena ada anak 11 tahun dalam waktu sangat pendek, 3 bulan sudah hafal Qur'an. Itu tentu sangat luar biasa. Pasti anak ini punya talenta yang sangat hebat, cerdas, dan gurunya juga hebat," terangnya kepada wartawan di lokasi, Jumat (12/1/2024).
Ganjar menilai Ponpes Hamalatul Qur'an mempunyai metode pendidikan yang disiapkan dengan baik. Bahkan, metode tersebut sudah mengantongi hak cipta. "Maka saya usulkan tadi yang seperti ini musti didaftarkan hak cipta atau hak kekayaan intelektual. Oh sudah pak. Berarti bagus sekali. Mudah-mudahan ini juga bisa menjadi tempat pembelajaran yang baik," jelasnya.
Tidak hanya itu, dalam kunjungannya di Kota Santri, Ganjar juga bertemu dengan para petani tembakau di Desa Bawangan, Ploso, Jombang. Ia menyerap aspirasi dari para pertani seputar kebutuhan esensial pertanian.
"Pupuk, obat-obatan, alat pertanian, sampai kemudian pasca panen. Inilah serapan-serapan masukan dari masyarakat yang menjadi catatan kami untuk menyempurnakan program," tandasnya.
(dpe/iwd)