Jamur unik berbentuk alat kelamin pria ditemukan di depan rumah warga Lamongan. Temuan itu viral di media sosial. Lantas, seperti apa penjelasan ilmiahnya?
Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Program studi Kesehatan Lingkungan Universitas Islam Lamongan (Unisla) Gading Wilda Aniriani menuturkan, dari disiplin ilmunya, jamur yang viral di Lamongan karena bentuknya yang unik tersebut adalah jamur yang masuk dalam keluarga Phallaceae dan dikenal sebagai spesies Mutinus caninus. "Iya benar, jamur ini disebut sebagai spesies Mutinus caninus," kata Gading kepada detikJatim, Sabtu (6/1/2023).
Jamur semacam ini, menurut Gading, adalah salah satu jamur yang memang tumbuh di daerah tropis. Namun, jamur seperti ini adalah salah satu jamur yang langka karena biasanya ditemukan di Inggris dan beberapa wilayah di Amerika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alasan langka ini karena baunya tidak terlalu menyengat seperti jamur-jamur lain yang serupa, jadi jarang dan sedikit serangga seperti lalat yang hinggap. Alhasil penyebaran sporanya terhambat," ujarnya.
Gading mengungkapkan, jamur ini memang secara khas mengeluarkan bau busuk yang berasal dari sporanya yang berlendir. Sehingga menarik datangnya serangga dan invertebrata lain untuk menyebarkan sporanya. Jamur ini sudah pernah diteliti dan sudah dipublikasikan di jurnal internasional. Disebutkan bahwa jamur tidak beracun dan bisa dikonsumsi.
"Sebenarnya jamur ini ada yang bilang beracun tapi belum ada studi ilmiahnya, namun saya baca di jurnal internasional di Cina bisa dikonsumsi tapi saat dia masih berbentuk seperti telur ayam kampung yang hanya menonjol 30 persen di permukaan tanah atau kayu lapuk," paparnya.
Lebih jauh, Gading mengungkapkan, saat sudah tumbuh seperti tangkai dan ujungnya berbau busuk dan dihinggapi serangga, baru warnanya berubah menjadi oranye dan kuning. Sehingga, lanjut Gading, jadi beracun itu bisa diasumsikan karena sudah terkontaminasi dengan serangga.
"Jamur semacam ini bisa jadi tumbuh bawah pohon atau pohon yang lapuk atau serasah daun, dalam hal ini serasah daun sirsak," jelas pengajar Bidang Ilmu Mikrobiologi Biologi Lingkungan di Unisla ini.
Terkait baunya yang menurut warga sekilas mirip pandan, Gading menyebut memang bisa jadi karena mungkin sporanya yang berlendir dan tidak terlalu busuk baunya. Penamaan jamur ini, tambah Gading, sesuai dengan nama latinnya yang artinya adalah alat kelamin pria.
"Bisa jadi mas, karena mungkin sporanya yang berlendir tidak terlalu busuk baunya, mungkin itu bau khasnya memang. Itulah kenapa dia langka karena serangga nggak begitu tertarik," ucapnya.
Ukuran terbesar jamur semacam ini biasanya memiliki ketinggian 8 hingga 15 cm dengan diameter setipe seperti tangkainya, yaitu 1 hingga 1,5 cm. Ciri lain pada jamur ini adalah tutup jamur berbentuk sarang lebah di bawah gleba (lapisan mengkilat, lengket, dan berbau yang mengandung spora). Setelah serangga memakan gleba zaitun hitam, ujung jamur berubah menjadi oranye dan seluruh tubuh buah membusuk dengan cepat.
"Biasanya tidak ada yang tersisa dalam tiga atau empat hari," pungkasnya.
(dpe/dte)