39 Korban Tewas dari Total 747 Laka Lantas Selama Nataru di Jatim

39 Korban Tewas dari Total 747 Laka Lantas Selama Nataru di Jatim

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Rabu, 03 Jan 2024 18:45 WIB
ilustrasi
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas. (Foto: Dok.detikcom)
Surabaya -

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 telah usai. Begitu juga Operasi Lilin Semeru yang digelar Polda Jatim selama masa Nataru 2024. Selama operasi itu ada ratusan kejadian kecelakaan yang berlangsung di Jatim dengan korban jiwa mencapai puluhan orang.

Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin mengatakan selama pelaksanaan Operasi Lilin Semeru sejak 22 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024, ada 107,6 juta perjalanan masyarakat dengan sepeda motor, mobil, hingga bus. Jumlah ini meningkat 16% hingga 17% dari lalu lintas rata-rata harian di Jatim.

"Data yang masuk dan tercatat selama pelaksanaan operasi (Lilin Semeru) di Jatim mengalami peningkatan mobilisasi di jalan raya dari rata-rata harian 16% sampai 22%. Tercatat untuk akses jalan tol sebanyak 250.930 kendaraan. Alhamdulillah, pantauan sampai semalam, seluruh titik dan ruas jalan yang jadi atensi kami tidak ada kendala, kami antisipasi dengan pembatasan, rekayasa, sampai pengalihan," kata Komarudin, Rabu (3/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyatakan mobilitas di masyarakat tidak hanya terjadi di jalan raya, tapi juga di stasiun, bandara, dan pelabuhan. Menurutnya, peningkatan mobilitas masyarakat ini cukup tinggi. Seperti halnya di Terminal Bungurasih, tingkat mobilisasi datang dan pergi mencapai 486 ribu kendaraan.

Dalam arus mobilitas itu, kecelakaan lalu lintas terjadi. Selama pelaksanaan Operasi Lilin Semeru 2024 saja tercatat lebih dari 700 kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Ada puluhan korban yang meninggal, puluhan lainnya luka berat, dan lebih dari 1.000 orang luka ringan.

ADVERTISEMENT

"Selama pelaksanaan Operasi Lilin Semeru 2024 terjadi 747 kasus laka lantas (kecelakaan lalu lintas) mengakibatkan 39 orang meninggal dunia, 43 orang luka berat, dan 1.105 orang luka ringan," ujarnya.

Komarudin mengungkapkan, jumlah kecelakaan lalu lintas selama Operasi Lilin Semeru 2023 itu menurun dibandingkan dengan Operasi Lilin Semeru 2022. Dia sebutkan ada penurunan sekitar 50 kasus atau sekitar 6% dibandingkan dengan Operasi Lilin 2022.

"Jumlah korban meninggal dunia turun 9%, luka berat turun 16% atau 53 orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya," tuturnya.

Tidak hanya itu, dia memastikan bahwa selama pelaksanaan Operasi Lilin Semeru 2023 banyak pengguna jalan yang terpaksa ditindak. Baik secara langsung maupun menggunakan ETLE.

"Karena dalam pelaksanaan operasi, tercatat pelanggaran dengan tilang ETLE statis sebanyak 4.427 pelanggar, naik 972%. ETLE mobile 39% atau 2.211 orang, dan teguran 27.168 orang," katanya.

Dia menyimpulkan bahwa secara kuantitas dan kualitas angka kecelakaan di Jatim menurun. Begitu juga fatalitas dalam kecelakaan tersebut. Namun, ia menegaskan hal itu akan menjadi perhatiannya. Targetnya adalah pencegahan dan upaya meminimalisir korban.

Sementara, jumlah kecelakaan lalu lintas di Jatim secara keseluruhan sepanjang 2023 jumlahnya cukup fantastis. Selama 1 tahun itu tercatat sebanyak 31.973 kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jawa Timur.

"Cukup memprihatinkan. Ada 5.329 meninggal dunia, 364 luka berat, dan 42.972 luka ringan. Secara kuantitas ada peningkatan laka lantas walaupun secara fatalitas turun, selisih 122 korban dibandingkan tahun lalu. Ini menjadi catatan kita bersama bahwa korban yang berjatuhan akibat ketidakpatuhan atau ugal-ugalan cukup banyak. Kita berupaya menata, edukasi, dan empati untuk menekan angka laka di jalan raya," tutupnya.




(dpe/fat)


Hide Ads