Mahfud lalu menyebut utang nelayan di Indonesia akibat kredit macet mencapai Rp186 miliar. Sementara utang petani mencapai Rp 600 miliar. Untuk itu, ia dan pasangannya Ganjar siap memutihkan utang para petani dan nelayan.
"Pasangan Ganjar-Mahfud siap memutihkan utang atau kredit macet nelayan dan petani di seluruh Indonesia. Tujuannya agar bisa lebih produktif dan sejahtera," kata Mahfud dalam pidatonya, Jumat (29/12/2023).
Menurut Mahfud, banyak nelayan yang tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya dari laut karena memiliki tanggungan utang. Dari data yang dihimpun ada sekitar 8,25% kredit macet di Indonesia berasal dari sektor perikanan.
"Agar potensi laut Indonesia bisa memberikan manfaat optimal maka kelompok yang bekerja di sektor itu akan diberi perhatian khusus dan diberi pembebasan pembebasan dari hutang kepada negara," tegasnya.
Mahfud menyatakan utang seluruh nelayan dan petani di Indonesia yang mencapai Rp 786 miliar hanya setara dengan hasil dua kejahatan korupsi kelas menengah.
"Tidak ada 1/10 dari korupsi di Indonesia mencari uang kalau kita hapus korupsi dan mencari rampasan-rampasan dari harta korupsi kalau hanya mencari itu bisa untuk melunasi hutang nelayan dan petani," beber Mahfud.
"Kalau diambil di bawah satu triliun saja untuk menutupi utang nelayan dan petani asal nanti diproses secara sah itu sudah bisa. Pemerintah yang baru akan membuat prosesnya," ujar Mahfud.
Dalam kesempatan itu, Mahfud mengajak warga dan nelayan serta petani menyanyikan lagu Madura. Sebab warga yang hadir merupakan warga keturunan dari Pulau Garam tersebut.
"Ini semua mayoritas Madura Khan?," tanya Mahfud.
Mahfud lantas menyanyikan dua lagu daerah Madura berjudul 'Tanduk Majeng' yang berkisah tentang perjuangan seorang nelayan Madura saat mencari nafkah. Dan lagu berjudul 'Pajjar Laggu,' yang berkisah tentang perjuangan petani Madura.
(abq/iwd)