Untuk diketahui, KH Marzuki Mustamar dicopot sebagai Ketua PWNU Jawa Timur oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Alasannya, berdasarkan evaluasi terhadap tindakan dan pernyataan Marzuki selama ini.
Pemberhentian tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor 274/PB.01/A.II.01.44/99/12/2023 tentang Pemberhentian Ketua PWNU Jawa Timur yang ditandatangani oleh Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf, Rais Aam KH Miftachul Akhar, dan Katib Aam KH Akhmad Said Asrori.
Berikut 7 hal soal pencopotan Ketua PWNU Jatim:
1. PBNU Tegaskan Bukan karena Politik
PBNU menegaskan pemberhentian Marzuki tidak ada kaitannya dengan politik. Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau akrab disapa Gus Fahrur menegaskan, pencopotan KH Marzuki tidak ada urusannya dengan Pilpres 2024. Di mana KH Marzuki diisukan mendukung salah satu paslon.
"Nggak ada kaitannya sama politik, dan bukan soal pilpres," tegasnya, Kamis (27/12/2023).
Pengasuh Ponpes Annur 1 Bululawang Malang ini menyebut, pemberhentian KH Marzuki Mustamar atas usulan dari Syuriah PWNU Jatim.
"Itu usulan dari syuriyah PWNU Jatim. Sudah ada beberapa surat peringatan (SP) kepada KH Marzuki sebelumnya," tegasnya.
2. Kiai Marzuki Belum Terima Surat Pemberhentian
KH Marzuki Mustamar mengaku belum menerima surat pemberhentian dirinya dari jabatan Ketua PWNU Jatim. Dia pun masih meragukan kebenaran kabar itu.
"Belum bisa komentar karena belum diberi surat resmi atau WA langsung dariPBNU. Sehingga itu benar apa nggak, kami tidak tahu. Bisa jadiPBNU menarik lagi keputusan itu, kami belum tahu," ujarnya ditemui di Ponpes Sabilurrosyad Gasek, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Kamis (28/12/2023).
Lantaran belum menerima surat resmi tentang pencopotan dirinya, Kiai Marzuki mengatakan dirinya tidak bisa berkomentar lebih banyak dan memilih menunggu kabar resmi dia terima.
3. Kiai Marzuki Ngaku Netral di Pilpres 2024
Namun, mengenai kabar bahwa keputusan pencopotan itu didasarkan pada isu bahwa dirinya mendukung salah satu paslon dalam Pilpres, Kiai Marzuki tidak membenarkan itu.
Kiai Marzuki mengaku selama ini, sebagai ketua PWNU Jatim, dia mengklaim telah bersikap netral sesuai arahan PBNU. Netral dalam artian merangkul semua kalangan termasuk partai politik.
"Kami juga nggak tahu, selama ini saya mengikuti perintah PBNU untuk bersikap netral. Netral dalam arti bukan tidak ke mana-mana, bukan menutup diri dari siapa-siapa. Tapi netral itu merangkul semua," ujarnya
Marzuki memberikan contoh bentuk netral yang dia lakukan adalah dengan mendatangi berbagai kegiatan partai politik tanpa membeda-bedakan. Baik itu partai pendukung paslon nomor urut 01, 02, maupun 03.
"Makanya bersama ketua Golkar di Tuban kami juga hadir, terus kadang kami ngaji di PDIP, kadang kami ngaji di PPP. Ketika bu Mundjidah Wahab (Ketua PPP Jatim) ke sini juga minta bantuan melengkapi kepengurusan PPP kami juga mau. Namanya juga ngemong semua," ungkapnya.
"Sekitar Pilpres ini kami dari Sumatera mulai Riau ketika ada di salah satu pondok ada yang hadir caleg pusat dari Golkar kami juga tidak ada masalah. Ganti besok lusanya di Indragiri yang hadir calon DPR Pusat dari PKB juga tidak masalah. Ini sebagai implementasi perintah PBNU supaya netral ngemong semua itu," sambungnya.
4. Kiai Marzuki Minta Pencopotannya Tak Dibesar-besarkan
Kiai menyebut, bila kabar pencopotannya benar, dia akan menerima dan tidak akan mempermasalahkan hal itu. Ia mengaku akan legowo menerima keputusan ini.
"Saya sebagai kader NU ketika surat itu sudah prosedural, tentu harus diterima. Nggak usah geger-geger atau rame-rame!," sambungnya.
Marzuki pun meyakini warga NU atau Nahdliyin akan bersikap dewasa mengenai kabar itu. Dia juga memastikan tidak akan ada reaksi berlebihan dari warga NU meski dirinya belum bisa memastikan kebenaran keputusan itu.
"Saya yakin warga NU dewasa. Mereka nggak akan bereaksi berlebihan. Tapi jika salah, siapa pun termasuk saya wajib meluruskan agar surat itu menjadi benar," terangnya.
5. Cak Imin Ngaku Prihatin
Ketum PKB yang juga calon wakil presiden nomor urut 01, Muhaimin Iskandar, mengaku prihatin saat mendengar kabar ini.
"Itu kan urusan internal PBNU. Baru kali ini dalam sejarah NU ada saling memecat. Itu sangat memprihatinkan," ujar cawapres pendamping Anies Baswedan sekaligus Ketua Umum PKB yang akrab disapa Cak Imin itu kepada wartawan di Situbondo, Kamis (28/12/2023).
6. Gus Ipul Tegaskan Pencopotan KH Marzuki Mustamar Urusan Internal
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU H Saifullah Yusuf menanggapi keprihatinan Cak Imin. Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini justru mengungkit apa yang juga dialami PKB di masa lampau yang juga copot-mencopot orang.
"Ya nggak apa-apa, di PKB dulu juga copot-mencopot juga. Jadi sama-sama prihatin saja nggak apa-apa. Kita saling memperkuat saja," kata Gus Ipul usai acara Jawa Timur Bershalawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf di Jatim Expo Surabaya, Kamis (28/12/2023) malam.
Gus Ipul menegaskan bahwa pencopotan Kiai Marzuki adalah urusan internal PBNU. Dia meminta agar orang lain tidak ikut campur tangan, termasuk Cak Imin.
"Jadi ini masalah internal jadi orang lain jangan ikut mengomentari kalau memang nggak ada urusannya," tegasnya.
7. Gus Ipul Beber Kesalahan Kiai Marzuki
Gus Ipul menyebut, banyak pelanggaran yang dilakukan Kiai Marzuki. Salah satunya, soal Muscab PCNU Jombang yang prosesnya hingga ke pengadilan.
"Banyak (kesalahannya). Beberapa di antaranya masalah yang tidak terkendali misal di cabang Jombang kan sampai pengadilan. Karena wilayah (PWNU Jatim) tidak berfungsi semestinya, sehingga berlarut-larut dan bermasalah," kata Gus Ipul di Surabaya, Kamis (28/12/2023) malam.
"Setelah kami teliti, paling tidak tanggung jawab yang kurang dari wilayah (PWNU Jatim), dalam hal ini ketua wilayah. Jadi prosesnya sampai pengadilan. Sekali lagi ini masalah internal, nggak perlu dibesar-besarkan," tambahnya.
Gus Ipul mengatakan, proses pemberhentian Kiai Marzuki tidak secara mendadak. Menurutnya, sudah ada proses panjang hingga PBNU mengambil keputusan.
"Nggak usah dibesarkan, prosesnya sudah sangat panjang. Ini masalah internal, nggak perlu dibesar-besarkan dan ini proses biasa-biasa saja. Hanya diberhentikan sebelum waktunya," tegasnya.
Selain itu, Gus Ipul mengakui surat dari PBNU belum dikirim pada Kiai Marzuki. Secepatnya, akan dikirim kepada yang bersangkutan.
"Baru minggu lalu, perlu tanda tangan (pengurus). Hari ini (Kamis) Insyaallah ini diserahkan," tambahnya.
(hil/fat)