Apa Itu ADHD? Kenali Ciri-ciri, Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Apa Itu ADHD? Kenali Ciri-ciri, Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Nadza Qur - detikJatim
Jumat, 29 Des 2023 09:00 WIB
ilustrasi ADHD
Ilustrasi ADHD. Foto: Thinkstock
Surabaya -

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Menurut Kemenkes, ADHD merupakan masalah kesehatan mental yang membuat anak mengalami gangguan psikiatri yang ditunjukkan dengan gangguan memfokuskan perhatian secara berlebihan dan hiperaktivitas.

Sebagian besar orang tua yang belum mengetahui anaknya mengidap ADHD cenderung menyebutnya dengan anak nakal, si pengganggu, aneh atau anak pemalas. Tidak hanya orang tua, label ini juga diberikan oleh guru hingga lingkungan di sekitarnya.

Ciri-ciri ADHD

Terdapat tiga karakteristik utama atau ciri-ciri ADHD pada anak. Ketiga karakteristik ini biasa ditemui pada anak yang mengidap ADHD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Inatensi

  • Kesulitan mempertahankan fokus
  • Gagal fokus pada hal detail
  • Terlihat tidak mendengarkan
  • Kesulitan mengikuti instruksi
  • Kesulitan mengorganisasi
  • Sering kehilangan barang, dan lain-lain

2. Hiperaktif

  • Gelisah
  • Tidak bisa duduk diam
  • Tidak bisa antre
  • Lari atau memanjat tak terkendali
  • Bergerak tanpa kendali
  • Banyak bicara

3. Impulsif

  • Kesulitan menunggu giliran
  • Menjawab impulsif tanpa menunggu selesai
  • Memotong pembicaraan orang lain

Melansir jurnal berjudul Kemampuan Akademik Penderita Attention Deficit - Hyperactivity Disorder (ADHD) pada Tingkat Perguruan Tinggi yang ditulis Eva Aprilia dan Dwita Oktaria dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, ADHD adalah sindrom kronik yang secara negatif dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk kegiatan di rumah, hubungan interpersonal, dan pembelajaran di sekolah.

Penyebab ADHD

Etiologi (faktor penyebab) ADHD masih belum jelas sampai sekarang. Menurut dugaan, terdapat hubungan antara genetik dan faktor neurologikal yang memainkan peran penting dalam terjadinya ADHD. Faktor lain yang disebut memiliki kontribusi menyebabkan ADHD sebagai berikut.

ADVERTISEMENT

1. Faktor Biologi Diet

Seperti kontaminasi rokok dan alkohol, merokok saat hamil, dan berat bayi lahir rendah (BBLR) dipercaya dapat mengarahkan kepada gejala ADHD. Namun, bukan termasuk penyebab utama ADHD. Kehamilan dan komplikasi saat melahirkan merupakan predisposisi terhadap ADHD.

2. Faktor Psikologis

Konflik kronis dalam keluarga, kohesi keluarga yang menurun, dan paparan terhadap psikopatologi orang tua (terutama ibu) banyak ditemukan pada keluarga ADHD dibandingkan keluarga normal. Meski begitu, saat ini, masih belum jelas apakah paparan kekerasan saat masa kecil merupakan faktor risiko ADHD.

3. Faktor Genetik

Genetik sangat dipercaya memainkan peran penting terjadinya ADHD. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, rata-rata faktor genetik mempengaruhi terjadinya ADHD sebesar 77%.

Terapi Mengendalikan ADHD

Seorang anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan satu atau lebih ciri-ciri perilaku penderitanya. Gejala ADHD biasanya akan tampak sebelum anak berusia 7 atau 12 tahun.

Orang tua tidak perlu takut karena terdapat terapi pengobatan atau non pengobatan untuk mengatasi ADHD pada anak. Beberapa cara ini akan membantu anak mengatasi masalah yang selama ini dialami. Berikut terapi yang dapat dicoba untuk mengendalikan ADHD pada anak.

1. Terapi farmakologi

Terapi pengobatan dengan menggunakan obat stimulan methylphenidate dan amphetamine sulphate dan obat non stimulan seperti atomoxetine.

2. Terapi non farmakologi

Terapi non pengobatan dengan neurofeedback, yaitu terapi kognitif dan perilaku untuk melatih fungsi otak.

Ketika anak mengalami ADHD, maka sangat perlu mendapat dukungan serta kasih sayang dari orang tua. Selain itu, menjaga hubungan emosional dengan anak diharapkan dapat membawa pengaruh positif.

Tips Mengatasi ADHD

Selain terapi, ada beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua atau orang terdekat untuk mengatasi ADHD pada anak. Berikut tips yang dapat dicoba untuk menangani anak ADHD di rumah.

  • Memberikan instruksi yang jelas. Berikan instruksi sederhana, langsung, dan spesifik. Jika perlu, gunakan panduan visual atau daftar tugas yang jelas untuk membantu anak memahami dan mengingat tugas yang harus dilakukan.
  • Mengatur waktu untuk berolahraga dan kegiatan fisik.
  • Makanan sehat dan pola tidur teratur.
  • Dukungan dan komunikasi.
  • Pujian dan penghargaan untuk memperkuat motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.
  • Menggunakan strategi belajar efektif yaitu visual, auditory, kinestetik.

Penanganan ADHD pada anak perlu dilakukan sejak dini dan rutin. Salah satunya dengan memeriksa kondisi anak. Sehingga bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat dari pihak kesehatan.

Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads