3 Contoh Teks Narasi Berdasarkan Struktur hingga Ciri-cirinya

3 Contoh Teks Narasi Berdasarkan Struktur hingga Ciri-cirinya

Savira Oktavia - detikJatim
Senin, 18 Des 2023 13:00 WIB
Ilustrasi Menyusun Teks Diskusi
Ilustrasi Menyusun Teks Narasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Hakase_
Surabaya - Teks narasi merupakan jenis teks berupa karangan cerita yang menyajikan serangkaian peristiwa kejadian dan disusun secara kronologis sesuai urutan waktunya. Peristiwa itu dapat benar-benar terjadi ataupun imajinasi saja.

Biasanya karangan atau teks narasi ditulis dengan tujuan memberikan informasi, wawasan, atau hiburan kepada pembacanya dengan pengalaman estetis melalui kisah dan cerita, baik bersifat fiksi maupun non-fiksi. Misalnya, cerpen, novel, dan cerita inspiratif.

Sebuah teks dapat dikatakan sebagai karangan narasi apabila memenuhi ciri-ciri, di antaranya berisi cerita, kisah, dan peristiwa tertentu dengan gaya bahasa naratif, mempunyai alur jelas dari awal sampai akhir, memuat peristiwa maupun konflik, dan terdiri dari unsur pembentuk berupa tema, latar, alur, karakter, dan sudut pandang.

Sementara itu, unsur kebahasaan yang terkandung dalam teks narasi, meliputi menggunakan kata kiasan (metafora), menggunakan kata kerja transitif dan intransitif, menggunakan kata benda, sifat, frasa atau klausa, dan menggunakan konjungsi penanda urutan waktu.

Teks narasi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu narasi informatif berisi informasi yang tepat mengenai suatu peristiwa atau kejadian, narasi artistik berisi kisah atau peristiwa yang memberikan pengalaman estetis kepada pembacanya, narasi sugestif berisi karangan mengenai peristiwa atau kisah dengan tujuan terselubung terhadap pembaca atau pendengarnya.

Struktur Teks Narasi

Struktur teks narasi terdiri dari orientasi, komplikasi, resolusi, dan reorientasi. Berikut penjelasannya lebih lanjut.

1. Orientasi

Orientasi berisi penjabaran mengenai waktu, tempat, tokoh, dan watak dari setiap tokoh, serta apa yang sedang terjadi.

2. Komplikasi

Komplikasi berisi kejadian penting, sebab, dan pemicu yang memunculkan konflik antar tokoh yang mengakibatkan peristiwa lain sebagai akibat dari konflik sebelumnya hingga mencapai puncaknya.

3. Resolusi

Resolusi merupakan bagian yang berisi konflik yang mulai mereda dan dapat diselesaikan.

4. Reorientasi

Reorientasi merupakan bagian penutup yang berisi pesan moral dari karangan tersebut, akan tetapi bagian ini tidak wajib disertakan dalam sebuah teks narasi.

Contoh Teks Narasi

Setelah mengetahui tentang pengertian, ciri-ciri hingga kebahasannya, berikut tiga contoh teks narasi agar semakin mudah dipahami.

1. Perang Surabaya

Pada 10 November meletuslah sebuah perlawanan rakyat di Surabaya untuk mengusir Belanda dan para sekutunya dari tanah air. Perang ini berawal dari kemarahan tentara Inggris akibat terbunuhnya pimpinan mereka, Brigadir Jenderal Mallaby.

Akibat tewasnya pimpinan mereka, pihak Inggris dan sekutunya memberikan ultimatum kepada seluruh pejuang yang ada di Surabaya waktu itu untuk menyerah. Bukannya menyerah, ultimatum tersebut malah dianggap sebuah penghinaan oleh para pejuang dan rakyat.

Mereka membentuk milisi-milisi perjuangan untuk menghadapi pihak Inggris yang mengancam akan menyerang. Mengetahui utimatumnya ditolak, pihak Inggris dan sekutunya marah besar.

Pada 10 November pagi, mereka melancarkan serangan besar-besaran melalui laut, darat, dan udara. Pihak Inggris mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.

Kota Surabaya diserang habis-habisan oleh pihak sekutu. Mereka mengebom gedung-gedung pemerintahan dan membunuh para pejuang. Kejadian waktu itu sangatlah mengerikan, pembunuhan terjadi di mana-mana dan membuat para pejuang terdesak.

Namun, di luar dugaan, rencana mereka untuk menaklukkan Kota Surabaya dalam tiga hari gagal. Seluruh pejuang dan rakyat Surabaya turun ke jalan untuk melakukan perlawanan. Semangat juang para pahlawan waktu itu muncul berkat seorang pemuda bernama Bung Tomo.

Dia dengan gagah berani memekikkan pidato untuk membakar semangat para pejuang. Pertempuran Surabaya berlangsung sekitar tiga minggu dan dimenangkan pihak sekutu. Meskipun Kota Surabaya jatuh ke tangan sekutu, perlawanan rakyat Surabaya waktu itu membangkitkan semangat juang seluruh rakyat Indonesia.

2. Pertarungan di Pagi Buta

Kala itu mentari belum bangun dari peraduannya. Ayam-ayam jago pun belum melakukan tugasnya. Namun, Pak Raden telah keluar dari rumahnya. Kulitnya yang keriput dan tipis seolah-olah tidak mempan oleh embusan angin yang sedari tadi berusaha membekukannya.

Tangan kanannya yang kekar memikul sebuah cangkul, sedangkan tangan kirinya memegang sebuah bingkisan besar. Pada saat Pak Raden melangkahkan kaki menuju sawahnya, langkahnya terhenti oleh tangisan bayi yang memecah keheningan pagi itu.

Dengan sangat ketakutan Pak Raden mencari sumber suara itu. Betapa terkejutnya Pak Raden melihat seorang bayi mungil tergeletak di bawah pohon beringin besar.

"Bayi siapa ini? Haruskah aku membawanya?," Pak Raden bimbang.

Ketika dia ingin mengangkat bayi itu, tiba-tiba seekor harimau besar menyerangnya, tetapi dengan sigap Pak Raden mengelak. Ternyata suara tangis bayi itu menarik perhatian harimau. Tampaknya harimau itu kelaparan. Dia pandangi bayi tersebut dengan tatapan mengerikan.

Melihat hal itu, Pak Raden mengibaskan cangkulnya untuk menghalau binatang buas itu. Harimau itu melawan, dia berbalik menyerang, membuat Pak Raden jatuh dan terluka. Saat harimau hendak menerkamnya, Pak Raden mengambil cangkul di sampingnya dan mengibaskannya ke harimau itu.

Akhirnya cangkul itu merobek perut harimau dan membuatnya mati. Kemudian Pak Raden mengangkat bayi itu dan membawanya pulang untuk diurus sebagai anaknya sendiri.

3. Apa yang Ditanam Itu yang Dituai

Hari itu langit sangat terik, tetapi Budi tetap menarik gerobaknya. Dia susuri lorong-lorong pasar itu dengan harap ada yang membeli getuk buatan ibunya. Hari itu Budi sangat memerlukan uang untuk biaya pengobatan ayahnya.

Sejak pagi tadi Budi mengelilingi pasar dengan gerobaknya, tetapi tak seorang pun yang membeli, bahkan hanya untuk menawarnya. Budi hampir putus asa, pikiran-pikiran jahat mulai masuk ke otaknya.

Namun, Budi teringat kata-kata ibunya bahwa berbuat baik dan berdoalah agar mendapat berkah dari Allah. Budi menepis semua pikiran jahat tadi dan berdoa kepada Allah agar dia bisa mendapatkan uang untuk ayahnya.

Budi melanjutkan perjalanan. Saat itu Budi melihat seorang pria yang sedang mengikuti seorang ibu.

"Pasti orang itu akan berbuat yang tidak-tidak!," pikir Budi.

Benar saja, seketika pria itu merampas tas si ibu. Ibu itu menjerit, dengan cepat kilat Budi menjegal pencuri itu hingga terjatuh. Tas itu pun terjatuh bersama si pencuri, lalu pencuri tersebut melarikan diri. Budi mengambil tas itu dan memberikannya kepada.

"Terima kasih, Nak, untung ada dirimu," kata ibu itu.

"Iya, lain kali hati-hati ya, Bu," jawab Budi sambil meninggalkan ibu itu.

"Sebentar, Nak, ini ada sesuatu untukmu," kata ibu itu.

"Tidak usah, Bu," tolak Budi dengan halus.

Wanita itu kagum dengan kebaikan Budi. Tanpa sengaja dia melihat gerobak getuk dan berkata, "Baiklah kalau kamu tidak mau menerimanya, biarkan saya membeli semua getukmu".

Budi senang dan terharu, akhirnya dia bisa membelikan obat untuk ayahnya.

"Terima kasih, Bu," jawab Budi.

Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.


(irb/sun)


Hide Ads