.webp)
11 Pengendara Isuzu Elf tewas usai mobil yang mereka tumpangi tertabrak Kereta Api Probowangi saat menyeberangi pelintasan tak berpalang pintu di Dusun Prayuwana, Desa Ranupakis, Klakah Lumajang pada 18 November lalu.
Belajar dari peristiwa nahas tersebut, Pemprov Jatim mendorong upaya percepatan pembangunan palang pintu dan pos jaga di sejumlah titik pelintasan kereta api di Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Kofifah Indar Parawansa meresmikan palang pintu dan pos jaga pelintasan sebidang kereta api di JTL 79 Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Menurut Khofifah, pembangunan palang pintu merupakan bagian dari tujuan Syariah dan pertanggungjawaban akuntabilitas perlindungan terhadap nyawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang kita lakukan ini adalah bagian dari akuntabilitas kita untuk bisa memberikan perlindungan keamanan bagi setiap jiwa atau nyawa masyarakat dan itu artinya bahwa pelintasan sebidang, pelintasan kereta api, dan pos penjaga termasuk sukarelawan itu turut menjadi bagiannya," kata Kofifah.
Menurut Kofifah, pada dasarnya pemenuhan elemen keselamatan adalah tanggungjawab semua orang termasuk agar bagaimana masyarakat dan pengguna jalan tetap waspada.
"Belum semua pelintasan di Jatim punya penjaga dan pos oleh karena itu tadi masih ada relawan yang akan bisa membantu memberikan sinyal jikalau kereta sudah dekat," tambahnya.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Nyono menyebut dari 740 Perlintasan KA yang belum berpalang pintu, Jawa Timur membangun 37 Perlintasan dan 34 lainnya dibangun oleh pemerintah kabupaten/kota.
"Seluruh pelintasan Jalan provinsi di Jawa Timur telah dilengkapi dengan pintu pelintasan kereta api jadi semua di jalan provinsi di 22 titik sudah berjaga dan berpalang pintu jadi Jatim sudah lengkap sekarang," pungkas Nyono.
(erm/iwd)
