Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Duka menggelayut di langit Jawa Timur dalam pekan ini. Tercatat, ada tiga kasus bunuh diri yang terjadi selama sepekan. Kasus bunuh diri ini menghebohkan masyarakat.
Kasus bunuh diri di Jatim ini dipicu sejumlah hal. Mulai dari utang hingga depresi. Ada yang nekat mengakhiri hidup dengan menenggak racun hingga melompat dari ketinggian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus ini menjadi perhatian masyarakat. Salah satunya, soal pentingnya menangani kesehatan mental pada diri sendiri hingga orang sekitar. Selain itu, upaya pencegahan juga penting untuk dilakukan.
Kasus Bunuh Diri di Jatim dalam Sepekan:
1. Guru SD di Malang Bunuh Diri Bersama Istri-Anak
AKE (12) tak akan pernah melupakan hari itu. Hari di mana mendung menggelayut petang di rumah kontrakan di Jalan Sunan Bonang, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Di sana, ia menemukan ayah, ibu dan adiknya tergeletak tewas diduga bunuh diri.
AKE merupakan anak dari pasangan WE (44) dan SU (40). WE adalah seorang guru SD dan istrinya SU merupakan ibu rumah tangga yang sehari-hari berjualan kue. Keluarga ini dikaruniai dua putri kembar berinisial RY dan AKE. Keduanya masih duduk di bangku kelas 7 SMP.
Saat kejadian pilu tersebut, AKE merupakan satu-satunya anggota keluarga yang masih hidup. AKE tidur seorang diri di kamar tengah, sementara kejadian bunuh diri ini berlangsung di kamar depan.
AKE terbangun dengan kondisi rumah yang sepi. Tak seperti hari biasanya, ia tak mendengar suara sang ayah, ibu dan adik saat bercengkerama di pagi hari.
Dari kamarnya, ia berjalan mencari keberadaan ayah, ibu dan adik. Langkahnya berakhir di depan kamar orang tuanya. Ia pun mencoba mengetuk pintu kamar itu sambil memanggil mereka. Kaget bukan main, ia mendengar suara rintihan sang ayah menyuruhnya meminta tolong pada tetangga.
Saat dibuka, sang ayah dalam kondisi lemas dengan tangan tersayat dan mengeluarkan darah. Sementara ibu dan adiknya terlentang dengan kondisi mulutnya mengeluarkan busa. Nahas, ayahnya menyusul tewas saat perjalanan ke rumah sakit.
Sang ayah juga meninggalkan pesan pilu pada AKE. Pesan ini ditulis dengan spidol di kaca kamar.
Begini pesan yang ditulis WE di kaca rias:
'Kakak Jaga Diri
Papa, Mama, Adik pergi dulu
Nurut Uti, Kung, Tante dan Om
Belajar yang Baik
Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak
Papa'
Ternyata, aksi bunuh diri dipicu masalah utang WE. Di mana, guru SD ini memiliki utang hingga mencapai puluhan juta rupiah.
2. Pemuda Kediri Nekat Bunuh Diri gegara Pinjol
Aksi nekat dilakukan seorang pemuda di Kota Kediri. Ia ditemukan tewas gantung diri di dapur rumahnya. Dia diduga nekat mengakhiri hidupnya gegara diduga terjerat utang pinjaman online (pinjol) akibat game online.
Pemuda itu adalah RE (23) warga Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri. RE ditemukan tak bernyawa di dapur rumahnya di Jalan Karanganyar, Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri, Selasa (12/12/2023) siang.
Orang yang pertama kali menemukan jenazahnya adalah Bima, teman kerja pelaku. Polsek Kediri Kota yang mendapat laporan itu segera mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP serta mengevakuasi jenazah korban.
Berdasarkan keterangan dari Bima, rekan korban itu dia datang ke rumah korban dan sempat bertanya kepada Romelah, ibu korban. Romelah menyebutkan bahwa putranya sedang berada di dapur.
Tanpa curiga, Bima mencari RE ke dapur. Alangkah terkejut dirinya saat melihat RE sudah dalam keadaan tergantung tak bernyawa. Bima bergegas memberitahu ibu pelaku yang kemudian melaporkan hal itu kepada Ketua RT, hingga laporan bunuh diri itu sampai ke Polsek Kediri Kota.
3. Mantan Mahasiswi UB Lompat dari Lantai 12 Gedung Filkom
Kisah pilu menimpa mantan mahasiswi Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Brawijaya (UB) Malang berinisial LD (24). Ia mengalami depresi hingga nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 12 Gedung Filkom.
LD juga pernah menyayat tangannya sendiri. Polisi menemukan sejumlah temuan dalam penyelidikan kasus ini. Salah satunya, bekas sayatan di tangan LD.
"Ditemukan ada bekas luka sayatan pada tangan kiri korban (bagian nadi) diduga bekas luka beberapa hari yang lalu," kata Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo kepada detikJatim, Jumat (15/12/2023).
Temuan luka sayatan itu, menurut Anton, menandakan bahwa sebelum peristiwa lompat dari lantai 12, korban sudah pernah berniat untuk mengakhiri hidup dengan cara menyayat nadi di lengannya.
Anton menyampaikan, dari hasil penyelidikan, diketahui korban memang sengaja mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 12 Gedung Filkom UB. Hasil tersebut diperkuat dengan sejumlah bukti yang didapat kepolisian.
"Korban diduga sengaja melakukan aksi bunuh diri dengan cara menjatuhkan diri dari lantai 12 ke lantai 4 Gedung Fakultas Filkom UB dengan didukung adanya sejumlah bukti pendukung yang kami temukan," imbuhnya.
(hil/sun)