7 Fakta Pasien Wanita Asal Surabaya Tewas di Pondok Gus Samsudin

7 Fakta Pasien Wanita Asal Surabaya Tewas di Pondok Gus Samsudin

Hilda Rinanda - detikJatim
Sabtu, 16 Des 2023 11:00 WIB
Evakuasi jenazah tewas di pondok Gus Samsudin Blitar.
Evakuasi jenazah tewas di pondok Gus Samsudin Blitar. (Foto: Istimewa/Dok. Polsek Lobar)
Surabaya -

Seorang perempuan bernama Suwarti (59) ditemukan tewas di kamar mandi umum area Pondok Nuswantoro, Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Senin (11/12). Pondok ini milik Gus Samsudin.

Perempuan tersebut merupakan warga Desa Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya. Ia diduga sudah 2 hari tewas di dalam kamar mandi tersebut. Keluarga sempat mencari keberadaan wanita tersebut hingga ia ditemukan tewas di kamar mandi.

Sementara itu, Dinkes Blitar menyebut, pondok milik Gus Samsudin ilegal karena tak memiliki izin untuk melakukan praktik pengobatan. Dinkes juga telah mendatangi pondok tersebut untuk meminta klarifikasi usai insiden seorang wanita ditemukan tewas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta-fakta Wanita Surabaya Tewas di Pondok Gus Samsudin:

1. Kronologi Kejadian Wanita Tewas di Pondok Gus Samsudin

Kapolsek Lodoyo Barat (Lobar) Polres Blitar Iptu Dwi Purwanto membeberkan kronologi kejadian ini. Pihaknya menerima laporan dari keluarga bahwa Suwarti tak pulang usai pamit berobat ke Gus Samsudin.

"Kejadian Senin (11/12) kemarin, sekitar pukul 20.00 WIB. Korban ditemukan setelah keluarga dengan petugas kepolisian mengecek kamar mandi umum, dan benar korban (tewas)," kata saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (14/12/2023).

ADVERTISEMENT

Awalnya, korban pamit kepada keluarga untuk berobat di Pondok Nuswantoro Kademangan yang diketahui diasuh oleh Gus Samsudin. Korban berangkat seorang diri pada Sabtu (9/12/2023).

Pondok Gus Samsudin di BlitarPondok Gus Samsudin di Blitar Foto: Fima Purwanti/detikJatim

Karena tak kunjung pulang ke rumah, keluarga korban berusaha mencari keberadaan korban dengan mendatangi Pondok Nuswantoro Kademangan pada Senin (11/12).

"Keluarga tanya ke petugas dan benar korban telah mengisi buku tamu, tapi tidak ada di tempat. Kemudian keluarga lapor ke kami, dan kami tindak lanjuti ke tempat Pondok Nuswantoro itu. Saat dicek CCTV, korban terlihat masuk ke kamar mandi hari Sabtu (9/12) malam," terangnya.

Setelah mendapat petunjuk, polisi dan keluarga korban mendatangi kamar mandi umum itu. Didapati sebuah bilik kamar mandi yang terkunci dari dalam. Petugas pun mendobrak pintu kamar mandi itu dan menemukan korban telah meninggal.

"Korban dievakuasi, kemudian Tim Inafis dan petugas kesehatan Puskesmas Kademangan melakukan pemeriksaan. Hasilnya, tidak ditemukan kejanggalan dan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban," jelasnya.

2. Tak Ditemukan Tanda Kekerasan

Berdasarkan keterangan keluarga, korban menderita sejumlah penyakit yang tak kunjung sembuh. Seperti darah tinggi, kolesterol, dan sesak napas. Selanjutnya hal itu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan dari tim Inafis dan nakes.

Kapolres Blitar AKBP Wiwit Adisatria menyebut, pihaknya sedang mendalami penyebab kematian wanita tersebut. Selain itu, polisi juga sedang memeriksa perizinan praktik pengobatan itu.

Wiwit mengungkap, hasil penyelidikan yang didapat sejauh ini. Pada jenazah pasien wanita itu tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

"Kalau dari informasi yang kami dapatkan dari Tim Inafis dan nakes (tenaga kesehatan) dari puskesmas situ menyatakan bahwa hasil pemeriksaan fisiknya tidak ditemukan adanya kekerasan dan dari keluarga korban juga menolak untuk dilakukan autopsi," tegas Wiwit ditemui detikJatim di Mapolda Jatim, Jumat (15/12/2023).

Wiwit menyatakan keluarga mengaku SW memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kolesterol, dan komplikasi. Meski begitu, Wiwit menegaskan bahwa sejatinya praktik pengobatan Gus Samsudin itu ditutup sejak Agustus 2022 lalu.

3. Dinkes Sebut Gus Samsudin Tak Miliki Izin Praktik Pengobatan

Kepala Dinkes Kabupaten Blitar dr Christine Indrawati menegaskan, praktik pengobatan milik Gus Samsudin tersebut tak mengantongi izin.

"Kami akan cek kembali apa benar buka praktik pengobatan lagi. Kalau iya kan salah itu, karena tidak punya izin, tapi kok tetap (buka) praktik pengobatan," kata Christine.

Menurut Christine, Dinkes Kabupaten Blitar belum menerbitkan izin praktik pengobatan atas nama Pondok Nuswantoro. Sementara, izin praktik pengobatan milik Gus Samsudin sudah dicabut pada Agustus 2022 karena menimbulkan kontroversi.

"Belum (ada izin) lagi. Waktu itu izinnya kan pijat tradisional, tapi kenyataannya tidak melakukan pijat. Kemudian, ada kontroversi dengan masyarakat dan akhirnya dicabut (izinnya)," jelasnya.

Keluarga korban ungkap kejanggalan di Pondok Gus Samsudin, baca di halaman selanjutnya!

4. Korban Pergi Tak Pamit ke Keluarga

Duka dirasakan keluarga Suwarti (59), perempuan yang tewas di kamar mandi Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin di Blitar. Suami Suwarti, Muhammad Nafi bercerita soal kepergian istrinya. Dia tegaskan bahwa baru kali ini istrinya pergi tanpa pamit kepada orang di rumah.

"Ninggalno keluarga tanpa berunding itu ndak pernah. Opo wes keroso, opo yoopo? (Apa sudah terasa, apa bagaimana?)" Ujar Nafi dengan nada sedih kepada detikJatim, Jumat (15/12/2023).

Suwarti pergi dari rumahnya ke Blitar pada Sabtu (9/12). Dia berangkat seorang diri naik bus dari Terminal Purabaya untuk berobat ke Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin. Nafi yang kala itu sedang bekerja mengaku tidak tahu menahu soal kepergian Suwarti. Tetapi anaknya, Dwi Pujiati mengaku dirinya sempat mendapat pesan singkat saat ibunya sudah berangkat ke Blitar.

Keluarga Suwarti, pasien yang ditemukan tewas di kamar mandi Pondok milik Gus Samsudin Blitar.Keluarga Suwarti, pasien yang ditemukan tewas di kamar mandi Pondok milik Gus Samsudin Blitar. Foto: Aprilia Devi/detikJatim)

"Sabtu pagi sekitar jam 08.30 WIB perginya. Tetangga yang pada tahu. Awalnya WhatsApp aku, waktu itu Ibu sudah OTW sampai Malang. Itu sendirian naik bus," ujar Dwi yang turut mendampingi ayahnya.

"'Nanti tak kabarin lagi kalau ibu sudah sampai' begitu katanya. Aku bilang 'ya udah Bu ati-ati, nanti kalau sudah ndang (segera) pulang'. Berangkat sendiri, di rumah pas lagi nggak ada orang," lanjutnya.

Kemudian Dwi tidak bisa lagi menghubungi ibunya. Puluhan kali dia telepon ponsel ibunya tapi tidak direspon. Nafi, ayahnya juga terus mencoba menghubungi ponsel istrinya, bahkan hingga 25 kali.

Tidak sampai di situ saja, keluarga sudah berupaya menghubungi admin Pondok Nuswantoro. Tetapi tidak ada tanggapan yang pasti terkait keberadaan dan kondisi Suwarti.

"Sampai hari minggu nggak ada kabar. Ditelepon sampai 25 kali, nomernya nyambung tapi nggak ada respon. Senin pagi akhirnya berangkat nyariin, sampai sana sekitar jam 1 siang," kata Nafi.

5. Keluarga Korban Ungkap Kejanggalan Pondok Gus Samsudin

Keluarga Suwarti mengaku geram dengan pelayanan di Pondok Nuswantoro. Para petugas di pondok itu terkesan tak acuh dan menyepelekan. Mereka lantas mengungkap sederet kejanggalan yang ada di pondok tersebut.

Ketika keluarga mencari keberadaan Suwarti pihak petugas pondok itu merespons dengan lambat saat dihubungi melalui telepon. Selain itu, petugas itu seolah-olah menyepelekan saat ditanya langsung tentang keberadaan Suwarti selama 2 hari menghilang.

"Tak telepon tak chat nggak dijawab. Jawabannya cuma 'masih dicek'. Masak dari kemarin cuma dicek? Tanggung jawabnya untuk pasien seperti apa? Nggak ada direspon, sampai kami berangkat ke sana," ujar anak Suwarti bernama Dwi saat ditemui detikJatim di kediamannya, Jumat (15/12/2023).

Ketika keluarga mendatangi pondok pun, lanjut Dwi, pihak admin pondok hanya berbicara bahwa sepertinya Suwarti sudah pulang ke rumah tetapi lupa tidak mengambil identitas KTP-nya.

"Responsnya kurang. Biasa saja. Padahal ada laporan. 'Mungkin ibu udah pulang', gitu doang. Pas saya tanya identitas KTP nya kok nggak diambil kalau pulang? Cuma dijawab 'banyak pasien yang lupa biasanya'," ujar suami Suwarti, Muhammad Nafi.

Nafi pun menyesalkan sikap petugas yang terlihat sama sekali tidak curiga padahal ada keluarga yang sedang mencari-cari keberadaan pasien yang berobat di pondok itu. Ketika keluarga meminta rekaman CCTV, pihak pondok berkata kalau rekaman CCTV di sana sudah hangus setelah 2-3 hari.

"Yang kami sesalkan juga soal CCTV. Katanya CCTV di-setting 2-3 hari hangus. Awal ke sana ndak didampingi polisi ndak dikasih," tutur Nafi.

6. Dinkes Datangi Pondok Gus Samsudin

Dinas Kesehatan (Dinkes) Blitar mendatangi Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kademangan. Dinkes meminta klarifikasi kepada pihak Gus Samsudin buntut seorang perempuan yang ditemukan tewas di kamar mandi umum pondok miliknya.

"Iya, sudah (datang) tadi siang. Dinkes bersama OPD lain dan Puskesmas. Kami datang ke Pondok itu untuk menanyakan terkait kejadian beberapa waktu lalu itu," kata Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Blitar Suhandono kepada wartawan, Jumat (15/12/2023).

Handono menyebut, pihaknya telah bertemu langsung dengan Gus Samsudin. Setelah itu, Dinkes meminta keterangan dan kejelasan terkait kejadian yang menimpa wanita warga Surabaya berinisial SWI.

"Kami minta penjelasan atau klarifikasi (ke Gus Samsudin) dan dijawab bahwa betul tamu dari Surabaya itu datang silaturahmi ke pondok Pak Samsudin. Katanya tamu itu mengeluhkan pusing dan sesak napas," terangnya.

Dinkes Blitar bertemu dengan Gus Samsudin.Dinkes Blitar bertemu dengan Gus Samsudin. Foto: Istimewa/Dok. Dinkes Blitar)

7. Pengakuan Gus Samsudin

Kepada Handono, Gus Samsudin mengaku tidak memberikan obat, pijatan, maupun terapi kepada wanita itu. Dia mengaku hanya memberikan petuah atau nasihat kepada korban. Termasuk memberi dukungan motivasi agar kembali sehat dan bisa tertib dalam salat.

"Kami tanya apakah ada dikasih obat, tindakan, atau pijatan dan sebagainya? Jawabannya (Gus Samsudin) tidak ada. Hanya dikasih support, nasihat, agar salat tertib dan petuah-petuah," jelas Handono.

Disinggung soal izin pengobatan, Handono mengatakan bahwa Gus Samsudin mengaku tidak membuka praktik pengobatan. Sehingga pihak Dinkes masih akan melakukan evaluasi.

Tidak hanya itu, Dinkes Blitar juga telah meminta Gus Samsudin agar segera mengurus izin apabila memang hendak membuka praktik pengobatan atau pemijatan.

"(Gus Samsudin) mengaku tidak melakukan apa-apa (pengobatan), tapi kami sampaikan kalau ada praktik pemijatan sebagainya harus segera mengurus izin dulu. Nanti tetap kami pantau, sambil kami laporkan ke pimpinan" tandasnya.

Hingga saat ini, upaya detikJatim menghubungi Gus Samsudin secara langsung untuk melakukan verifikasi soal tewasnya wanita warga Surabaya di kamar mandi pondoknya belum menuai hasil. Ponsel Gus Samsudin tidak bisa dihubungi.

Halaman 2 dari 2
(hil/sun)


Hide Ads