Keluarga Suwarti, wanita asal Morokrembangan Surabaya yang ditemukan tewas di kamar mandi pondok milik Gus Samsudin mengaku geram dengan pelayanan di Pondok Nuswantoro. Para petugas di pondok itu terkesan tak acuh dan menyepelekan. Mereka lantas mengungkap sederet kejanggalan yang ada di pondok tersebut.
Ketika keluarga mencari keberadaan Suwarti pihak petugas pondok itu merespons dengan lambat saat dihubungi melalui telepon. Selain itu, petugas itu seolah-olah menyepelekan saat ditanya langsung tentang keberadaan Suwarti selama 2 hari menghilang.
"Tak telepon tak chat nggak dijawab. Jawabannya cuma 'masih dicek'. Masak dari kemarin cuma dicek? Tanggung jawabnya untuk pasien seperti apa? Nggak ada direspon, sampai kami berangkat ke sana," ujar anak Suwarti bernama Dwi saat ditemui detikJatim di kediamannya, Jumat (15/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika keluarga mendatangi pondok pun, lanjut Dwi, pihak admin pondok hanya berbicara bahwa sepertinya Suwarti sudah pulang ke rumah tetapi lupa tidak mengambil identitas KTP-nya.
"Responnya kurang. Biasa saja. Padahal ada laporan. 'Mungkin ibu udah pulang', gitu doang. Pas saya tanya identitas KTP nya kok nggak diambil kalau pulang? Cuma dijawab 'banyak pasien yang lupa biasanya'," ujar suami Suwarti, Muhammad Nafi.
Nafi pun menyesalkan sikap petugas yang terlihat sama sekali tidak curiga padahal ada keluarga yang sedang mencari-cari keberadaan pasien yang berobat di pondok itu. Ketika keluarga meminta rekaman CCTV, pihak pondok berkata kalau rekaman CCTV di sana sudah hangus setelah 2-3 hari.
"Yang kami sesalkan juga soal CCTV. Katanya CCTV di-setting 2-3 hari hangus. Awal ke sana ndak didampingi polisi ndak dikasih," tutur Nafi.
Bahkan keluarga sampai mengecek keberadaan Suwarti itu ke terminal karena dari informasi yang diperoleh, ada pasien yang sempat kabur dari pengobatan ke terminal. Tetapi hasilnya nihil.
Keluarga pun lapor ke Polsek Lodoyo Barat (Lobar) dan Polres Blitar. Setelah ada tindak lanjut dari polisi itulah akhirnya Suwarti ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di dalam kamar mandi Pondok Nuswantoro, Blitar pada Senin (11/12).
Bahkan hingga jasad Suwarti ditemukan keluarga masih heran dengan sikap orang-orang di pondok itu. Bagaimana bisa mereka sama sekali tidak curiga dengan pintu kamar mandi yang tak terbuka selama 2 hari, ditambah adanya keluarga yang mencari keberadaan salah satu pasien.
"Ini kan masuk kelalaian sampai 3 hari, bisa aja kalo saya tuntut. Tapi saya legowo saja, yang penting istri saya ketemu," pungkas Nafi.
(dpe/dte)