Hari Juang Kartika TNI AD Kenang Pertempuran Ambarawa

Hari Juang Kartika TNI AD Kenang Pertempuran Ambarawa

Nadza Qur'rotun A - detikJatim
Kamis, 14 Des 2023 16:30 WIB
Monumen Palagan Ambarawa
Monumen Palagan Ambarawa/Foto: visitjawatengah.jatengprov.go.id
Surabaya -

Hari Juang Kartika TNI AD diperingati setiap tanggal 15 Desember. Peringatan ini merupakan momen untuk mengenang Pertempuran Ambarawa.

Sebelumnya, Hari Juang Kartika TNI AD bernama Hari Infanteri oleh TNI Angkatan Darat. Tahun ini merupakan peringatan yang ke-78.

Untuk mengenang Pertempuran Ambarawa tersebut, maka dibangun Monumen Paagan di Ambarawa. Pertempuran itu dipimpin Jenderal Besar Soedirman pada pertengahan Desember 1945.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tema Hari Juang Kartika TNI AD 2023

Dalam laman KPU, disebutkan bahwa Hari Juang Kartika TNI AD ke-78 mengusung tema TNI AD Bersatu dengan Alam Membangun NKRI. Sejarah mencatat tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika TNI AD sebagai momentum kemenangan TNI (dulu bernama TKR), bersama rakyat melawan penjajah pada Pertempuran Ambarawa.

Sejarah Pertempuran Ambarawa

Dikutip laman Inspektorat DIY, pada pertengahan Desember 1945 terdapat peristiwa perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibawah kepemimpinan Jenderal Soedirman, yang berhasil membuat Sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari Ambarawa menuju Semarang.

ADVERTISEMENT

Meski dihadang kekuatan persenjataan modern dan kemampuan taktik hingga strategi Sekutu, para pejuang RI tidak gentar sedikit pun. Banyak serangan yang pasukan lancarkan dengan gigih, seraya melakukan pengepungan ketat di seluruh penjuru Kota Ambarawa. Sekutu benar-benar terkurung.

Jenderal Soedirman menegaskan tentara Sekutu harus diusir dari Ambarawa secepat mungkin. Alasannya karena Sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah.

Dengan semboyan Rawe-rawe Rantas Malang-malang Putung, Patah Tumbuh Hilang Berganti, pasukran TKR bertekad untuk membebaskan Ambarawa. Mereka siap gugur di medan perang.

Serangan pembebasan Ambarawa berlangsung selama 4 hari 4 malam. Mulai 12-15 Desember 1945 yang dilancarkan dengan penuh semangat pantang mundur.

Para pejuang tidak mendengarkan desingan-desingan dari pihak lawan dengan peluru. Tepat pada 12 Desember 1945 pukul 04.30, terdengar letusan tembakan sebagai syarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa.

Para pejuang telah siap di seluruh penjuru Ambarawa. Mereka mulai merayap mendekati sasaran di sekala sektor.

Seketika dari seluruh penjuru Ambarawa penuh dengan suara riuh hingga desingan peluru, dentungan meriam, dan ledakan granat. Hingga akhirnya serangan dadakan tersebut diikuti dengan serangan balasan musuh yang kalang kabut.

Pada pukul 16.00, Jalan Raya Ambarawa-Semarang dikuasai TKR. Musuh mulai dikepung dalam Kota Ambarawa. Kemudian terjadilah pertempuran jarak dekat hingga musuh berjalan mundur pada 14 Desember 1945.

Persediaan amunisi dan logistik musuh mulai berkurang hingga pada tanggal 15 Desember 1945 pukul 17.30 WIB, pasukan sekutu mundur dari Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus. Pertempuran berakhir dengan kemenangan dari pihak TKR dan benteng pertahanan dari Sekutu diambil pasukan TKR.

Kemenangan dalam Pertempuran Ambarawa serta keberhasilan Panglima Besar Jenderal Soedirman pada 15 Desember 1945, diabadikan dalam Monumen Palagan Ambarawa. Hingga akhirnya TNI AD selalu memperingati tanggal tersebut sebagai Hari Infanteri.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI No.163/1999, Hari Infanteri kemudian diganti denggan Hari Juang Kartika. Hari Juang Kartika bertujuan untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang RI yang sudah rela berkorban demi bangsa.

Peristiwa Ambarawa memiliki pesan yang sangat penting. Yaitu dengan bekal tekad yang kuat, semangat, serta perlengkapan yang sederhana, TNI bersama rakyat bisa melawan dan memenangkan pertempuran itu.


Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sun/iwd)


Hide Ads