Aktivitas kawah Gunung Bromo mengalami peningkatan. PVMBG mengimbau warga sekitar hingga wisatawan tidak memasuki area kawah dalam radius 1 Km. Pasalnya kawah aktif Gunung Bromo berstatus waspada.
"Masyarakat di sekitar Gunung Bromo, pedagang, wisatawan, pendaki dan pengelola wisata Gunung Bromo agar tidak memasuki area kawah radius 1 Km. Ini untuk mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang siginifikan," kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, Kamis (14/12/2023).
Menurutnya, masyarakat hingga pengunjung juga harus mewaspadai adanya erupsi atau letusan freatik. Aktivitas kawah Gunung Bromo dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra menambahkan, dari hasil evaluasi pukul 08.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Bromo masih level II atau waspada.
Hendra juga meminta BPBD Kabupaten Probolinggo untuk terus berkoordinasi dengan pos Pengamatan Gunung Bromo di Cemorolawang ataupun dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, Jawa Barat.
"Masyarakat juga bisa memantau informasi dan perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Bromo dan gunung api lainnya di Indonesia melalui aplikasi Magma Indonesia. Tingkat aktivitas ini akan kami evaluasi lagi jika ada perubahan secara visual dan instrumental yang signifikan," tambahnya.
Sebelumnya, Hendra membeberkan situasi terkini dari pemantauan, bahwa terjadi peningkatan aktivitas Kawah Gunung Bromo yang teramati hembusan asap kawah berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal.
"Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas kawah Gunung Bromo adalah terjadinya erupsi freatik ataupun magmatik dengan sebaran material erupsi berupa abu dan lontaran batu yang dapat mencapai radius 1 km dari pusat kawah serta keluarnya gas berbahaya," kata Hendra.
(hil/fat)