Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Beban utang yang menumpuk ternyata melatarbelakangi WE (44), mengakhiri hidupnya bersama istri dan putri bungsunya. Namun, masih menjadi teka-teki berapa utang guru SD negeri di Kota Malang ini.
Sekeluarga yang tewas itu antara lain sang ayah berinisial WE yang berprofesi sebagai guru SD, sang ibu berinisial SU (40), dan seorang putri berinisial RY (13) yang masih duduk di bangku kelas 7 SMP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, ada beban keuangan (utang), ada beberapa saksi yang juga menyampaikan bahwa korban bapak WE memberitahu bahwa sepertinya saya tidak bisa mengembalikan (utang)," ujar Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat kepada wartawan di Polsek Pakis, Rabu (13/12/2023).
Sampai kini, belum diketahui berapa nilai utang yang dimiliki oleh korban.
"Kepada siapa (utang)? Saya hanya bisa menyampaikan fakta sesuai kesaksian seperti itu," tegasnya.
Gandha mengatakan, pernyataan tersebut disampaikan WE sepekan sebelum peristiwa tragis itu terjadi.
"Disampaikan beberapa hari, kurang lebih satu minggu," beber Gandha.
Polisi juga mendapatkan keterangan dari putri sulung korban, yang ditemukan selamat. Bahwa sepekan sebelum kejadian, WE menyampaikan bahwa handphone miliknya rusak.
"Berdasarkan keterangan dari anak korban berinisial AKE, handphone Pak WE sudah tidak ada sejak hari Minggu. Pak WE mengatakan kalau handphone-nya rusak saat menjemput anaknya," terang Gandha.
Sejumlah saksi telah dimintai keterangan untuk mengungkap tabir kematian satu keluarga tersebut. Saksi-saksi tersebut, satu diantaranya putri korban yang ditemukan selamat.
"Saksi sudah kita mintai keterangan sebanyak 7 orang. Di antaranya dari anak yang masih hidup, kemudian rekan kerja Pak WE tetangga sebelah rumah, dan Ketua RW yang merupakan tetangga korban," tuturnya.
Kematian tragis WE bersama istri dan putri bungsunya cukup mengejutkan banyak pihak, mulai dari tetangga hingga rekan kerja korban yang sama-sama berprofesi sebagai guru. Karena, WE selama ini merupakan sosok pekerja keras dan tak pernah mengeluh memiliki masalah, apalagi utang.
"Kematian Pak WE cukup mengejutkan rekan kerja, karena korban dinilai merupakan sosok pekerja keras, pulang ngajar disambung ngajar les dan tak pernah menyampaikan kalau memiliki hutang," pungkas Gandha.
Seperti diberitakan, satu keluarga ditemukan tewas diduga bunuh diri di rumahnya Gang Sunan Bonang, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Ketiga korban merupakan ayah, ibu, dan satu anak perempuan. Sedangkan satu anak lain berinisial AKE ditemukan selamat dan sudah mendapatkan pendampingan.
Polisi menemukan pesan terakhir yang diduga ditulis oleh WE di kaca rias kamar. Pesan itu ditujukan kepada AKE.
Begini pesan yang ditulis WE di kaca rias:
'Kakak Jaga Diri
Papa, Mama, Adik pergi dulu
Nurut Uti, Kung, Tante dan Om
Belajar yang Baik
Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak
Papa'
(hil/dte)