Khofifah Indar Parawansa siap maju pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2024. Ia telah mengantongi dukungan dari beberapa partai politik (parpol) sebagai calon gubernur (cagub)
Kini, giliran siapa pendamping Khofifah yang menjadi sorotan. Beberapa nama masuk bursa calon pendamping Khofifah di Pilgub Jatim 2024.
6 Hal soal Bursa Cawagub Khofifah:
1. Parpol Dukung Khofifah Cagub Jatim 2024
Tiga partai telah menyatakan dukungannya untuk Khofifah di Pilgub Jatim 2024. PAN dan Gerindra secara resmi telah menyerahkan surat rekomendasi untuk Khofifah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Demokrat melalui SBY menyatakan secara lisan mendukung Khofifah maju cagub 2024. Selain ketiga parpol itu, Golkar dan PKB disebut-sebut telah mengirim sinyal dukungan untuk Ketua Muslimat NU tersebut.
2. Nama-nama Bursa Cawagub Khofifah
Usai ramai parpol berbondong-bondong mendukung Khofifah, kini bursa cawagub Khofifah mulai ramai. Masing-masing parpol pendukung Khofifah punya jagoan yang siap disodorkan untuk mendampingi Khofifah.
Dari Demokrat ada Emil Elestianto Dardak. Ia menjadi nama terkuat berdasarkan elektabilitas. Ketua DPD Demokrat Jatim itu merajai elektabilitas cawagub Jatim berdasarkan beberapa lembaga survei.
Dari Gerindra ada Anwar Sadad. Ketua DPD Gerindra Jatim sekaligus Wakil Ketua DPRD Jatim itu masuk bursa cawagub Jatim. Sebelumnya, Gus Sadad-sapaan akrabnya-bahkan masuk bursa cagub Jatim menurut beberapa lembaga survei.
Dari PAN ada Ahmad Rizki Sadig. Meski namanya belum populer, kader PAN Jatim berharap Sadig bisa mendampingi Khofifah.
Dari Golkar ada M Sarmuji. Ketua Golkar Jatim itu mulai muncul namanya di dalam hasil survei lokal Jatim. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu juga masuk dalam bursa cagub Jatim dan cawagub Jatim.
3. Emil Dardak Masih Jadi Pasangan Ideal untuk Khofifah
Pengamat politik dari Lembaga Survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Sirajt memprediksi Khofifah akan tetap berpasangan dengan Emil Dardak di Pilgub 2024. Sebab, Khofifah-Emil masih menjadi pasangan ideal di Pilgub Jatim 2024.
"Selama ini kinerja pasangan Khofifah-Emil saat memimpin Jatim terbilang bagus. Setidaknya terlihat dari program-program yang selama ini dijalankan berpihak pada masyarakat. Salah satu indikatornya tingkat kepuasan masyarakat pada kinerja Khofifah-Emil cukup tinggi," ujar Baihaki, Senin (11/12/2023).
4. Hasil Survei Simulasi Paslon
ARCI melakukan survei terakhi berdasarkan simulasi pasangan calon (paslon) dalam Pilgub Jatim. Hasilnya, Khofifah-Emil masih menduduki posisi teratas maju Pilgub Jatim.
"Saat kami simulasikan dengan tiga paslon, maka hasilnya, Khofifah-Emil 51,5β , kemudian Risma-Gus Ipul 18,6β , dan Abdul Halim Iskandar-Toriqul Haq 17,3β , dan yang tidak menjawab 12,6%," jelasnya.
5. Potensi Khofifah-Emil Dardak Menang
Menurut Baihaki, jika dilihat dari beberapa faktor, duet Khofifah-Emil kembali maju Pilgub 2024, potensi kembali menang sangat besar. Namun, Baihaki tak menampil politik 2024 masih sangat dinamis.
"Tentu semua masih dinamis. Namun, jika meniliki angka, tentu Emil favorit jadi cawagub Jatim mendampingi Khofifah. Gus Sadad dan Cak Sarmuji bisa jadi kuda hitam membayangi Emil Dardak, karena opsinya jika dari partai ya tentu para ketua-ketua partai Jatim yang sudah bekerja dan benar-benar tahu peta di Jawa Timur," tandasnya.
6. Peluang Emil Cawagub Khofifah
Pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Prof Anang Sujoko menilai peluang Emil mendampingi Khofifah maju Pilgub Jatim 2024 sebagai pasangan incumbent tetap ada, meski kecil. Menurutnya, sinergi Khofifah-Emil dalam memimpin Jatim kurang bagus selama lima tahun terakhir.
"Kalau lihat sampai saat ini, pertama saya melihat tidak ada sinergi cukup epik antara Khofifah dengan Emil selama lima tahun ini. Sehingga, perlu pembicaraan khusus. Apakah Emil mampu mendulang suara dan mempunyai kepastian bisa memenangkan persaingan itu," ujarnya, Senin (11/12/2023).
Menurut Anang, keberadaan Demokrat yang tidak memiliki cukup modal untuk mendongkrak perolehan suara bisa menjadi pertimbangan Khofifah. Track record Demokrat selama tiga tahun terakhir, ungkap Anang, juga tidak cukup bagus sebagai partai politik.
"Sehingga, kalau menggandeng Emil pasti mempunyai pra syarat yang cukup berat. Kalau nanti melihat bagaimana peluang Khofifah-Emil menurut saya peluang digandengkan terus semakin kecil," pungkasnya.
(irb/dte)