Hitung-hitungan Sederet Nama yang Masuk Bursa Cawagub Khofifah

Round Up

Hitung-hitungan Sederet Nama yang Masuk Bursa Cawagub Khofifah

Dida Tenola - detikJatim
Selasa, 12 Des 2023 07:00 WIB
Di hadapan ribuan kader Muslimat, Khofifah menyatakan akan maju lagi di Pilgub Jatim 2024
Khofifah Indar Parawansa berswafoto bersama Kader Muslimat NU di Jatim Expo, Kamis (7/12/2023). (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Khofifah Indar Parawansa melenggang mulus menuju Pilgub Jatim 2024. Sejumlah parpol terang-terangan mendukung Khofifah kembali memimpin Jatim. Persaingan alot diprediksi justru akan terjadi untuk memperebutkan kursi calon wakil gubernur (cawagub) yang akan mendampingi Khofifah.

Sejauh ini nama Emil Elestianto Dardak masih jadi yang paling terdepan untuk jadi cawagub Khofifah. Alasannya, Emil merupakan incumbent dan partainya, Demokrat, sudah menyatakan akan mendukung Khofifah. Selain itu, Emil juga merajai elektabilitas beberapa lembaga survei sebagai cawagub Jatim.

Pengamat Politik dari Lembaga Survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Sirajt memprediksi Khofifah akan tetap berpasangan dengan Emil Dardak di Pilgub 2024 mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab menurut Baihaki, hingga saat ini Khofifah-Emil masih menjadi pasangan yang ideal maju kembali dalam Pilgub Jatim 2024 untuk periode kedua.

"Selama ini kinerja pasangan Khofifah-Emil saat memimpin Jatim terbilang bagus. Setidaknya terlihat dari program-program yang selama ini dijalankan berpihak pada masyarakat. Salah satu indikatornya tingkat kepuasan masyarakat pada kinerja Khofifah-Emil cukup tinggi," ujar Baihaki saat dikonfirmasi detikJatim, (11/12/2023).

ADVERTISEMENT

Selain itu, lanjut Baihaki, dalam survei terakhir yang dilakukan oleh ARCI dan mencoba melakukan simulasi pasangan calon dalam Pilgub Jatim, hasilnya pasangan Khofifah-Emil masih tertinggi.

"Saat kami simulasikan dengan tiga paslon maka hasilnya, Khofifah-Emil 51,5β„…, kemudian Risma-Gus Ipul 18,6β„…, dan Abdul Halim Iskandar-Toriqul Haq 17,3β„…, dan yang tidak menjawab 12,6 %," jelasnya.

Dilihat dari beberapa faktor, Baihaki menyebut jika duet ini kembali maju dalam Pilgub 2024 mendatang, maka potensi untuk kembali menang sangat besar.

Meski begitu, Baihaki menyebut politik 2024 masih sangat dinamis. Apalagi, Emil juga santer digadang-gadang akan menjadi menteri jika Prabowo-Gibran menang di Pilpres 2024.

"Tentu semua masih dinamis. Namun, jika meniliki angka, tentu Emil favorit jadi cawagub Jatim mendampingi Khofifah. Gus Sadad dan Cak Sarmuji bisa jadi kuda hitam membayangi Emil Dardak, karena opsinya jika dari partai ya tentu para ketua-ketua partai Jatim yang sudah bekerja dan benar-benar tahu peta di Jawa Timur," tandasnya.

Ilustrasi Khofifah Pilgub JatimIlustrasi dukungan untuk Khofifah di Pilgub Jatim 2024. Foto: Sofia Emanuella Wijaya/detikJatim

Selain Emil, sejumlah nama turut meramaikan bursa cawagub Khofifah. Mereka merupakan petinggi partai politik yang mendukung Khofifah di Pilgub Jatim 2024.

Salah satunya adalah Ketua DPD Gerindra Jatim sekaligus Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad. Gus Sadad-sapaan akrabnya- juga masuk dalam bursa cawagub Jatim, bahkan juga sempat masuk dalam bursa cagub Jatim menurut beberapa lembaga survei.

Di sisi lain, Ketua Golkar Jatim M Sarmuji juga mulai muncul namanya di dalam hasil survei lokal Jatim. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini masuk dalam bursa cagub Jatim dan cawagub Jatim.

Di kubu PAN ada nama Ahmad Rizki Sadig. Meski belum sepopuler tiga lainnya, Sadig diharapkan oleh kader PAN Jatim bisa mendampingi Khofifah.

Pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Prof Anang Sujoko memprediksi akan terjadi negosiasi cukup alot antar partai politik pengusung Khofifah dalam menentukan pendamping di Pilgub Jatim 2024. Elektabilitas Khofifah yang tinggi jadi alasannya.

"Iya, tentu saja ini (pendamping Khofifah) berbicara transaksi antar partai politik tentunya, karena bagaimanapun juga Khofifah untuk maju butuh kepastian atau peluang yang lebih besar untuk menang," kata Anang kepada detikJatim.

Anang melanjutkan, posisi Khofifah sebagai Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) sudah bisa menjadi modal kuat untuk meraih suara. Sehingga, sosok akan digandeng Khofifah tentunya harus memiliki kekuatan menambah perolehan suara di luar Muslimat NU.

"Kalau sudah seperti itu, Khofifah yang memiliki basis massa di Muslimat, maka perlu menggandeng calon-calon yang mempunyai suara atau yang memungkinkan menambah suara dari unsur-unsur lain di luar Muslimat," sambungnya.

Menurut Anang, bakal ada negoisasi atau transaksi bagi partai politik koalisi yang akan mengusung Khofifah. Menurutnya, parpol-parpol yang menyatakan dukungan untuk Khofifah itu pasti akan menyiapkan kadernya untuk jadi cawagub.

"Oleh karena itu, partai-partai misalkan seperti Golkar, kemudian memungkinkan misalnya PDIP. Itu menjadi alternatif selama yang bersangkutan mau di posisikan calonnya sebagai calon wakil gubernur," tukas Dekan FISIP UB ini.




(hil/dte)


Hide Ads