Ulah Barbar Pengungsi di Tengah Padamnya Listrik Rusun Jemundo Sidoarjo

Round-Up

Ulah Barbar Pengungsi di Tengah Padamnya Listrik Rusun Jemundo Sidoarjo

Hilda Rinanda - detikJatim
Minggu, 10 Des 2023 09:18 WIB
Kantor manajemen rusun di Sidoarjo yang dirusak pengungsi.
Kantor manajemen rusun di Sidoarjo yang dirusak pengungsi/Foto: Istimewa
Surabaya -

Aksi barbar dilakukan para pengungsi di Rusunawa Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Puluhan pengungsi merusak kantor manajemen Apartemen Sederhana (Aparna) tersebut. Aksi ini dipicu atas kekecewaan pengungsi akibat pemadaman listrik dampak kebakaran gudang logistik di Sidoarjo.

Video perusakan itu viral di media sosial. Banyak narasi di video yang berseliweran di medsos menyebut oknum pengungsi yang terlibat perusakan itu merupakan etnis Rohingya.

Kasubsi Ketertiban Rudenim Wahyu Tri Wibowo membenarkan peristiwa tersebut. Perusakan kantor manajemen Aparna terjadi pada Jumat (8/12) malam sekitar pukul 19.15 WIB. Pengungsi memecahkan kaca pintu, jendela, dan pot bunga di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang benar adanya perusakan kantor manajemen Aprana di Rusunawa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo," kata Wibowo melalui telepon selulernya, Sabtu (9/12/2023).

Ditanya apakah pengungsi yang terlibat perusakan itu merupakan Rohingya, Wibowo belum bisa memastikan. Namun, Wibowo menduga perusakan bukan dilakukan oleh Rohingya.

ADVERTISEMENT

Sebab, etnis Rohingya yang menghuni rusun itu cuma berjumlah 4 orang. Selebihnya, sebanyak 297 pengungsi berasal dari berbagai negara. Antara lain Afghanistan, Somalia, Nigeria, Iran, India, Pantai Gading, Siera Leone, Kamerun, hingga Myanmar.

"Yang melakukan perusakan diduga pengungsi dari negara lain yang menempati Rusunawa Jemundo, karena kecewa listrik tidak segera menyala," jelas Bowo.

Data yang didapat detikJatim dari manajemen rusun, mayoritas pengungsi yang tinggal di sana berasal dari Afganistan. Selain Afghanistan, jumlah pengungsi dari negara lain jumlahnya tak lebih dari enam orang.

Ia menambahkan, dari informasi petugas sekuriti, listrik mati di area lingkungan Rusunawa Jemundo di Kecamatan Taman karena dampak kebakaran salah satu gudang logistik di Jalan Raya Sadang.

"Diduga yang melakukan perusakan puluhan oknum pengungsi. Namun untuk memastikan, kami kesulitan karena listrik padam, kamera CCTV tidak aktif," tandas Wibowo.

Kanwil Kemenkumham Jatim selidiki siapa pelaku yang barbar rusak rusun, baca di halaman selanjutnya!

Sementara itu, Kanwil Kemenkumham Jatim tengah menyelidiki perusakan fasilitas sarana kantor manajemen apartemen sederhana (Aparna) Puspa Agro atau Rusunawa Jemundo, Sidoarjo yang diduga dilakukan pengungsi internasional. Kemenkumham akan evaluasi penampungan pengungsi di sana.

Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim Herdaus mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan kasus perusakan yang terjadi pada Jumat (8/12) malam tersebut untuk mengetahui siapa dan apa motif perusakan itu.

"Kami sedang komunikasi dan berkolaborasi dengan pihak kepolisian untuk mendalami kasus perusakan sarana dan prasarana di tempat penampungan pengungsi Puspa Agro yang diduga dilakukan oleh pengungsi," ujar Herdaus dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/12/2023).

Herdaus menceritakan, sebelum perusakan itu terjadi, pemadaman listrik oleh PLN pada Jumat (8/12) sekitar pukul 01.30 WIB imbas kebakaran gudang logistik salah satu perusahaan marketplace di sebelah kiri area Pasar Puspa Agro.

"Jumat siang, para pengungsi protes kepada pengelola Aparna Puspa Agro karena listrik padam dianggap mengganggu aktivitas para pengungsi yang ditampung di Aparna Puspa Agro. Pihak pengelola mengupayakan recovery dengan cepat dan tepat dengan menyewa genset," ujar Herdaus.

Sorenya, genset tiba di lokasi penampungan Aparna Puspa Agro. Sejumlah petugas melakukan pemasangan dan instalasi untuk memenuhi kebutuhan listrik di penampungan.

"Sekitar satu jam setelah genset aktif, ternyata kami menerima informasi dari PLN bahwa aliran listrik telah menyala dan bisa digunakan, sehingga pemasangan dan penginstalasian genset dihentikan dan proses penyambungan kembali menggunakan aliran listrik PLN," kata Herdaus.

Namun, sekitar pukul 19.15 WIB, terdapat sejumlah pengungsi yang melakukan perusakan sarana dan prasarana di Puspa Agro.

"Informasi yang kami terima, ada sekitar 30 orang refugees melakukan perusakan dengan melempari kaca penampungan Aparna Puspa Agro," terang Herdaus.

Peristiwa perusakan dengan cara pelemparan kaca kantor Aparna Puspa Agro itu berlangsung selama 15 menit. Para perusak berhenti beraksi setelah aliran listrik di penampungan itu kembali normal.

"Para pengungsi yang melakukan perusakan lari bersembunyi," tutur Herdaus.

Herdaus menyayangkan kejadian itu. Menurutnya, aksi perusakan itu akan menjadi bahan evaluasi. Pihaknya telah mengagendakan pertemuan dengan para stakeholder termasuk dengan International Organization for Migration (IOM) pada Senin (11/12).

"Kalau melihat kronologisnya, hal ini bisa dikategorikan sebagai sikap atau perilaku pengungsi yang tidak sepantasnya. Akan ada evaluasi dan pembinaan sebagai bentuk pertanggungjawaban," ujar Herdaus.



Hide Ads