Melihat Kondisi Hunian Pengungsi Rohingya di Sidoarjo

Melihat Kondisi Hunian Pengungsi Rohingya di Sidoarjo

Suparno - detikJatim
Jumat, 08 Des 2023 10:40 WIB
pengungsi rohingya
Sulton di kamarnya yang minimalis (Foto: Suparno)
Sidoarjo -

Pengungsi Rohingya ternyata ada di Sidoarjo. Jumlah mereka ada enam, semuanya laki-laki, dan menempati Rusunawa Jemundo, Taman, Sidoarjo.

Di rumah susun sederhana itu mereka menempati kamar di lantai 4 dan lantai 5. Dari pengamatan detikJatim, pengungsi Rohingya menempati kamar dengan ukuran sekitar 3x4 meter.

Di dalam ruang tersebut terdapat satu ruang tamu, kamar tidur, ruang untuk masak, dan kamar mandi. Diruang tamu terdapat dua tempat duduk, dan satu televisi yang menempel di dinding.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam kamar ini kami tempati untuk dua orang. Ada dua tempat dengan ukuran yang minimalis," ujar Muhammad Sulthon, salah satu pengungsi Rohingya kepada detikJatim, Jumat (8/12/2023).

pengungsi rohingyaSulthon di dalam kamarnya (Foto: Suparno)

Kamar itu cukup bersih. Namun tak banyak benda atau perkakas di dalamnya. Di beberapa sudut terlihat sejumlah pakaian tertata dengan hanger.

ADVERTISEMENT

"Ya begini kondisi tempat kami, apa adanya," kata Sulthon.

Sulthon mengaku tinggal di Rusunawa Jemundo hampir 10 tahun atau sejak 2014 lalu. Sebelumnya ia ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya di Raci, Bangil, Pasuruan. Dibanding di Rudenim, tinggal di Rusunawa Jemundo jauh lebih baik dengan kebebasan yang ada meski terbatas.

Sulthon bercerita setiap bulan ia dan teman-temannya sesama penghuni Rohingya mendapatkan uang Rp 1.250.000 dari International Organization for Migration (IOM).

"Setiap tanggal 16 kami mendapatkan jatah uang untuk kebutuhan sehari-hari dari IOM sebesar Rp 1.250.000," terang Sulthon.

Apakah jumlah uang itu cukup untuk kebutuhan selama sebulan? Sulthon mengatakan tidak. Karena itu ia dan teman-temannya harus sangat berhemat agar uang itu tak habis. Karena ia mengaku juga tak bisa bekerja sehingga tak ada penghasilan tambahan.

"Sebenarnya menurut kami uang tersebut tidak cukup untuk satu bulan," kata Sulthon.

Sulthon mengaku untuk menghemat uang tersebut ia harus memasak sendiri. "Meski memasak sendiri pola makannya juga harus hemat," terang Sulthon.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads