Dua petugas Satpol PP Surabaya menjadi korban tendangan kungfu dan diinjak-injak oknum buruh dalam demo UMK Jatim 2024 Kamis (30/11/2023) menuntut keadilan.
Mereka meminta proses hukum dilanjutkan. Salah satu petugas berinisial AM menceritakan bagaimana brutalnya aksi penganiayaan tersebut.
Berikut fakta-faktanya:
1. Korban Satpol PP Ungkap Saat Minta Tolong Jalan Dibuka Sedikit untuk Warga
AM, anggota tim Jolodoro Satpol PP Surabaya itu menceritakan, Kamis (30/11/2023) siang itu pendemo memblokade jalan hingga massa buruh naik ke pedestrian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga pengendara di Jalan Ahmad Yani itu tidak bisa melintas karena jalanan penuh massa aksi yang sedang bergerak menuju ke Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan.
Salah satu warga meminta tolong kepada AM untuk membukakan sedikit jalan agar bisa lewat karena warga itu hendak menuju ke kantor.
"Nah, saya masuk minta tolong kalau boleh kasih jalan satu baris buat sepeda motor. Jadi orang biar bisa jalan," ujarnya.
2. Buruh Menolak Buka Jalan dan Menyerang Satpol PP
Oknum buruh itu bukannya memberikan ruang seperti yang diminta tapi mereka justru mulai menyerang AM. Salah satu oknum buruh melancarkan tendangan kungfu sedangkan TA yang mau menolong diinjak-injak.
Kedua petugas Satpol PP itu pun menjadi sasaran amukan pendemo. Niat baik mereka hendak menolong warga justru dibalas kekerasan hingga mengalami cedera.
"Kok mereka tambah marah-marah. Saya terus dipukul dari belakang, abis gitu TA bantuin saya. Narik, tapi nggak sampai kena tangan saya itu TA udah didorong sama massa. Dia jatuh tengkurap lalu diinjek-injek," ujarnya.
3. Satpol PP Jadi Sasaran Pengeroyokan Pendemo
Kedua petugas Satpol PP itu pun menjadi sasaran amukan pendemo. Niat baik mereka hendak menolong warga justru dibalas kekerasan hingga mengalami cedera.
"Kok mereka tambah marah-marah. Saya terus dipukul dari belakang, abis gitu TA bantuin saya. Narik, tapi nggak sampai kena tangan saya itu TA udah didorong sama massa. Dia jatuh tengkurap lalu diinjek-injek," ujarnya.
AM tak ingat berapa banyak orang yang mengeroyok. Ia hanya tahu ada banyak orang yang mencoba melukainya, meski sebenarnya ia dan rekannya sudah terluka.
"Nggak tahu berapa orang. Soalnya saya dari belakang. Nggak tahu pokoknya banyak orang gitu," katanya.
4. Dua Satpol PP Tuntut Keadilan dan Pelaku Diproses Hukum
AM pun tegas mengatakan dirinya dan TA tetap menuntut keadilan dan meminta proses hukum atas apa yang mereka alami hingga mengalami cedera cukup parah dilanjutkan.
"Laporan tetap lanjut. Menuntut keadilan. Soalnya teman saya sudah cedera," kata AM yang baru bekerja di Satpol PP selama 11 bulan itu.
5. Akibat Tendangan Pendemo Petugas Satpol PP Dirawat di RSUD Soewandhie
Dua petugas Satpol PP berinisial AM dan TA mengalami cedera retak tulang dada dan patah tulang belikat. Keduanya harus menjalani rawat inap di RSUD dr Soewandhie Surabaya.
6. Belum Ada Permintaan Maaf dari Pendemo
AM juga menyebutkan bahwa hingga saat ini ia belum menerima permintaan maaf secara langsung dari para pelaku yang melakukan pengeroyokan kepada dirinya. Namun ia sempat mendengar bahwa sudah ada permohonan maaf yang masuk ke Satpol PP Surabaya.
"Belum ada permintaan maaf langsung," ujar AM.
AM sendiri mengaku akan menerima permintaan maaf dari pelaku, namun ia menegaskan bahwa proses hukum akan tetap berlanjut. Apalagi kondisi rekannya TA yang juga turut menjadi korban bisa dibilang cukup parah.
"Kalau minta maaf kita kasih, tapi jalur hukum tetap berjalan. Apalagi yang parah teman saya, dia diinjak-injak," jelas AM.
(hil/fat)