Dalihnya baru pertama kali kerja di Ponorogo, perempuan pengemis yang modusnya meminta sumbangan ke warga memilih bermalam di sebuah hotel dekat tempat kerjanya di Alun-Alun Ponorogo. Bukan cuma sehari, perempuan itu tinggal di hotel yang bukan ecek-ecek itu selama 8 hari.
Pertanyaannya, berapa sih penghasilannya dalam sehari? Fakta tentang kisaran penghasilan perempuan pengemis elite itu terungkap saat Satpol PP turut menggaruknya dalam razia pengamen dan pengemis di Alun-Alun Ponorogo.
Alun-alun Ponorogo memang kerap jadi sasaran para pengemis dan pengamen. Sebab, lokasi itu menjadi salah satu tempat hiburan yang lengkap dan bisa dijangkau masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah ruang publik itu terdapat permainan anak-anak. Banyak keluarga yang mengajak anak mereka untuk bermain di sana sekaligus menghabiskan waktu dengan suasana taman yang rindang.
Selain itu di sekitar lokasi alun-alun itu terdapat deretan warung makan dan juga jajanan. Sehingga para pengunjung tidak perlu lagi jauh-jauh mencari makanan di tengah aktivitas healingnya. Di tengah aktivitas warga itulah para pengamen dan pengemis memanfaatkan situasi.
Satpol PP Ponorogo sudah cukup lama mengincar para pengamen dan pengemis ini. Terutama karena mereka kerap mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada sejumlah pengemis yang marah bila cuma diberi uang Rp500 atau Rp1.000.
"Ya memang mereka ini dikasih Rp 500 atau Rp 1.000 sering marah, makanya setelah ini kami gelar razia secara rutin," kata Kabid Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat Umum Satpol PP Ponorogo Subiyantoro, Minggu (3/12/2023).
Keputusan untuk menggelar razia secara rutin itu dipicu tertangkapnya A yang dianggap menjadi kasus yang unik hasil razia pengemis yang telah dilakukan. Pengemis itu sampai menginap di hotel yang menurut Subiyantoro bukan hotel ecek-ecek.
Mulanya, A turut terciduk dalam razia yang digelar Subiyantoro dan rekan-rekannya. Pengemis elite itu ketahuan menginap di hotel saat penggeledahan barang dilakukan oleh petugas.
"Beberapa hari terakhir kami memang razia pengemis. Salah satunya yang unik dan bikin kaget ya ada satu pengemis menginap di hotel ini," kata Subiyantoro.
Dalam razia itu petugas meminta para pengamen dan pengemis untuk menunjukkan identitas masing-masing dan memeriksa isi tas yang mereka bawa. Keberadaan A menjadi atensi karena dia ber-KTP Jombang dan ditemukan kunci kamar hotel di dalam tasnya.
"Ditemukan KTP. Dari KTP itu salah satu dari pengemis merupakan warga Jombang. Juga terdapat kunci hotel di dalam tas pengemis berinisial A ini," imbuh Subiyantoro.
Setelah ditanyai lebih lanjut, pengemis berjilbab cokelat itu ternyata seorang tunawicara. Dia mengaku sudah 8 hari di Ponorogo dan lebih memilih menginap di hotel karena dirinya baru sekali ini mengemis di Ponorogo.
"Modalnya cuma kardus, kemudian sengaja berangkat dari Jombang menggunakan bus. Sampai di sini mengemis dan menginapnya di hotel," kata Subiyantoro.
Dia menduga bahwa penghasilan A dari mengemis di Alun-Alun Ponorogo pasti mencapai lebih dari Rp 100 ribu per hari. Karena itulah, Subiyantoro menduga perempuan itu berani dan sanggup membayar hotel untuk menginap selama 8 hari.
"Hotelnya saja berapa? Berani menginap dan sudah lebih dari sepekan. Hotelnya di tengah kota lho! Bukan hotel melati yang ecek-ecek," katanya.
(dpe/iwd)