Satpol PP Surabaya menciptakan aplikasi Sistem Pengawasan Terpusat Jaga Kota Surabaya (Sapu Jagat) untuk membantu dan memastikan kenyamanan warga. Aplikasi ini bisa mengetahui informasi keberadaan petugas di lapangan dari hasil titik GPS yang dipantau mobilitasnya.
"Aplikasi Sapu Jagat kami gunakan untuk melakukan pelacakan atau tracking titik lokasi petugas Satpol PP di lapangan. Tracking dilakukan berdasarkan wilayah atau zona yang telah ditentukan," kata Kepala Satpol PP Kota Surabaya M Fikser, Minggu (3/12/2023).
Fikser mengatakan, Sapu Jagat memiliki berbagai tujuan. Seperti memberikan rasa aman kepada warga hingga memastikan semua tempat di Surabaya nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu juga bertujuan memastikan di setiap Traffic Light (TL) tidak ada warga Surabaya yang terganggu, baik dari pengamen dan sebagainya," ujarnya.
Tujuan lainnya untuk memastikan pejalan kaki merasa aman dan nyaman ketika berjalan di pedestrian. Termasuk memastikan PKL bisa berjualan tanpa mengganggu pedestrian.
Ia mengatakan terdapat fitur pelacak nama dan lokasi petugas ketika di lapangan pada aplikasi ini. Kemudian memantau jarak tempuh yang dilalui petugas.
"Aplikasi ini terhubung handphone petugas di lapangan. Nah, ketika petugas akan menjalankan (tugas), maka dia harus mengaktifkan GPS lokasi dan itu langsung terhubung dengan admin," jelasnya.
Fikser berharap aplikasi Sapu Jagat membuat petugas Satpol PP lebih efektif dalam menjalankan tugasnya. Keamanan dan kenyamanan warga pun dapat terjaga sebagaimana harapan dan keinginan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Ke depannya diharapkan aplikasi Sapu Jagat dapat digunakan seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemkot Surabaya. Khususnya yang memiliki banyak petugas.
"Ke depan aplikasi ini bukan hanya untuk Satpol PP, tetapi semua PD yang memiliki anggota personel banyak akan mendapatkan aplikasi ini, untuk melakukan monitoring kepada seluruh satgas anggota yang ada di lapangan," harapnya.
Menurutnya, saat ini waktunya teknologi mendukung kinerja para petugas di lapangan. Karena dengan banyaknya penduduk di Surabaya tidak bisa hanya dilakukan pengawasan dari tenaga manusia saja.
"Keterbatasan personel, luas wilayah dan tingkat permasalahan yang cukup besar, maka teknologi menjadi solusi yang cukup baik untuk membantu tugas-tugas kami," pungkasnya.
(irb/sun)