Dua petugas Satpol PP ditendang dan diinjak-injak oknum buruh pendemo UMK Jatim 2024 di Surabaya. Mengenai insiden tersebut, juru bicara massa aksi unjuk rasa kawal UMK Jatim 2024 angkat bicara.
Nuruddin Hidayat selaku juru bicara massa aksi mengatakan dari seragam oknum buruh penendang Satpol PP yang videonya tersebar di aplikasi perpesanan dan media sosial, dia benarkan itu memang bagian dari massa buruh.
Terlihat dalam video tersebut seorang pria mengenakan kaos berwarna hitam dengan penutup kepala merah terlihat menendang seorang petugas yang memakai seragam Satpol PP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau lihat video sepertinya benar (seragam buruh), cuman persoalannya saya kurang tahu itu," kata Nuruddin saat dihubungi detikJatim, Kamis (30/11/2023).
Dia mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui penyebab pasti penganiayaan yang dilakukan oknum buruh kepada petugas Satpol PP itu. Namun dia mengaku sempat melihat ada ketegangan di Jalan Ahmad Yani.
"Pas di atas mokom (mobil komando) tadi saya sempat lihat rame-rame di dekat Dolog (Jalan Ahmad Yani). Saya pikir ada gesekan sama polisi karena dilarang melintas di jalur utama," ujarnya.
Dia pun berjanji akan mencari tahu bagaimana kronologi lengkap peristiwa penganiayaan terhadap petugas Satpol PP itu agar nantinya pihaknya bisa mengambil sikap atas kejadian itu.
"Saya cari dulu ke kawan-kawan garda metal, karena kalau lihat dari seragamnya teman-teman garda metal. Saya mau klarifikasi apa yang terjadi. Kalau memang diperlukan bertemu dengan rekan Satpol PP, maka akan kami pertemukan," katanya.
Saat ini, kedua petugas Satpol PP AM dan TA yang menjadi korban tendangan dan sempat diinjak-injak mengalami cedera dan harus menjalani perawatan di RSUD dr Soewandhie. Kedua petugas juga telah melakukan visum untuk bukti pelaporan ke Polrestabes Surabaya.
"Ya. Rawat inap. Untuk observasi. Kondisi kesehatan sementara stabil. Masih dalam pemeriksaan lebih lanjut," kata Dirut RSUD dr Soewandhie dr Billy Daniel Messakh saat dihubungi detikJatim.
Kepala Satpol PP Surabaya M Fikser menjelaskan insiden itu bermula saat petugas Satpol PP berinisial AM dan TA sedang bertugas menjaga pedestrian sebelum Bundaran Dolog hingga Royal Plaza naik sepeda angin.
Saat itu Jalan Ahmad Yani ke arah tengah Kota Surabaya ditutup massa buruh yang hendak berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan. Akibatnya, sejumlah warga pengendara tidak bisa melintas.
Ada beberapa orang warga yang meminta tolong Satpol PP membukakan akses jalan agar bisa segera berangkat ke kantor. Kedua petugas Satpol PP itu pun berinisiatif berbicara kepada salah satu pendemo meminta izin agar dibukakan sedikit akses jalan untuk warga.
Namun, petugas Satpol PP itu justru diserang oleh pendemo. Salah satu petugas itu ditendang hingga terjungkal di kawasan pedestrian. Petugas lain yang hendak menolong rekannya dikeroyok dan diinjak-injak.
"Dia (petugas) mau membantu warga memberikan jalan. Pada saat itu terjadi perdebatan, oknum buruh itu tidak terima terus melakukan kekerasan. Ada dua anggota saya yang satu yang ditendang, yang viral itu, dan satunya diinjak-injak. Diambil terus diinjak-injak," ujar Fikser.
Fikser mengatakan petugas Satpol PP AM sampai terjungkal usai ditendang oleh pendemo. Sedangkan satu petugas lainnya TA diinjak-injak oleh para pendemo hingga keduanya mengalami cedera. Beruntung ada sebagian massa pendemo yang melerai rekannya yang sedang emosi.
Pihak Satpol PP Surabaya telah melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Surabaya. Berkaitan kasus penganiayaan itu pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan dan mencari alat-alat bukti.
(dpe/iwd)