Kekeringan panjang membuat BPBD Kabupaten Blitar kekurangan dana untuk dropping air bersih. Anggaran yang disiapkan untuk 50 kali dropping air bersih, melonjak hingga 5 kali lipat.
Hingga kini, masih dua kecamatan di Blitar Selatan yang meminta dropping air bersih. Yakni Kecamatan Wates dan Panggungrejo. Dua daerah ini mengalami kekeringan lebih awal dan masih berlangsung di awal musim hujan akhir tahun ini.
Kalaksa BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Berrtyanto memaparkan, pihaknya telah menganggarkan dana sekitar Rp 17 juta untuk biaya operasional sebanyak 50 kali dropping air bersih. Namun adanya musim kemarau yang lebih panjang dari prediksi membuat permintaan air bersih melonjak hingga 5 kali lipat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rekapitulasi kami, sampai hari ini total sebanyak 257 rit dropping air bersih. Ini tentu di luar prediksi kami," ungkap Ivong dikonfirmasi detikJatim, Rabu (29/11/2023).
Data dari BPBD Kabupaten Blitar yang tercatat sejak 23 Agustus sampai 29 November 2023, jumlah total penerima dropping air bersih sebanyak 1.944 KK. Mereka tersebar di 10 desa di 5 kecamatan. Yakni Kecamatan Wates, Panggungrejo, Binangun, Wonotirto dan Gandusari. Sebanyak 1.566.000 liter air bersih telah dikirimkan.
"Karena bencana merupakan tanggung jawab bersama, adanya kerjasama pentahelix sangat dirasakan manfaatnya saat ini. Karena saat kami kehabisan dana, beberapa stakeholder lain membantu ikut mengirimkan air bersih," tandasnya.
Tak hanya instansi pemerintah, Ivong menyebut, berbagai elemen masyarakat bersinergi menuntaskan kebutuhan air bersih di wilayah Blitar Selatan ini. Apalagi, dua kecamatan di Blitar Selatan tersebut masih mengalami kekeringan sampai saat ini.
Topografi perbukitan kars membuat air hujan di awal musim ini langsung terserap, tidak sempat tertampung di sumber-sumber yang ada.
(irb/fat)