Dalam pembukaan acara, Penasihat DPC GOPTKI Kabupaten Lamongan Anis Kartika Yuhronur Efendi mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting, karena akan memberikan dampak pada peningkatan prestasi belajar dan pembentukan karakter anak.
"Masa transisi PAUD dan TK di Kabupaten Lamongan yang disingkat Gerai Si Dilan, ini sangat penting untuk diperhatikan. Karena diharapkan, di masa transisi anak dapat melakukan kegiatan yang menyenangkan sekaligus bermanfaat," tuturnya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/11/2023).
"Karena ini dapat meningkatkan prestasi belajar, membentuk karakter, tidak mudah menyerah, mandiri, yang di dalamnya juga upaya pengoptimalan potensi," sambungnya.
Lebih lanjut, pada kegiatan bertema 'Membangun Sinergi Guru dan Orang Tua dalam Mewujudkan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan' ini, ia berharap anak usia dini mendapatkan hak pendidikan sesuai dengan kesiapan dalam bersekolah.
"Dengan adanya proses belajar ini harus dirubah. Merdeka belajar itu intinya, apapun kegiatan yang diberikan ke anak, selama menempuh pendidikan anak merasa bahagia baik PAUD dan jenjang selanjutnya," imbuh Anis.
Di tengah 200 tenaga pendidik TK, ia pun mengimbau agar tidak ada lagi kompetisi atau perlombaan antar anak-anak. Sebab, ia menilai hal tersebut dapat memberikan rasa tidak nyaman pada anak.
"Makanya TK harus ditiadakan lomba-lomba, tapi bisa dengan gebyar, dari situ jenengan bisa mengetahui anak-anak yang berbakat di bidangnya, dan dapat ditemukan terbaik. Semuanya bisa dikasih reward, entah stampel atau bintang," katanya.
Lebih lanjut, Anis juga menekankan adanya peran serta tenaga pendidik dan orang tua dalam mengarahkan anak dimasa tumbuh kembang anak.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Munif Syarif mengatakan berdasarkan klasifikasi usia, yang tergolong anak usia dini, yakni anak yang berusia 0-8 tahun.
Berdasarkan hal tersebut, ia menyebut pendidikan holistik integratif tidak hanya diterapkan pada jenjang pendidikan TK namun juga pendidikan Sekolah Dasar (SD) kelas 1 dan 2.
"PAUD holistik integratif tidak hanya memberikan pembelajaran, tapi juga gizi, pola hidup sehat, agar anak-anak kita terjadi kendala karena kesehatan yang kurang bagus," ucap Munif.
Di lain sisi, Asesor BAN PAUD Jatim sekaligus Kabid Diklat Sapulidi 12 Mitra Pembangunan Kemendikbud Provinsi Jawa Timur Suwarti mengatakan setiap tenaga pendidik harus memahami dan mengetahui karakter anak didiknya. Sehingga dapat memberikan stimulus pembelajaran yang sesuai dengan anak.
(prf/ega)