Detik-detik Istri Bupati Trenggalek Diusir Anggota DPRD Jatim di Acara UMKM

Detik-detik Istri Bupati Trenggalek Diusir Anggota DPRD Jatim di Acara UMKM

Sugeng Harianto - detikJatim
Kamis, 23 Nov 2023 15:48 WIB
Istri Bupati Trenggalek Novita Mochamad
Istri Bupati Trenggalek Novita Hardini/Foto: Instagram/@novitamochamad
Magetan -

Istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Novita Hardini mengaku trauma usai diusir anggota Komisi E DPRD Jatim di Magetan. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (21/11/2023) siang, sekitar pukul 10.00 WIB hingga 11.00 WIB.

Saat itu, Novita sedang menghadiri undangan kegiatan UMKM oleh Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur. Undangan ini terkait pemberian materi program Kementerian Koperasi dan UKM tentang penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB). Novita hadir dengan kapasitas sebagai Ketua Garda Transfumi yang mengurusi UMKM.

Istri orang nomor satu di Trenggalek itu diusir ketika menjadi pembicara dalam acara tersebut. Pengusiran oleh anggota Komisi E DPRD Jatim dilakukan secara tidak secara langsung, namun dengan penekanan ke pegawai Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadian sekitar antara pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB kali ya. Jadi saya sampaikan bahwa pengusiran itu tidak secara eksplisit, misal diusir (sudah jangan ke sini) tidak," kata Staf Garda Transfumi Jatim, Rani Dwi Sartikasari saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (23/11/2023).

Pengusiran yang dimaksud, lanjut Rani, yakni penjelasan Novita saat memberikan materi kepada ratusan UMKM di Magetan dipotong. Waktu memberikan materi yang seharusnya selama 120 menit, namun hanya bisa dilakukan secara singkat.

ADVERTISEMENT

novita

"Waktu di rundown sesi kami (Garda Transfumi) 120 menit, tapi penyampaian materi berlangsung cepat intinya ingin segera diselesaikan sesinya," papar Rani.

Rani yang mendampingi Novita mengaku saat pemotongan sesi pemberian materi, Novita belum selesai menjawab pertanyaan peserta UMKM.

"Sesi waktunya ibu buru-buru diakhiri karena tekanan. Materi sudah selesai tapi diskusi jawab pertanyaan dari pelaku usaha belum selesai," jelas Rani.

Menurut Rani, ada pihak dari pegawai Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim yang memberitahu jika ada Anggota DPRD Jatim tidak berkenan atas kehadiran Novita. Anggota DPRD Jatim itu mengirim pesan WhatsApp kepada Pegawai Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim bahwa ia tak berkenan ada Novita.

"Ada informasi pesan dari bapak penyelenggara, bapak yang support kolaborasi sinergi itu (DPRD Jatim Komisi E). Mbak Rani ini ada pesan dari pak dewan bahwa sesi ini juga harus segera diakhiri karena yang datang adalah pesertanya dari beliau (istri bupati)," sambung Rani.

Rani menyebut, acara Novita Hardini tidak ada muatan politik. Novita hadir memenuhi namun undangan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim. Novita sendiri merupakan Ketua Garda Transfumi Jatim yang ditunjuk Kementerian Koperasi dan UKM.

"Padahal di situ kami hanya menjalankan tugas untuk menyampaikan materi. Untuk melayani pelaku usaha saja, tanpa ada maksud apapun, hanya menjalankan tugas sesuai poksinya. Hanya itu dan sudah sesuai prosedur," ungkap Rani.

Sementara itu, Novita Hardini bercerita ia sempat kaget dengan perlakuan panitia saat dirinya baru datang saat acara. Dia mengaku langsung diberikan mikrofon oleh pihak MC, padahal saat itu ia masih ingin ke toilet.

"Waktu baru tiba acara saya langsung disodori mik saat datang dan biasanya ada urutannya dulu. Tapi ini saya duduk dulu, saya bilang ke MC-nya saya ke toilet dulu karena buru-buru. Kaget juga saat saya senyum, mereka-mereka gak senyum balik diam dan saya pikir mungkin orang Magetan begini, nggak pikir apa-apa saya," jelas Novita.

Tak hanya itu, Novita menegaskan, dirinya tak terbersit sedikit pun soal berkampanye dalam acara tersebut. Ia murni ingin menghadiri acara untuk memberi pelayanan sebagai Ketua Garda Transfumi Jatim pendamping UMKM dalam penerbitan NIB.

"Saya pribadi tidak ada pikiran bahwa agenda yang saya datangi ada muatan politik. Karena di mata saya ini murni pelayanan. Saya tidak berkompetisi. Saya hadir untuk bekerja. Ada program penerbitan 1.000 NIB (Nomor Induk Berusaha) tiap wilayah kota kabupaten di Jatim yang juga untuk kesejahteraan UMKM," ungkap Novita.

Novita menambahkan saat itu jumlah peserta mencapai sekitar 400 anggota UMKM di Magetan. "Ada lebih 400 peserta UMKM," tandas Novita.

Sebelumnya, Novita mengungkapkan aksi pengusirannya ini di akun instagram pribadinya. Curhatannya pun viral hingga menyebar di media sosial lain, seperti TikTok dan aplikasi percakapan WhatsApp.




(hil/fat)


Hide Ads