Niat dua bocah Sampang, Madura pergi ke Jakarta dihentikan polisi. SZ dan D dikejar polisi saat menerobos lampu merah di wilayah Kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah. Mereka kemudian diamankan di polsek setempat.
"Waktu itu, SZ yang nyetir menerobos lampu merah, kemudian dikejar sama polisi. Saya dibawa ke sana (kantor polisi)," kata D saat ditemui di Polsek Pengarengan Sampang, Rabu (22/11/2023).
Sementara paman SZ bernama Jauhari mengaku tidak mengetahui rencana kepergian keponakannya ke Jakarta. Keluarga hanya kebingungan mencari dua bocah SD itu karena tidak pulang hingga malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak curiga kalau dia mau pergi sejauh itu. Bahkan sempat ketemu di jalan, namun SZ yang berboncengan dengan D itu melaju begitu saja, saya pikir sekadar main di daerah sini," cerita Jauhari.
Ia baru mengetahui SZ pergi ke Jakarta saat istrinya ditelepon anggota Polsek Tengaran pada Senin (20/11/2023). Setelah dikirimi foto dan video, Jauhari pun bergegas menuju lokasi untuk menjemput mereka.
"Awalnya saya nggak percaya kalau mereka ada di sana, kan banyak penipuan, apalagi anak itu bawa motor butut. Saya baru percaya ketika anggota polsek mengirim foto dan video, sehingga saya langsung jemput mereka," ungkapnya.
Di sanalah Jauhari diberi tahu bahwa dua bocah itu hendak pergi ke Jakarta. "Untungnya diamankan polsek. Saat saya tanya, sisa uangnya tinggal Rp 10 ribu," ucap Jauhari.
D mengaku mereka hanya membawa uang Rp 105 ribu. Uang Rp 100 ribu ia dapat dari pinjam temannya, sedangkan Rp 5 ribu merupakan sisa uang jajannya.
"Rp 5 ribu itu sisa uang jajan yang diberi ibu (bibi yang mengasuhnya) Rp 20 ribu, kalau Rp 100 ribu itu pinjam sama teman sebelum berangkat," ucap D.
Dengan uang segitu, mereka hanya makan mi instan sekali. Dua bocah itu juga terpaksa tidur di pinggir jalan di daerah Tuban.
"Saya cuma makan mi instan sekali, berhenti beli bensin enam kali, tapi lupa tempatnya. Istirahat semalam di gardu di pinggir jalan, kalau nggak salah di Tuban," terangnya.
Senada, SZ juga mengaku mereka berangkat tanpa persiapan matang. Ia dan D hanya membawa baju yang dipakai dan sandal jepit. Mereka bahkan tidak memakai helm, dan tidak membawa surat-surat kendaraan.
"Ya nggak bawa apa-apa yang penting berangkat ke Jakarta. Kami menyetir bergantian, tanpa menggunakan helm dan selama perjalanan tidak bertemu polisi," tutur SZ.
(irb/fat)