"Rp 5 ribu itu sisa uang jajan yang diberi ibu (bibi yang mengasuhnya) Rp 20 ribu. Kalau Rp 100 ribu itu pinjam sama teman sebelum berangkat," ucap D ditemui di Polsek Pengarengan Sampang, Rabu (22/11/2023).
D mengaku mereka hanya makan mi instan sekali dalam perjalanan ke Jakarta. Untuk istirahat pun mereka bermalam di pinggir jalan di daerah Tuban.
"Saya cuma makan mi instan sekali, berhenti beli bensin enam kali (Rp 10.000 sekali ngisi), tapi lupa tempatnya. Istirahat semalam di gardu pinggir jalan, kalau nggak salah di Tuban," imbuhnya.
SZ juga mengakui kepergian mereka ke Jakarta tanpa persiapan matang dan terbilang mendadak. Mereka hanya membawa baju yang dipakai berupa kaus oblong, celana pendek, dan sandal jepit.
"Saya ngajak teman berangkat siang sekitar pukul satu siang. Ya nggak bawa apa-apa, yang penting berangkat ke Jakarta," ucap SZ santai ditemui di lokasi yang sama.
SZ mengatakan ia memanfaatkan Google Maps karena tidak mengetahui rute dari Sampang ke Jakarta. Ia juga baru pertama kali ke luar kota.
"Kami menyetir bergantian, tanpa menggunakan helm, dan selama perjalanan tidak bertemu polisi," ujar SZ.
Namun, ketika sampai di wilayah Kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah, mereka dicegat polisi karena menerobos lampu merah. SZ dan D pun diamankan ke polsek setempat, sebelum dipulangkan ke Sampang.
"Waktu itu SZ yang nyetir menerobos lampu merah, kemudian dikejar sama polisi. Saya dibawa ke sana (kantor polisi)," kata D menambahkan.
(irb/fat)