Seorang pemotor perempuan tergeletak penuh darah di Jalan Ahmad Yani Surabaya. Ia menjadi korban kecelakaan oleh pemotor lain.
Kecleakaan itu terjadi pada Senin (20/11/2023) sekitar pukul 10.00 WIB. Tepatnya di Jalan Ahmad Yani 116 Surabaya atau di depan Mapolda Jatim.
Korban yang diketahui bernama Nunung Widayati itu mengalami luka di pelipis mata kanan. Kepalanya membentur aspal dan helmnya terpental usai menabrak sisi belakang motor yang dikendarai pemotor lain, Akhdan Sayudha Aksmana (18).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabid Darlog BPBD Linmas Surabaya Buyung Hidayat mengatakan perempuan 65 tahun itu sedang mengendarai motor Yamaha Mio bernopol W 2980 MN dari arah Ahmad Yani menuju Wonokromo. Warga Banjar Sugihan Surabaya itu melaju dengan kecepatan sedang.
Namun, ia terkejut ketika berada di depan Mapolda Jatim. Sebab, motor yang dikendarai Akhdan tiba-tiba berbelok atau berubah haluan secara tiba-tiba.
"Menurut korban, mereka melaju bersamaan dari arah selatan ke utara tepat di Jalan Ahmad Yani, di depan Polda Jatim, pemotor 1 (Akhdan) tiba-tiba berbelok arah dan pemotor 2 (Nunung) tidak bisa mengendalikan laju kendaraan dan menabrak bagian belakang pemotor 1 (Akhdan)," kata Buyung dalam keterangannya, Senin (20/11/2023).
Seketika Nunung dan Akhdan terjatuh. Akhdan mengalami luka ringan berupa lecet di tangan dan kaki sementara Nunung mengalami benturan keras dan mengalami luka robek di pelipis kanan.
"1 korban (Nunung) dikondisikan kepolisian di RS Bhayangkara menggunakan R3 (Tossa), permasalahan diselesaikan secara kepolisian," paparnya.
Dari pantauan detikJatim, sejumlah personel kepolisian berupaya menolong para korban. Salah satunya dengan mengatur arus lalin di sekitar lokasi. Namun, tak ada satupun petugas polisi yang tergerak untuk membantu Nunung yang tergeletak penuh darah di jalan raya.
Seorang polisi kemudian membuka pakaian dinasnya. Ia meletakkan seragam dinasnya untuk menutupi tubuh hingga kepala Nunung sembari menunggu ambulans tiba di lokasi.
Polisi itu adalah Iptu Guntur, Komandan Kapal Patroli Cepat Kalimas X-2006 Ditpolairud Polda Jatim. Kepada detikJatim, Guntur mengatakan hatinya tergerak ketika melihat seorang perempuan tergeletak penuh darah di tengah jalan. Terlebih, Nunung masih sadarkan diri.
"Saya tidak tega melihat korban (Nunung) tergeletak, penuh darah, tidak ada yang membantu," ujarnya.
Guntur mengaku kala itu ia sedang dalam perjalanan berdinas di Mako Ditpolairud Polda Jatim di Tanjung Perak Surabaya. Namun, ia melihat seorang wanita tergeletak penuh darah di depannya. Sontak, ia berhenti dan menghampiri.
Guntur awalnya mengira Nunung sudah meninggal. Lantas, ia mencari dedaunan, koran, atau benda apapun yang dapat digunakan untuk menutupi jasad. Namun, ia tak menemukannya. Lalu, ia memutuskan untuk melepas seragam dan menutupkan pada tubuh Nunung.
Ketika ditutupkan pada tubuh Nunung, Guntur malah kaget. Sebab, korban yang ia kira sudah meninggal ternyata masih sadarkan diri.
"Saya kira (Nunung) sudah almarhum, saya salah tangkap, ya saya kasih selimut lah supaya tidak kepanasan. Tapi pas saya tanya ternyata masih hidup ya bersyukur saya, katanya masih sehat," ujar polisi dengan 2 balok di pundaknya itu.
Guntur lantas mencoba untuk membantu proses evakuasi Nunung ke ambulans. Namun, ambulans yang dinanti-nanti tak kunjung tiba.
Dengan ilmu dasar dan tugas harian sebagai SAR di polisi air, Guntur mengakui bahwa memang tak bisa asal-asalan mengevakuasi korban laka lantas. Sebab, bila salah penanganan, akan berakibat fatal
"Penanganannya bukan lama, apalagi dia kan sadar, setelah saya tanya ternyata memang masih sadar, kalau kita salah salah prosedur untuk angkat maka malah pernapasan dan tulang yang patah maka akan semakin parah. Tapi, karena saya tahu teori dan tahu posisi itu, ya saya angkat, tadi kan lihat sendiri to," tuturnya.
30 menit berselang, ambulans yang dinanti tak kunjung tiba. Guntur yang merasa Nunung perlu bantuan dan penanganan lebih cepat pun mencari alternatif lain.
Saat melihat ada motor roda 3 melintas, ia menghentikannya seketika itu juga. Lalu, mengangkat Nunung dengan teknik khusus penanganan korban laka ke motor bak terbuka itu. Sebab, ia merasa Nunung harus segera dievakuasi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Tadi penonton malah banyak, kendaraan semakin banyak, malah macet lalin gara-gara nonton, akhirnya terpaksa fasilitas yang ada, ada roda 3 kan lewat saya berhentikan, saya gendong korban bareng anggota lalu saya angkat dan letakkan ke motor, alhamdulillah korban masih selamat, tapi tak bisa diajak tanya jawab," jelasnya
Tanpa pikir panjang, Guntur lantas membawa Nunung ke RS Bhayangkara. Beruntung, Nunung mendapat perawatan medis dan nyawanya terselamatkan.
"Alhamdulillah, beliau sehat, sudah bisa diajak komunikasi lagi," tutupnya.
(pfr/iwd)