Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo memberikan nilai 5 dari 10 terkait penegakan hukum di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Penilaian Ganjar itu ditanggapi oleh Partai Demokrat.
Kepala Bakomstra Demokrat Herzaky Mahendra heran dengan pernyataan Ganjar. Menurutnya, apa yang disampaikan Ganjar justru mengkritik cawapresnya sendiri yakni Mahfud Md.
"Ini suatu hal pertama kali terjadi dalam sejarah, seorang capres mengkritisi pekerjaan cawapresnya. Kita kan tahu, cawapresnya Mas Ganjar itu Mahfud Md, beliau Menkopolhukam. Jadi kalau kita bicara penegakan hukum yang diberi nilai 5, jadi sama saja Mas Ganjar menilai kinerja Pak Mahfud ini sangat jelek," kata Herzaky di sela acara pembekalan caleg DPR RI Demokrat di Hotel Aston Madiun, Senin (20/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita sangat bingung di sini, seharusnya capres-cawapres saling mendukung dan mengapresiasi," tambahnya.
Wakil Komandan Bravo TKN Prabowo-Gibran ini menyebut, seharusnya capres mengapresiasi cawapresnya sendiri. Bahkan kalau perlu, capres mengapresiasi paslon lain.
"Kami misalnya, pak Prabowo bahkan dengan capres lain, cawapres lain mengapresiasi. Kita ingat saat di KPU, Prabowo memuji apa yang disampaikan Anies-Muhaimin," jelasnya.
"Dan ini ada yang luar biasa, ternyata di sebelah capres sendiri mengkritisi cawapresnya. Bagi kami ini suatu hal kontradiktif ya," lanjutnya.
Herzaky melanjutkan, penegakan hukum di Indonesia memang belum sempurna dan itu merupakan tugas bersama untuk diperbaiki di masa yang akan datang.
"Kami berharap penegakan hukum di Indonesia semakin baik. Tentu kita mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Polri, kejaksaan, MK, MA, dan KPK serta berbagai institusi penegakan hukum lainnya," ujarnya.
"Tapi tentu pasti tidak sempurna, pasti adalah kurang, ya wajar ada kritikan dan masukan untuk perbaikan ke depannya. Ini yang buat kita ayo sama-sama diamati, cermati, apa yang dirasa kurang, apa yang perlu diperbaiki, ya kita sampaikan untuk bahan perbaikan ke depan," tandasnya.
(hil/dte)