Warga dan pengendara dikejutkan dengan kecelakaan lalu lintas di Menur Pumpungan Surabaya. Sebuah Toyota Kijang Innova menabrak 2 pemotor hingga mengakibatkan 1 orang tewas seketika.
Dari informasi yang dihimpun, pengemudi Innova berinisial AL (16) dan penumpangnya, MT (16). Keduanya masih berstatus pelajar, namun sudah mengendarai mobil Toyota Innova putih dengan nopol L 1151 OA. AL tak memiliki SIM maupun KTP.
Warga geram saat mengetahui jika pengemudi mobil masih pelajar dan tak mempunyai SIM. Sebab, sempat dihentikan, namun AL dan MT justru diduga hendak kabur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kesaksian dari warga yang geram datang dari Maulidil Amin. Kepada detikJatim, ia mengaku kesal dengan pemobil lantaran diduga akan kabur ke arah barat. Meski, sudah dihadang warga dan pengendara lain di sekitar TKP.
Pria yang akrab disapa Amin itu mengatakan mobil melaju timur ke barat dengan kecepatan tinggi. Setibanya di Menur Pumpungan, AL dan MT menabrak motor pertama yang dikendarai Ester Narwati (38). Bukannya berhenti, pemobil justru tancap gas lagi.
Ia menduga, pemobil panik dan ketakutan. Sebab, menabrak pohon di sekitar lokasi hingga roboh. Lalu, pemobil tancap gas lagi dan berjalan melawan arah.
Nahas, dari arah barat, ada pengendara motor bernama Prawito (56). Nahas, ia ditabrak oleh pemobil, dilindas, bahkan terseret hingga beberapa meter ke arah barat.
"Lalu ada sepeda 2 (Prawito) yang ditabrak lawan arah lalu dilindas, kemudian diseret ke arah barat. Jadi dia bawa orang sama sepeda, tapi tetap jalan terus dengan kondisi sepeda masih nyantol (tersangkut)," kata Amin saat ditemui detikJatim di sekitar TKP, Sabtu (18/11/2023).
Amin menyaksikan bagaimana kejinya pemobil melindas tubuh warga Menur Gang 5 Surabaya itu. Lalu, menyeret motor hingga ke depan kampus Stiesia Surabaya.
"Selain tabrak 2 motor, pengemudi (mobil) juga tabrak pohon sampai ambruk. Setelah itu oleng karena bannya mbledos (meletus) yang depan kanan, setelah mbledos nabrak motor 2 itu," imbuhnya.
Usai menabrak, warga dan pengendara di sekitar lokasi berusaha menolong para korban. Sebagian lagi berupaya menghentikan laju mobil yang dikendarai AL dan MT.
Ia menduga pemobil hendak melarikan diri. Sebab, beberapa kali dicegat, mereka berusaha mencari celah dan tetap memacu kendaraan ke arah barat.
Beruntung, ada seorang pemobil lain yang langsung menghadang dan menghentikan AL dan MT. Seketika itu, AL dan MT diinterogasi warga ke pos penjagaan Stiesia.
Amin dan para saksi lainnya mengaku terkejut ketika pemobil itu turun. Sebab, keduanya masih berstatus pelajar dan tak dapat menunjukkan identitas.
"Pasca kejadian pemobil diamankan di pos keamanan Stiesia, saya menduga mau kabur, tapi akhirnya berhenti setelah diberhentikan mobil Avanza warna putih (pengendara sekitar) di dekat TKP sini. Pas turun, kita kaget, ternyata mereka masih (AL dan MT) kecil, masih anak-anak, mereka mengaku dari warga sekitar sini kok. Kita tanya identitas dan SIM belum punya," ujarnya.
Usai kejadian itu, ia lantas berupaya membantu korban luka. Sementara, untuk korban tewas ia tutup dengan dedaunan dan surat kabar bekas sembari menunggu petugas tiba di lokasi.
"Saya langsung halau warga mendekat agar TKP tidak tercemar, tidak lama gitu petugas datang langsung pendataan dan olah TKP. Motor sama pengemudi dibawa (polisi) ke arah barat sana, kalau korban ke RS bareng ambulans," tutup pria yang juga bertugas sebagai Pam (pengamanan) Swadaya Klampis Surabaya itu.
(pfr/iwd)