RSUD dr Soewandhie kini memiliki pelayanan untuk pasien kanker, yakni radioterapi. Layanan ini diharapkan dapat mengurai antrean pasien kanker yang ada di RSPAL dr Ramelan dan RSU dr Soetomo.
Dirut RSUD dr Soewandhie, dr Billy Daniel Messakh mengatakan sejak Januari hingga saat ini pihaknya telah melakukan 1.000 pelayanan kemoterapi terhadap 350 pasien kanker. Jumlah pasien kanker ini meningkat dibandingkan tahun 2022 lalu.
"Tahun sebelumnya sekitar 275. Tren semakin meningkat. Apakah semua warga Surabaya? Masih campur. Tapi pasti angkanya semakin meningkat," kata dr Billy saat ditemui detikJatim di RSUD dr Soewandhie, Kamis (16/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dilakukan kemoterapi, penyembuhan kanker bisa dilakukan dengan layanan radioterapi. Radioterapi di RSAL dr Ramelan dan RSU dr Soetomo memiliki waktu tunggu lama untuk pasien kanker. Dengan adanya di RSU dr Soewandhie, diharapkan dapat mengurangi beban antrean.
![]() |
"Betul (bisa mengurai antrean pasien kanker di RSPAL dr Ramelan dan RSU dr Soetomo). Kebutuhan pasien. Kalau ga ke sini ke Malang (radioterapi)," ujarnya.
"Saat ini antrean bisa 1 tahun di RSPAL dr Ramelan belum dapat terapi meninggal, di RSU dr Soetomo 3-6 bulan. Melalui pemkot Surabaya diajukan dan setuju diajukan," tambahnya.
Di RSUD dr Soewandhie, masih belum bisa dipastikan bisa mengurai berapa lama waktu tunggu antrean pasien kanker. Karena sejak mendapatkan izin pelayanan September lalu, pihaknya belum bekerja sama dengan BPJS untuk mengcover biaya radioterapi pasien.
Sehingga, sejak September hingga kini pasien kanker yang melakukan radioterapi menanggung biaya sendiri. Jumlahnya juga tidak sebanyak pasien kanker pada pelayanan kemoterapi.
"Sementara kita belum bekerja sama dengan BPJS. Proses sudah berjalan. Kemungkinan besar Desember mulai (bekerja sama dengan BPJS). Pasien yang sudah dirawat sementara umum, umum sangat mahal pasien masih sedikit, masih 4," jelasnya.
dr Billy mengatakan dengan pelayanan radioterapi ini bisa membuat sel kanker tenang. Sehingga tidak tumbuh dan menjadi ganas.
"Kanker tidak seperti tifus, dikasih obat sembuh total. Kanker agar rileks, tenang, tidak kambuh. Itu targetnya. Karena alat ini membunuh sel target ganas pakai alat seperti ini. Jika mati (sel) tidak tumbuh lagi," pungkasnya.
(esw/iwd)