Proses islamisasi di Pulau Jawa tidak lepas dari peran Sunan Bonang. Ia merupakan wali yang bertugas menyebarkan dakwah Islam di daerah Tuban.
Salah satu bentuk keberhasilan metode dakwah yang dilakukan Sunan Bonang terlihat dari pendirian Masjid Agung Tuban. Masjid ini berada di Jalan Bonang, Kutorejo, Kecamatan Tuban.
Di belakang masjid tersebut terdapat makam Sunan Bonang. Sampai detik ini, bangunan masjid tersebut masih menjadi kebanggaan masyarakat Tuban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya dijadikan sebagai tempat beribadah, masjid ini mempunyai nilai sejarah. Sehingga ditetapkan sebagai benda cagar budaya.
Baca juga: Kisah Sunan Bonang, Dakwah Lewat Seni |
Masjid Agung Tuban:
1. Sejarah Berdirinya Masjid Agung Tuban
Dikutip Samidi dalam jurnal berjudul Sejarah, Bangunan, dan Fungsi Masjid Agung Tuban Jawa Timur, Masjid Agung Tuban diperkirakan dibangun Sunan Bonang sekitar tahun 1486. Bentuk asli bangunan masjid yang masih terjaga sampai sekarang adalah tempat untuk pengimaman (mihrab). Selain tempat itu telah mengalami perbaikan seiring berjalannya waktu.
Masjid tersebut dibangun kembali dan diresmikan Bupati Tuban Raden Tumenggung Kusumodikdo pada 29 Juli 1894. Itu dibuktikan dengan temuan prasasti di bagian depan bangunan masjid.
Prasasti tersebut mengungkap sejarah peletakan batu pertama oleh Bupati Tuban ke-35 itu. Proses pembangunan dilakukan dari hasil gotong-royong masyarakat Tuban.
Sementara status tanah yang digunakan untuk mendirikan masjid belum tertulis. Sehingga pada masa pemerintahan Hindia Belanda, tanah tersebut dilimpahkan kepada negara dan diakui sebagai tanah negara. Pascakemerdekaan, tanah masjid tersebut diserahkan kepada pihak pengelola masjid dan dijadikan sebagai tanah wakaf.
Dulu, masjid ini bernama Masjid Jami. Akan tetapi karena terletak di wilayah kabupaten, maka sekitar tahun 1970 mengalami perubahan nama menjadi Masjid Agung. Hingga pada 2004, dilakukan renovasi secara total yang mengubah bentuk bangunan Masjid Agung Tuban.
2. Jejak Dakwah Sunan Bonang
Sunan Bonang merupakan putra Sunan Ampel dari pernikahannya dengan putri Arya Teja Bupati Tuban bernama Nyai Ageng Manila. Ia dikenal sebagai tokoh Wali Songo yang berperan dalam menyebarkan dakwah Islam di daerah Tuban. Ia menguasai ilmu tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan berbagai ilmu kesaktian.
Dalam perjalanan dakwahnya, Sunan Bonang memanfaatkan media kesenian dan kebudayaan agar mudah diterima oleh masyarakat. Salah satunya menggunakan perangkat gamelan Jawa yang diberi nama Bonang atau induk kemenangan.
Dalam proses perkembangan pewayangan, Sunan Bonang menjadi dalang yang mengajarkan ajaran rohani melalui pergelaran wayang. Sunan Bonang juga telah menyempurnakan susunan gamelan atau menggubah irama tembang-tembang macapat. Ia juga menambahkan perlengkapan untuk memperkaya pementasan wayang.
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/iwd)