Warga Jawa Timur diimbau waspada menjelang musim hujan. Pasalnya bencana hidrometeorologi seperi tanah longsor, banjir kerap menerjang saat musim hujan. Hal itu diungkap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut warga memiliki waktu satu bulan bersiap-siap mencegah bencana alam jelang musim hujan. Terutama saat musim hujan yang diprediksi hujan terjadi mulai Oktober-Desember 2023.
"Ya, secara umum 60 persen, daerah-daerah di Indonesia sudah hujan. Sehingga warga memiliki waktu satu bulan bersiap-siap mencegah bencana alam," kata Muhari dalam live BNPB Indonesia yang dilihat detikJatim, Selasa (14/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang patut diwaspadai, jelas Muhari, yakni warga yang tinggal di kawasan perbukitan. Pasalnya, rawan longsor atau keretakan tebing-tebing.
"Patut diwaspadai tebing-tebing apakah ada keretakan. Jika memang ada keretakan, harus waspada karena retakan itu akan diisi air yang bisa mengancam beragam bencana," tambahnya.
Selain itu, tambah dia, pesisir utara dan selatan Jatim rawan banjir rob. Untuk itu harus dilakukan pemantauan prediksi cuaca dan tinggi gelombang.
"Kawasan pesisir waspada banjir rob, selalu memantau prediksi cuaca dan tinggi gelombang. Melakukan perbaikan, perawatan pelindung pantai untuk melindungi abrasi, banjir rob hingga banjir kiriman," tegasnya.
Sementara kawasan perkotaan yang wajib diperhatikan yakni Jakarta, Semarang dan Surabaya. Kepala daerah harus memastikan drainase bersih dari sampah dan melakukan mitigasi.
"Surabaya salah satunya. Sistem drainase harus bersih dan baik dari sampah. Sistem drainase perkotaan di Surabaya tidak dirancang untuk menampung debit air yang cukup dan populasi sepadat sekarang. Sehingga harus dipastikan tidak ada sampah menumpuk dan menyumbat, semua bersih sehingga tidak menyebabkan banjir," tandasnya.
(hil/fat)