Kebakaran Gunung Lawu Capai 2 Ribu Hektare, Water Bombing Sehari 25 Kali

Kebakaran Gunung Lawu Capai 2 Ribu Hektare, Water Bombing Sehari 25 Kali

Sugeng Harianto - detikJatim
Minggu, 08 Okt 2023 16:32 WIB
Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggunakan helikopter water bombing untuk memadamkan kebakaran di kawasan Gunung Lawu yang terbakar di Ngawi, Jawa Timur, Rabu (4/10/2023). BNPB mengoperasikan helikopter untuk melakukan pemadaman kebakaran dengan metode water bombing mulai Selasa (4/10) di Gunung Lawu yang terbakar sejak sejak Jumat (29/9). ANTARA FOTO/Siswowidodo.
Tim BNPB menggunakan helikopter water bombing untuk memadamkan kebakaran di kawasan Gunung Lawu yang terbakar di Ngawi, Jawa Timur, Rabu (4/10/2023). Foto: Antara Foto/Siswowidodo
Ngawi -

Kebakaran hutan di Gunung Lawu belum berhasil dipadamkan dan meluas hingga 2 ribu hektare. Tim satgas penanggulangan bencana kebakaran hutan TNI-Polri dan BPBD masih terus melakukan pemadaman.

"Dari data Perhutani luas area Karhutla 2 ribu hektare lahan daerah terdampak kebakaran. Kami terus berupaya pemadaman dengan cara manual dan sistem tembak air water bombing," kata Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (8/10/2023).

2 ribu lahan terdampak kebakaran tersebar di tiga wilayah, yakni Ngawi paling luas 1.300 hektare dan Magetan 700 hektare. Water bombing dilakukan sehari sekitar 25 kali bergilir di Ngawi dan Magetan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap hari rata-rata dilaksanakan 25 kali water bombing dengan cakupan wilayah bergantian baik di Ngawi maupun Magetan," kata Argo.

Argo menyebutkan penanganan kebakaran hutan dan lahan terhambat karena terkendala wilayah dan kondisi cuaca. Saat ini kebakaran hutan sudah merembat ke wilayah Jateng di Karanganyar.

ADVERTISEMENT

"Cuaca angin kencang jadi faktor penyebab cepatnya api merambat dan meluas. Pengaruh cuaca kabut dan angin kencang menjadi kendala pelaksanaan saat water bombing, sehingga heli tidak dapat terbang melakukan pengeboman air," jelas Argowiyono.

"Sinergi dan soliditas Satgas Gabungan Karhutla Gunung Lawu, yakni TNI-Polri, Perhutani, KLHK, BPBD kabupaten/kota/provinsi, BNPB, relawan Tagana, trail, perangkat desa, LMDH, dan seluruh elemen terkait lainnya, mempengaruhi percepatan penanganan kebakaran hutan Gunung Lawu," tandas Argo.




(irb/iwd)


Hide Ads