Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menargetkan menang Pilpres 2024 dalam 1 putaran. Seiring dengan tren elektabilitas Prabowo-Gibran yang terus merangkak naik di sejumlah survei, TKN meyakini target menang 1 putaran itu bisa tercapai.
"Semoga pemilu cukup selesai di Februari 2024 dengan jujur dan adil. Supaya kita bisa fokus membangun Indonesia maju untuk kita bersama," jelas Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Grace Natalie saat silaturahmi Koalisi Indonesia Maju Jatim di DoubleTree Hotel, Jalan Tunjungan, Surabaya, Senin (13/11/2023).
Grace menyatakan, elektabilitas Prabowo-Gibran menurut sejumlah lembaga survei sudah di angka 40 persen lebih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut sejumlah lembaga survei kan sudah ada di atas 40 persen atau mendekati (50 persen). Dan trennya kan naik ya, karena kita mantan lembaga survei juga, yang dibaca itu kan tren ya. Artinya, ada kesempatan kalau tren itu bisa dijaga, ini (pilpres) bisa satu putaran," jelasnya.
Grace menyebut keyakinannya Prabowo-Gibran bisa menang satu putaran didasari oleh ilmu, dalam hal ini adalah angka-angka dari lembaga survei.
"Ini saintifik ya, bukan dengan sesuai tuduhan pemilu yang di-legitimate dan sebagainya," jelasnya.
Grace berharap agar Pilpres 2024 bisa selesai di bulan Februari agar pembangunan ekonomi di Indonesia bisa berlanjut.
"Target ya, kalau mau satu putaran kan DCT 50 persen plus 1, karena kalau satu putaran itu artinya kita punya banyak waktu. Hemat biaya karena kalau nggak, ekonomi mandeg, karena sepanjang tahun 2024 pemilu saja," beber Grace.
"Februari pemilu pilpres, pemilukada Oktober-November, itu ekonomi nggak gerak, wait and see semua. Jadi kalau bisa satu putaran lah, biar kita fokus membangun maju," ucapnya.
Grace juga menyinggung saat ini publik tidak suka disuguhi politik dengan narasi negatif hingga fitnah.
"Backfire (menjadi bumerang), ternyata berdasarkan survei, bukan saya yang ngomong ya. Ternyata justru yang mengambil keuntungan adalah atau suaranya malah lari yang membuang isu, yang melempar isu malah suaranya tergerus sendiri. Artinya, publik sudah bisa membaca bahwa artinya ini kontestasi dan publik nggak suka dengan cara-cara orang yang membuat fitnah, narasi-narasi negatif yang tanpa ada buktinya," bebernya.
'Karena semua kan tidak bisa menunjukkan buktinya? Hanya melempar isu," tambahnya.
Grace ditanya siapa sosok atau pihak yang sering melempar isu negatif dan fitnah, ia menjawab demikian. "Dilihat saja suara yang turun siapa," tandasnya.
(dpe/dte)