Sejarah Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan 10 November

Sejarah Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan 10 November

Nadza Qur - detikJatim
Jumat, 10 Nov 2023 10:10 WIB
Ilustrasi 7 Hal Unik Tentang Planet Mars yang Perlu Diketahui oleh Si Kecil
Ilustrasi Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan. Foto: Getty Images/SDI Productions
Surabaya -

Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan atau World Science Day for Peace and Development diperingati setiap tanggal 10 November. Peringatan ini fokus pada ilmu pengetahuan dan relevansinya dalam kehidupan sehari hari.

Ilmu pengetahuan dinilai memiliki peran untuk menjaga perdamaian dan pembangunan. Jadi, ilmu pengetahuan menjadi faktor penting dan diperlukan agar pembangunan menjadi lebih baik.

Ilmu adalah kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya ilmu kedokteran, energi, pertanian, industri, budaya, hukum, komunikasi, dan lain sebagainya. Dan, peringatan ini untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi tentang perkembangan sains.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan

Dilansir dari situs resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia, Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan merupakan hasil positif dari Konferensi Dunia Sains 1999 di Budapest. Peringatan ini terfokus pada komitmen terhadap sains dan masyarakat.

ADVERTISEMENT

Peringatan ini juga menjadi kesempatan mempertegas komitmen tahunan untuk mencapai tujuan yang dicanangkan dalam Deklarasi Ilmu Pengetahuan dan Penggunaan Pengetahuan Ilmiah dan untuk menindaklanjuti rekomendasi Agenda Sains: Kerangka Kerja untuk Aksi.

UNESCO menetapkan peringatan Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan pada tahun 2001. Dan sejak saat itu, telah banyak menghasilkan program, proyek, dan pendanaan nyata untuk sains di seluruh dunia.

Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan juga telah mampu mendorong kerja sama antar ilmuwan di wilayah yang rusak karena konflik. Salah satunya, Organisasi Sains Israel-Palestina (IPSO).

Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan pertama kali dirayakan 2002 . Banyak yang terlibat dalam perayaan tersebut seperti pemerintah, lembaga ilmiah dan penelitian, organisasi antar pemerintah dan non pemerintah, Komisi Nasional UNESCO, asosiasi profesi, guru sains, media, dan sekolah.

Tujuan Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan

Mengutip laman resmi PBB, perlu pendekatan yang menghubungkan sains dan masyarakat. Dan, Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan hadir untuk itu, yaitu memastikan masyarakat mendapat informasi mengenai perkembangan sains.

Sementara para ilmuwan berperan penting memperluas pemahaman mengenai bumi dan pengetahuan di dalamnya. Berikut tujuan Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan.

  • Memperkuat kesadaran publik tentang peran sains untuk masyarakat yang damai dan berkelanjutan.
  • Mempromosikan solidaritas nasional dan internasional untuk ilmu pengetahuan bersama antar negara.
  • Memperbaharui komitmen nasional dan internasional untuk penggunaan ilmu pengetahuan untuk kepentingan masyarakat.
  • Menarik perhatian pada tantangan yang dihadapi oleh ilmu pengetahuan dalam meningkatkan dukungan untuk usaha ilmiah.

Peringatan Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan memiliki manfaat dalam memberikan kesempatan untuk mobilisasi semua aktor sains, yaitu mulai dari pejabat pemerintah, media, hingga siswa sekolah.

UNESCO pun mendorong semua orang ikut bergabung dalam merayakan peringatan Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan. Caranya dengan mengadakan acara atau aktivitas untuk memperingatinya.

Tema Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan 2023

Mengutip laman resmi PBB, Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan 2023 mengusung tema 'Membangun Kepercayaan Terhadap Sains'. Ilmu pengetahuan memiliki peran membentuk masa depan kolektif apabila ada kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan.

Kepercayaan terhadap sains dapat mendorong penerapan solusi dan pengembangan bukti terhadap beragam tantangan dunia, dan merupakan masalah kompleks. Sehingga berpengaruh terhadap cara ilmuwan beroperasi dan cara pandang masyarakat terhadap ilmu pengetahuan.

Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads