Sudah sepekan lamanya pelawak Eko Londo dirawat di IGD RSU dr Soetomo setelah mengalami kecelakaan tunggal. Eko Londo mengalami gegar otak berat hingga patah tulang dada.
Salah satu tim bedah saraf yang menangani Eko Londo, dr Pandu Wicaksono SpBS (K) mengatakan kondisi pasien saat datang keadaannya berat dan tidak sadar. Setelah sepekan dirawat, pasien sudah menunjukkan respons yang baik dan kesadaran naik, meski belum bisa diajak berkomunikasi.
"Pasien datang dengan kesadaran sangat turun. Masuk kategori gegar otak berat. Kondisi kesadaran rendah, hampir mendekati koma," kata dr Pandu saat ditemui detikJatim di RSU dr Soetomo, Jumat (3/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan bantuan ventilator, tim medis mencoba menstabilkan pernapasan dan jantung Cak Eko Londo. Setelah kondisi stabil, dilakukan pemerikasaan laboratorium, rontgen dan CT scan. Sebab terdapat pendarahan kecil di otak akibat benturan di kepala saat kecelakaan.
"Pendarahan kecil tidak ada suatu efek masa atau penekanan di otak yang signifikan. Kita observasi dulu sambil lihat kondisi. Kita menduga dengan CT scan kepala, kemungkinan kerusakan bukan hanya pendarahan, tapi sampai ke dalam sel-selnya karena saking hebatnya benturan, bisa putus atau terpelintir. Itu yang memengaruhi kesadaran memproses respon dari luar," jelasnya.
Selain itu, terdapat permasalahan pada paru-paru karena ada patah tulang pada bagian dada. Sehingga paru-paru pasien diberikan obat penunjang dan oksigen, karena mengeluarkan dahak terus-menerus.
"Ini trauma ada pemeriksaan leher. Ada sedikit kecurigaan pergeseran leher. Sementara masih observasi. Kita pikirkan untung dan rugi. Saat ini fokus memperbaiki kondisi saraf dan organ lainnya. Belum ada (tindakan) operasi," ujarnya.
Sementara dokter pananggung jawab pelayanan (DPJP) ICU RSU dr Soetomo, Dr dr Maulydia SpAn-TI Subsp TI (K) mengatakan paru-paru Eko Londo mengalami luka akibat patah tulang di dada. Hal itu yang memperberat perawatan. Pada hari pertama perawatan di ICU, Eko Londo sudah memakai ventilator untuk membantu pernapasan.
"Saat datang kondisi tidak begitu bagus. Perawatan selama ini obat-obatan yang dimasukkan, cairan dan nutrisi. Parameter hari ini membaik. Oksigen awalnya 100% (yang diberikan), turun 80%, sekarang 40%. Kita sudah gak pakai obat penenang seperti awal, sekarang setop. Mulai ada pergerakan kecil. Sudah ada perbaikan walau kecil. Paru-paru bekas benturan masih tampak putih," kata dr Mauly.
Ia menjelaskan kerusakan paru-paru bukan murni karena patah tulang, melainkan benturan yang cukup keras saat kecelakaan. Terlebih, di dada pasien terdapat luka lama dtambah luka baru.
"Paru-paru memar karena benturan. Dampak itu yang kita atasi, salah satunya dengan ventilator. Salah satu musuh yaitu lendir yang harus dikeluarkan terus. Infeksi yang harus diwaspadai. Infeksi paru yang dilawan. Kita berjuang agar riak tidak berwarna hijau," jelasnya.
Anak bungsu Eko Lonco, Herlina Puspitasari (30) menceritakan, pada Jumat (27/10) dini hari ia didatangi oleh PMI mengabarkan ayahnya mengalami kecelakaan tunggal di Jalan dr Soetomo dan dibawa ke RSU dr Soetomo. Kemudian ia dan keluarga lainnya menuju RS melihat ayahnya sudah keadaan tidak sadarkan diri.
"Saya menemani, tapi papa kondisi tidak sadar. Kita lihat, sekarang respons sudah ada pergerakan dari papa," Herlina.
Herlina bercerita sebelum kejadian, ayahnya sempat pulang pada Kamis (26/10) pukul 21.00 WIB pakai mobil. Kemudian keluar rumah lagi berganti kendaraan, membawa motor.
Ia menduga ayahnya saat itu kelelahan. Sebab, dari pagi sudah keluar rumah karena ada pekerjaan pentas menghibur penonton.
Anak kelima pelawak yang mempunyai nama asli Eko Kurniawan Untoro ini berharap ayahnya bisa pulih dan beraktivitas kembali. Herlina pun tak kuasa menahan tangis ketika meminta doa kepada masyarakat untuk kesembuhan ayahnya.
"Kita berharap lebih baik kesehatannya bisa sembuh juga, pulih kembali, sehat kembali. Kita percayakan tim dokter. Kita berdoa terus setiap hari. Minta doa kepada seluruh masyarakat agar papa saya cepat diberikan kesembuhan, pulih dan sehat kembali," pungkasnya.
(esw/iwd)