Ibu-ibu Jangan Remehkan Sering Beser, Itu Gejala Gangguan Dasar Panggul!

Ibu-ibu Jangan Remehkan Sering Beser, Itu Gejala Gangguan Dasar Panggul!

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 31 Okt 2023 06:30 WIB
Ilustrasi wanita di toilet
Ilustrasi beser. (Foto: iStock)
Surabaya -

Masalah gangguan dasar panggul lebih banyak dialami perempuan seiring dengan bertambahnya usia. Simak sejumlah gejala yang menandai terjadinya gangguan dasar panggul tersebut.

Guru Besar Uroginekologi Rekonstruksi, Disfungsi Seksual Perempuan, Stem Cell FK Unair Prof Dr dr Eighty Mardiyan Kurniawati Sp OG Subsp Urogin-RE menyampaikan penjelasan.

Gangguan dasar panggul adalah kondisi klinis yang disebabkan kelemahan atau kerusakan dasar panggul. Bisa berupa Inkontinensia Urin (IU) atau beser, hingga Prolaps Organ Panggul (POP).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, gejala lainnya berupa overactive bladder atau kandung kemih terlalu aktif, disfungsi seksual, hingga inkontinensia fekal dan flatal atau ketidakmampuan menahan buang air besar atau buang angin.

Menurutnya, dari hasil penelitian yang ada, lebih dari 50% wanita yang melahirkan mengalami gangguan dasar panggul, terutama POP dan Inkontinensia Urin.

ADVERTISEMENT

Kejadian itu meningkat seiring bertambahnya usia, terutama wanita paruh baya dan lanjut usia.

Guru Besar FK Unair Prof Dr dr Eighty Mardiyan Kurniawati Sp OG Subsp Urogin-RE.Guru Besar FK Unair Prof Dr dr Eighty Mardiyan Kurniawati Sp OG Subsp Urogin-RE. (Foto: Istimewa)

Prof Eighty menjelaskan bahwa bidang Uroginekologi Rekonstruksi ialah cabang keilmuan obstetri dan ginekologi yang mempelajari dan melakukan tata laksana gangguan dasar panggul ini.

Selama ini, kata dia, masalah kesehatan uroginekologi kurang dapat perhatian. Sebab kasusnya jarang mengancam jiwa. Padahal ini bisa membuat kualitas hidup wanita menurun.

"Saya terdorong untuk memberikan solusi alternatif kepada wanita di Indonesia untuk mengatasi permasalahan kesehatan uroginekologi. Harapannya, wanita di Indonesia memiliki angka harapan hidup dan kualitas hidup yang baik di usia senja," ujarnya, Senin (30/10/2023).

Berkaca dari permasalahan ini, Prof Eighty membuat inovasi terapi regeneratif dengan memanfaatkan membran amnion. Terapi regeneratif adalah salah satu langkah alternatif dan efektif untuk mengatasi permasalahan uroginekologi.

"Pemanfaatan membran memiliki kebermanfaatan dalam terapi regeneratif baik dari sisi ketersediaan, biaya yang relatif terjangkau dan kesederhanaan isolasi. Nantinya, membran amnion akan dikombinasikan dengan material lainnya untuk menciptakan tiga kelompok. Yakni, komposit berbasis amnion, amnion membrane extract (AME), dan hidrogel berbasis membran amnion," jelasnya.

Ia menjabarkan pemanfaatan membran amnion juga berfungsi sebagai bahan pendukung kasus cacat vaginase. Membran amnion telah teruji mengobati cacat pada dinding vagina dengan minim komplikasi yang serius.

Selain itu, membran amnion juga dimanfaatkan untuk pembuatan liang vagina di ruang vesikorektal serta penggunaan vaginal mold. Dengan ini, membran amnion menghasilkan anatomi dan fungsi yang memuaskan dengan morbiditas perioperatif rendah.

"Tentu, saat ini sudah saatnya untuk memberikan perhatian yang khusus pada permasalahan uroginekologi di Indonesia dengan memanfaatkan membran amnion," pungkasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads