Jembatan kaca penghubung Kampung Warna Warni dengan Kampung Tridi di kawasan Jodipan, Kota Malang mengalami keretakan di bagian kaca. Hal ini membuat warga di sekitar khawatir bakal kejadian seperti insiden jembatan kaca The Geong.
Seperti diketahui, jembatan kaca di Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jateng itu pecah hingga menewaskan 1 dari 11 wisatawan yang sedang berada di atas jembatan tersebut.
"Kami tidak ingin seperti di Banyumas itu. Nanti pecah atau bagaimana. Kami khawatir soal keamanan jembatan, karena melihat ada keretakan itu," ujar Ketua RW XII Adnan saat ditemui detikJatim di kediamannya, Jumat (27/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikJatim saat mengunjungi jembatan kaca itu dari Kampung Tridi, Jumat (27/10) pukul 10.00 WIB, retakan kaca itu terlihat pada lapisan atas lantai kaca jembatan. Tepatnya pada sisi utara.
Adnan mengatakan bahwa keretakan itu sudah diketahui warga sejak sekitar sebulan yang lalu. Perihal keretakan lantai kaca jembatan itu sudah disampaikan warga kepada dinas terkait.
"Sudah satu bulan lalu diketahui ada keretakan itu. Apakah hanya pada lapisan atas saja atau sampai ke dalam. Makanya, kami laporkan ke dinas pariwisata, untuk bisa segera dilakukan pengecekan," kata Adnan.
Namun, lanjut Adnan, laporan warga soal adanya keretakan jembatan kaca tersebut tidak segera direspons oleh dinas terkait.
"Belum ada tindak lanjut. Padahal kami khawatir soal keamanan pengunjung yang melewati jembatan. Kalau sudah dicek dan dinyatakan masih aman, kita kan lega. Tidak was-was lagi," bebernya.
Setelah diberitakan di media massa, Pemkot Malang akhirnya merespons keluhan warga tentang keretakan jembatan kaca itu. Pemkot pun memutuskan untuk menutup sementara jembatan kaca itu untuk waktu yang belum ditentukan.
"Sementara ditutup (jembatan kaca), untuk keselamatan," ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi ketika dihubungi detikJatim, kemarin.
Baihaqi mengaku penutupan sementara jembatan kaca ini agar wisatawan maupun warga tidak melintas. Penutupan itu juga telah dikoordinasikan dengan Pokdarwis Kampung Warna-warni dan Pokdarwis Kampung Tridi.
"Pokdarwis kedua kampung akan diskusi, saran kami ditutup dulu," akunya.
Hasil pengecekan. Baca di halaman selanjutnya.
Disporapar Kota Malang telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang. Mereka akan melakukan pengecekan kondisi jembatan kaca itu secara bersama-sama.
Kemarin, DPUPRPKP Kota Malang telah menerjunkan tim untuk meneliti keretakan pada jembatan kaca Kampung Warna Warni itu. Hasilnya, Tim DPUPRPKP Kota Malang menilai struktur jembatan masih aman. Perbaikan bisa dilakukan dengan menambal lapisan yang mengalami keretakan.
Kadis PUPRPKP Kota Malang Dandung Djulhanjanto menuturkan jembatan kaca penghubung Kampung Warna-Warni dan Kampung Tridi itu mengalami keretakan di sisi utara antara cor dengan tempat penampang kaca untuk pelat besi.
Namun, kata Dandung, keretakan itu tidak sampai terjadi pada bagian bawah lantai jembatan. Sehingga dapat dipastikan konstruksi bawah jembatan masih kokoh dan kuat.
"Hasil tinjauan di situ ada keretakan, antara cor-coran di ujung dengan tempat penampang kaca untuk plat itu. Tapi secara terstruktur di bawahnya masih kuat," ujar Dandung.
Untuk mengatasi itu, Dandung mengaku saat ini pihaknya sedang menyusun rencana bagaimana metode dan model perbaikan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keretakan jembatan kaca tersebut.
"Ini kami sedang melakukan observasi terkait dengan keretakan itu. Kemudian nanti kami juga observasi lagi terkait model perbaikannya seperti apa," tuturnya.
Jembatan kaca yang melintang dengan ketinggian 9,5 meter di atas sungai Brantas itu memiliki panjang 20 meter dengan lebar 1,25 meter itu menjadi penghubung antara Kampung Tridi dengan Kampung Warna-warni.
Kapasitas jembatan kaca itu diketahui mampu menahan beban sampai 100 orang. Tapi menurut warga setempat pengecekan kelayakan jembatan itu tidak secara berkala dilakukan.
Jembatan kaca penghubung Kampung Tridi dan Kampung Warna-Warni diresmikan oleh Wali Kota Malang Moch Anton pada Senin 9 Oktober 2017. Saat itu, jembatan kaca tersebut diklaim menjadi yang pertama ada di Indonesia.