Mengenal Soegondo, Ketua Kongres Pemuda II 1928 Asal Tuban

Mengenal Soegondo, Ketua Kongres Pemuda II 1928 Asal Tuban

Neshka Rizkita - detikJatim
Sabtu, 28 Okt 2023 10:00 WIB
Soegondo Djojopoespito, Sosok di Balik Sumpah Pemuda
Patung Soegondo Djojopoespito/Foto: Andika Prasetia/detikcom
Tuban -

Soegondo Djojopoespito adalah salah satu tokoh yang memainkan peran penting dalam pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam Sumpah Pemuda.

Dilansir dari situs resmi Kemdikbud, Soegondo lahir di Tuban pada 22 Februari 1904. Ayahnya bernama Kromo Sardjono, penghulu dan mantri juru tulis desa di Tuban.

Kromo menikah lagi dan menjadi lurah di Brebes, Jawa Tengah ketika Soegondo masih kecil. Setelah itu, Soegondo dan adiknya Soenarjati menjadi anak angkat pamannya Hadisewojo. Ialah yang mendidik Soegondo dan adik-adiknya dari HIS di Tuban hingga RH di Batavia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadisewojo juga mengangkat Sudarjati yang merupakan anak sepupu keluarga Brotoamidjojo, serta Sumijati anak sepupu keluarga Soekadji. Sehingga Hadisewojo memiliki empat anak angkat yang saling terkait saudara sepupu.

Pada 1911-1918, Soegondo mendaftar di Holland Indische School (HIS). Setelah itu, belajar di Meer Uitgebreid Lder Onderwijs (MULO) hingga 1921. Soegondo lalu melanjutkan ke Algemeene Middelbare School (AMS) pada 1924. Dan, memilih sekolah hukum RHS (Recht Hogeschool) setelah menyelesaikan AMS.

ADVERTISEMENT

Namun, pendidikannya di RHS hanya sampai lulus tingkat Candidat Satu (C1). Beasiswanya dicabut karena aktivitas politik Soegondo, ditambah lagi pamannya meninggal dunia.

Peran Soegondo dalam Sumpah Pemuda

Soegondo bergabung dengan PPPI (Persatuan Pemuda-Pemuda Indonesia). Soegondo ikut dalam Kongres Pemuda I pada 1926. Pada Kongres Pemuda II tahun 1928, ia menjadi ketua atas persetujuan Mohammad Hatta. Ia dipilih karena anggota PPPI, kelompok pemuda yang saat itu independen dan tidak didasarkan pada suku-suku tertentu.

Dalam Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta, menghasilkan Sumpah Pemuda 1928. Pada kongres itu, para pemuda menyetujui trilogi satu nusa, satu bangsa, satu bahasa: Indonesia.

Seperti yang diketahui, trilogi itu dimulai pada detik-detik terakhir kongres, ketika M Yamin yang duduk di sebelah Soegondo, menyodorkan secarik kertas dan berbisik, "ik heb een elegante formule voor de resolutie" (saya mempunyai rumusan resolusi yang lebih luwes).

Satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa tertulis dalam secarik kertas itu, yang dikenal sebagai trilogi. Setelah itu, Soegondo membuat paraf pada kertas itu dan menyatakan setuju, yang diikuti anggota lain.

Selain trilogi itu, lagu kebangsaan Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman juga disetujui. Saat itu, WR Supratman berbisik meminta izin kepada Soegondo untuk memperdengarkan lagu Indonesia Raya yang dia buat.

Karena kongres dijaga polisi Hindia Belanda dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti dibubarkan atau para peserta ditangkap, Soegondo secara diplomatis berbisik-bisik kepada WR Supratman untuk memperdengarkan lagu Indonesia Raya dengan biolanya. Dengan cara ini, kata Indonesia Raya dan Merdeka tidak terdengar sama sekali.

Penghargaan untuk Soegondo:

1. Tanda Kehormatan Republik Indonesia

Pada 1978, pemerintah memberikan Tanda Kehormatan Republik Indonesia: Bintang Jasa Utama atas jasa Soegondo selama muda dalam memimpin Sumpah Pemuda. Ia juga diberi Satya Lencana Perintis Kemerdekaan pada 1992.

2. Wisma Soegondo Djodjopoespito Cibubur

Wisma Soegondo Djodjopoespito Cibubur milik PP-PON (Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional), yang dibangun Kemenpora dan diresmikan Menpora pada 18 Juli 2012. Kini bernama Gedung Pertemuan Pemuda.

Gedung ini terbuka untuk umum, terutama untuk kegiatan pemuda dan olahraga lokal dan nasional. Saat peresmian, dilakukan penggemblengan anggota Paskibraka 2012.

3. Belum Jadi Pahlawan Nasional

Banyak pelaku sejarah Sumpah Pemuda 1928 telah diakui sebagai Pahlawan Nasional. Namun, Soegondo belum menjadi Pahlawan Nasional. Kemenpora baru mengusungnya menjadi Pahlawan Nasional pada Juli 2012.

Itulah seputar Soegondo Djodjopoespito, tokoh Sumpah Pemuda. Terkait perannya dan penghargaan yang didapatkan dari pemerintah. Semoga artikel ini bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Neshka Rizkita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads