Hari Sumpah Pemuda adalah peristiwa bersejarah yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Momentum ini mengingatkan kepada pemuda-pemudi yang telah berjuang memerdekakan Indonesia sebagai negara berdaulat.
Berbagai kegiatan peringatan Hari Sumpah Pemuda dapat membangkitkan semangat juang para generasi penerus bangsa. Salah satunya dengan berpuisi. Kita bisa mem-posting puisi Sumpah Pemuda untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi dapat diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat irama, matra, rima, penyusunan larik, dan bait. Kita bisa membuat sendiri puisi Sumpah Pemuda, atau melihat dari referensi yang sudah ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Puisi Sumpah Pemuda:
Berikut 10 contoh puisi yang dapat kamu jadikan referensi untuk memeriahkan Hari Sumpah Pemuda 2023. Puisi-puisi ini dikutip detikJatim dari buku Antologi Puisi: Kemerdekaan karya Alfin Nirhayatul Islamiyah dkk.
1. Barisan Masa Depan
Karya: Acep Suhendar
Kami sudah siap bergerak
Kami sudah tak sabar untuk menatap langit
Gerakan kami serentak
Untuk segera menemukan berlian yang terkubur
Nyali kami tak bisa diukur oleh apa pun
Ketika bel mulai berbunyi
Kami akan berlari sekencang-kencangnya
Menyongsong masa baru yang akan datang
Beritakan hal ini pada Bung Karno
Berikan juga hal ini pada Bung Hatta
Bahwa mereka tak pernah sia-sia menciptakan negeri ini
Bahwa mereka telah berhasil memerdekakan bangsa ini
Kami barisan masa depan bergerak tanpa batas
Lampaui batas kemampuan dan bakat kami
Kami nyawa negeri ini
Kami pondasi bangsa ini
Dan kamilah yang akan memandu ibu bapa
Menuju podium kemenangan sesungguhnya
Bekasi, 21 Agustus 2021
2. Satu Kata
Karya: Anggun May Lestari
Satu kata yang senantiasa dihargamatikan
Tatkala bambu runcing menjadi saksi sekalian
Betapa ganasnya api dikobarkan, membakar semangat para pahlawan
Bersulang untuk melabui penindas bajingan
Berlapang demi bangsa yang diaminkan cemerlang
Satu kata yang menjadi alasan pejuang tidak bisa pulang
Tanpa alas kaki pun lariannya kencang, menuju tamu yang telah menuan
Membentuk awan hitam dan badai yang besar
Sumbangkan awak runtuh tersabar
Satu kata yang menjadi sebab darah dilautkan
Merahnya yang ikut serta berkibar, menjulang awan membasuh tangisan
Bergelimang duka tanpa dapat apa-apa
Ironi memang selalu menjijikkan, tak terengkuh dalam dekapan
Satu kata yang lebih kekal dari raga yang berjuang
Terlahir untuk takluk dalam jelam daripada bayang
Sebagian nyawa yang memilih bungkam
Dendam kemudian diam, namun diam yang menghanyutkan
Satu kata, Merdeka
Semarang, 20 Agustus 2021
3. Indonesia
Karya: Devia Febyadi
Indonesia,
Engkau negara yang kokoh dengan persatuan
Engkau berdiri di atas kedaulatan
Negeri dengan sejuta keindahan surgawi
Menyuguhkan keasrian untuk penikmat negeri
Engkau terus berkibar mengorbankan dirimu sendiri
Tak pandang lelah dan letih
Kau terus berjuang menaungi para insani
Dengan ikhlas kau berikan
Dengan payah kau alirkan
Indonesia,
Kau tak goyah meski alam menghakimi
Banjir dan langit gelap yang melanda
Gempa yang memporak poranda
Gunung meletus yang melahirkan abu vulkanik berbahaya
Dan sekarang virus corona yang mampu menghilangkan setiap nyawa
Tumbuh subur negeriku
Meski balasan tak kau harapkan
Imbalan pun tak kau dambakan
Bahkan ujian bertubi-tubi datang menghampiri
Oh merah putihku,
Masyarakat bangga padamu
Pedulimu menggenggam bahtera dunia
Masyarakat tersenyum melihatmu
Negeri nan elok yang kucinta
Jember, 14 Agustus 2021
4. Merdeka Sejati
Karya: Dina Mariana
Pemuda pemudi,
Bukan saling berkompetisi mengejar ambisi
Melainkan bersinergi menyelamatkan bangsa Indonesia ini
Dari kemerosotan moral tanpa henti, runtuhnya sikap saling toleransi
Jangan mudah terbawa emosi
Apalagi terhanyut arus teknologi
Mental harus teruji
Menghadapi masalah mini
Sampai sebesar kobaran api
Jadikan diri contoh pahlawan masa kini
Jiwa raga merdeka membawa misi
Melakukan perubahan bukan pada diri sendiri
Merangkul lingkungan bersama membenahi
Karena sendiri, tak akan berarti
Mari dirikan merdeka sejati!
Kerahkan kontribusi yang mampu mendamaikan bumi
Gebrakkan langkah mendulang prestasi
Satukan persepsi untuk Indonesia berdikari
Bogor, 17 Agustus 2021
5. Perjuangan Mereka
Karya: Muhammad Rizki Saputra
Derap kaki melangkah maju
Ombak menerjang mengikis karang laut
Surya hilang dibelenggu gemuruh kelabu
Mereka hanyalah sekumpulan raga berbalut kulit
Berpacu arus melawan senapan api
Jiwa semangat mengangkat bambu runcing
Meski dalam kemelut
Siap siaga menghunus jiwa para tirani
Meski darah tumpah di tanah dengan deras
Asalkan menyuburkan kebebasan yang telah lama terampas
Memutus akar-akar yang mengikut menjarah
Meracun benalu para penjajah
Meski raga mereka menyatu dengan bumi pertiwi
Jasa mereka selamanya akan dikenang bangsa ini
Yang berjuang tanpa pamrih
Demi kemerdekaan ibu pertiwi
Jombang, 20 Agustus 2021
6. Perjuangan dengan Usaha untuk Menggapai Keberhasilan
Karya: Rahmat Agung Suwarno
Perjuangan disertai dengan usaha
Perjuangan disertai dengan keyakinan
Tetap terus berjuang dibarengi dengan doa
Yakinlah kita bisa meraih keberhasilan
Pasti ada badai yang menerjang dalam perjuangan
Badai itulah sebagai rintangan
Hadapi dengan penuh kesabaran
Jangan pernah berhenti dalam perjuangan
Jangan pernah berhenti dalam perjuangan
Walaupun kita pernah menerima kegagalan
Jangan pernah kita menyesali kegagalan
Jangan pernah menyerah dan tetap melangkah dalam perjuangan
Hargailah usahamu hargailah perjuanganmu
Jangan pernah mengeluh tetap terus melangkah dalam perjuangan
Pendekar harus tanggung dan sabar dalam perjuangan
Tetap terus semangat berjuang untuk menggapai keberhasilan
Kediri, 28 Agustus 2021
7. Mencari Makna Baru Perlawanan
Karya: Suci Kurnia Putri
Pahlawan masa kini bukan lagi ihwal penjajahan ataupun palagan pertempuran
Namun perusuh tak kasat mata; semacam tuntutan kesehatan, dan kelaziman konsumtif
Rasa bimbang untuk memulai dari memetik risiko bakal mengebiri antusiasmu
Maka andaikan ada ambisi untuk berburu situasi baru,
Maka rangkailah keperkasaan tatkala yakin
Amanat independensi bagi Indonesia ialah langgas dari palagan
Namun apa amanat independensi bagi kita?
Mari meratapi, bagaimana pandangan nan bahari di matamu?
Adapun itu, konsistensilah berjuang guna memperoleh segala haluan hidup
Belenggu nan jejal berjelampah dalam kehidupan
Membuat insan lelap dan masygul untuk mencabar perubahan
Dan rapal selalu ucapkan: Ayo lawan! Atau tertindas.
Tapi kenyataannya?
Selaksa doa penjuru Indonesia berkumandang dalam tiap embusan napas
Kemerdekaan menjadi kata harapan tanpa adanya
kenyataan
Perlawanan bukan lagi ihwal perseturuan untuk didiskusikan
Tapi, mencari hal baru guna mempertahankan apa yang sudah ada
Dengan dobrakan baru yang berikan perubahan untuk bangsa
Bukit Tinggi, 20 Agustus 2021
8. Atas Nama Bangsa
Karya: Syahri Fajar Hamika
Proklamasi, lembaran dalam jejak abadi terukir lantang
Senjata tua bisu berkarat saksi terkenang
Salam hormat, hati suci yang tak pernah mati dan hilang
Tak pernah sirna, darah bambu runcing berpedang
Pemilik gejolak diri laksana genderang
Satu hati, merah darah putih tulang
Terkenang indah dalam sejarah pahlawan berjuang
Tak akan luput sirna terselip bahagia
Pengorbanan pandu pertiwi tanah pusaka
Iring hujan gerimis dalam lamunan asa
Hingga terbentang bayang negeri tercinta
Pendakian panjang jumpa senja penuh makna
Buah air mata yang elok tiada tara
Kepakan sayap garuda, Kemerdekaan Indonesia
Tatih langkah menegas dalam tujuh enam perjuangan
Bara api semangat tertanam impian masa depan
Gerbang emas gemilang genggaman tangan
Menuju Indonesia tumbuh tangguh dalam keberanian
Kuat kokoh bak batu seindah berlian
Atas nama bangsa, perjuangan, lanjutkan!
Semarang, 28 Agustus 2021
9. Bumi Pertiwi
Karya: Susana Arvinda
Kata bebas yang sudah terenggut melalui banyak darah dan air mata
Pengorbanan yang belum pasti menjamin hidup kembali itu nyata
Semangat juang mengalahkan suasana yang ada
Yakin bahwa Bumi Pertiwi akan berdiri di dunia
Indonesiaku, negeri yang banyak julukan
Kemerdekaanmu, banyak yang menantikan
Setelah merdeka seluruh rakyat bersorak sorai gembira
Menjejaki kemerdekaan di Tanah Air tercinta
Merah Putih yang berkibat di sambut angin kencang
Melepaskan dahaga saat mempertahankan Indonesia
Tatapan menuju bendera dengan hormat dan nyanyian yang lantang
Para pejuang membuktikan tiada yang sia-sia
Singapore, 27 Agustus 2021
10. Tak Cukup Sebatas Kata
Karya: Michaele Itorotodo Telaumbanua
Di ruang hati terdalam
Terekam sempurna kenangan dan sejarah
Tentang getir, pedih, dan seramnya terjajah
Kurasa, dikau pun masih ingat
Pikiranmu tak mungkin tergulung masa lalu bekas lalu
Terhapus begitu saja.
Aku yakin. Yakin sekali meletakkan merdeka di ujung bibir
"Merdeka...!" Jika aksi tiada, doa alpa, perbuatan nihil!
Bibir akan terkatup ujar merdeka
Dulu, bukan hanya ketiga itu.
Nyawa, satu kata merangkum segala.
Pulau ke pulau berteriak
"Merdeka..! Merdeka..!"
Laut, padang, langit ikut bersorak
Setelah aku memerdekakan diri dari kotak-kotak
Diskriminasi, gap, dan sederet pemisah lain,
Izin, kulontarkan kalimat yang sudah di ujung bibir
Sudah merdeka dikau, sahabat
Secara nyata bukan kata?
Semoga.
Teluk Dalam, 19 Agustus 2021
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)