Bantuan air bersih dari Pemkab Mojokerto untuk 3 desa terdampak kekeringan di kaki Gunung Penanggungan, habis. Untuk sementara, bantuan air bersih untuk ribuan warga akan dilanjutkan dengan dana CSR.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Abdul Khakim mengatakan, bantuan air bersih tahap 2 disalurkan 50 hari. Yaitu 6 September hingga Rabu 25 Oktober 2023.
Menurutnya, setiap hari 10 truk tangki air bersih dikirim ke 3 desa yang mengalami krisis air bersih. Terdiri dari 4 tangki untuk Desa Kunjorowesi, 3 tangki untuk Desa Manduro Manggung Gajah, serta 3 tangki untuk Desa Duyung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masing-masing tangki isinya 4.000 liter air bersih. Penyalurannya setiap hari, pengiriman oleh Perumdam Majapahit," kata Khakim kepada detikJatim, Kamis (26/10/2023).
Pengadaan 500 tangki air bersih tersebut, lanjut Khakim, menggunakan Belanja Tak Terduga (BTT) Pemkab Mojokerto Rp 225 juta. Ia menjamin bantuan air bersih cukup untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak kekeringan.
"Insyaallah sudah memenuhi 100 persen. Karena masyarakat tidak ada komplain kekurangan," terangnya.
Krisis air bersih terjadi di Desa Kunjorowesi dan Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro sejak Mei 2023. Kedua desa tersebut terletak di kaki Gunung Penanggungan sisi utara.
Kesulitan air bersih dialami 4.937 jiwa penduduk Desa Kunjorowesi. Terdiri dari 3.312 jiwa atau 708 keluarga di Dusun Kandangan dan 1.625 jiwa atau 848 keluarga di Dusun Kunjoro.
Sedangkan di Desa Manduro Manggung Gajah, krisis air bersih berdampak terhadap 1.861 jiwa. Yaitu 865 jiwa atau 292 keluarga di Dusun Gajah Mungkur dan 996 jiwa atau 305 keluarga di Dusun Buluresik.
Desa ketiga yang mengalami krisis air bersih terletak di sisi barat kaki Gunung Penanggungan. Yaitu Desa Duyung, Kecamatan Trawas. Sulitnya mendapatkan air bersih dialami 791 jiwa atau 256 keluarga di Dusun Bantal.
Khakim menjelaskan, bantuan air bersih untuk 3 desa tersebut berakhir hari ini. Bantuan akan dilanjutkan menggunakan dana CSR. "Kalau CSR 33 tangki cukup untuk 3 hari. Selanjutnya mungkin desa bisa mengusulkan lagi ke Pemkab Mojokerto," jelasnya.
Berdasarkan prakiraan BMKG, tambah Khakim, kemarau akan berakhir mulai akhir Oktober. Awal musim hujan secara bertahap mulai awal November nanti. Prakiraan ini menjadi salah satu dasar pihaknya menyalurkan bantuan air bersih hanya sampai 25 Oktober.
"(Mengapa bantuan air bersih sampai 25 Oktober?) Prakiraan BMKG masalah kekeringan dan SK tanggap darurat Bupati Mojokerto," tandasnya.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan dan karhutla tahun 2023 pada 9 Juni lalu. Status tanggap darurat tersebut berlaku 1 Juni-31 Oktober mendatang. Sehingga BPBD Kabupaten Mojokerto sudah bisa menggunakan anggaran darurat BTT untuk menangani krisis air bersih.
(hil/fat)