Prof Dr KH Muhammad Tholhah Hasan merupakan kiai asal Tuban. Sebagai seorang kiai, ia dikenal berperan besar di bidang pendidikan, organisasi, hingga pemerintahan.
Berikut ini, detikJatim mengulas singkat mengenai riwayat hidup KH Tholhah Hasan. Ulasan ini dikutip dari repository Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Latar Belakang Keluarga KH Tholhah Hasan
KH Tholhah Hasan merupakan seorang pakar dalam bidang pendidikan Islam. Ia lahir pada 10 Oktober 1936 di Tuban, Jawa Timur. Ia merupakan putra dari pasangan Tholhah dan Anis Fatma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KH Tholhah adalah anak pertama dari dua bersaudara. Tholhah kecil tinggal bersama sang kakek yang bernama Hasan di Lamongan. Sebab sang ayah meninggal dunia.
Kiai Tholhah kemudian memperistri keponakan dari KH Masykur, yakni Hj Solichah Noor. Terlepas dari itu, ia dikenal sangat menyukai belajar dan berorganisasi.
Riwayat Pendidikan KH Tholhah
1. Pendidikan Umum
KH Tholhah memperoleh pendidikan tingkat dasar pada pagi hari di Sekolah Rakyat (SR), yang bertempat di Brondong, Kabupaten Lamongan. Sementara pada sore harinya, ia mengikuti pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah di Sedayu Lawas, Lamongan.
Setelah lulus dari pendidikan tingkat dasar, Tholhah mengeyam pendidikan ilmu agama di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Salafiah Syafi'iyah di lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
Tiga tahun setelah lulus, tepatnya di tahu 1953, KH Tholhah melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah (MA) Salafiah Syafi'iyah dan menamatkannya di tahun 1956.
Tholhah lalu pindah ke Malang untuk mendapatkan gelar sarjana di Universitas Merdeka Malang, dengan jurusan Ilmu Pemerintahan. Pada jenjang sarjana itu, ia hanya membutuhkan waktu tiga tahun. Terhitung mulai 1963-1966.
Tak sampai di situ, KH Tholhah kemudian mengambil program sarjana keduanya. Ia kuliah di jurusan ketatanegaraan Universitas Brawijaya Malang, tahun 1974.
2. Pendidikan Agama
Selain pendidikan formal, Tholhah juga mendalami ilmu agama di beberapa pesantren. Ia berguru pada Kiai Mustofa di Pesantren Kranji, yang kini berganti nama menjadi Pesantren Tarbiyatul Waton.
Kemudian, Tholhah melanjutkan ke Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, dan berguru pada Kiai Abdul Fatah. Di pesantren itu, ia mengenyam pendidikan agama selama 6 bulan.
Setelah itu, Tholhah melancong ke Pondok Pesantren dan menimba ilmunya kepada beberapa kiai. Mulai dari Kiai Adlan Ali, Kiai Baidlowi, Kiai Mahfud, Kiai Anwar, Kiai Samsuri Badawi, Kiai Samsun, dan Kiai Idris.
Kepada sejumlah kiai-kiai tersebut, Tholhah mendalami tafsir dan hadis di bawah bimbingan KH Idris dan KH Adlan Ali (Al-Maghfirullah) dari tahun 1951 hingga tahun 1956.
Tholhah juga sempat menjadi seorang santri di Pesantren Al-Hidayah Lasem Pati, Jawa Tengah.
3. Pengalaman di Dunia Pendidikan
- Berkat ilmu pendidikan yang didapatnya, KH Tholhah mendapat posisi sebagai berikut:
- Kepala Sekolah PGA Al-Ma'arif (1962-1965)
- Badan Pemerintahan Harian (BPH) Kabupaten Malang (1967-1973)
- Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Sunan Giri di Singosari (1978-1982)
- Pembantu Rektor I (Bidang Akademik) Universitas Islam Malang (UNISMA) (1981-1985) dan (1985-1989)
- Rektor Universitas Islam Malang (UNISMA) (1989-1992 dan 1992-1998)
Baca juga: Biografi Sunan Ampel dan Asal-usul Namanya |
Karier KH Tholhah di Organisasi dan Pemerintahan
- Ketua Ranting NU Singosari (1960)
- Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Singosari (1966)
- Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Malang (1986-1989)
- Ketua Tanfidziyah PBNU (1989-1994)
- Rais Syuriah PBNU (1994-1999)
- Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat (1995)
- Dewan Pembina BKS-BTIS (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta Pusat)
Selain berkarier di bidang pendidikan dan organisasi, KH Tholhah pernah diberi amanah oleh Presiden Gus Dur untuk menjadi Menteri Agama RI (1999-2001).
KH Tholhah juga turut mendirikan sejumlah yayasan dan sekolah atau madrasah. Berikut daftar yayasan dan sekolah atau madrasah yang didirikan olehnya:
- Yayasan Universitas Islam Malang
- Yayasan Pendidikan Islam Al-Ma'arif Singosari
- Yayasan Sabilillah
- Yayasan Hizbullah
- Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Babus Salam
- Yayasan Pondok Pesantren Teknologi "Ummatan Wasathan"
- Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Al-Ma'arif Singosari
- SD, SMP, SMA, dan SMK Islam Al-Ma'arif Singosari
- Taman Kanak-kanak (TK) Al-Ma'arif Singosari
- SMA Islam di Nongkojajar Pasuruan
- Taman Kanak-kanak (TK) Sabilillah
- SD Islam Sabilillah (Full-day school) dengan program unggulan
- Madrasah Aliyah-plus di Pekanbaru Riau
Tak hanya mendirikan sarana pendidikan, KH Tholhah juga turut mendirikan Balai Kesehatan Ibu dan Anak di tahun 1970 di Singosari. Saat ini balai tersebut beralih fungsi sebagai Rumah Sakit Bersalin (Muslimat Medical Center).
Selanjutnya, Rumah Sakit Islam (UNISMA) Malang di tahun 1994. Terakhir, KH Tholhah turut mendirikan Aswaja Center di Batu Malang, Pondok Pesantren Modern dan Lembaga Pendidikan Unggulan di Riau dan Lembaga Pendidikan Unggulan di Kalimantan.
Baca juga: Biografi KH Hasyim Asy'ari |
Penghargaan yang Diraih KH Tholhah
Berkat kontribusi dan dedikasinya, KH Tholhah mendapat gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (Dr.H.C.). Gelar kehormatan tersebut diberikan oleh Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 April 2005.
Dalam penyematan gelar tersebut, Kiai Tholhah menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul Pendidikan Islam sebagai Upaya Sadar Penyelamatan dan Pengembangan Fitrah Manusia. Orasi tersebut disusun dalam 111 halaman.
Adapun di tahun 2006, Kiai Tholhah dikukuhkan sebagai Guru Besar (Profesor) di bidang Ilmu Pendidikan Islam atas SK Mendiknas (2006). Oleh karenanya gelar beliau yakni Prof. Dr. (H.C.) K.H. Muhammad Tholhah Hasan.
Tak berhenti sampai di situ, bertepatan Hari Jadi RI yang ke-63, Kiai Tholhah mendapatkan tanda jasa kehormatan dari Presiden SBY. Beliau pun menjadi salah satu tokoh dari 18 tokoh nasional yang mendapatkan anugerah tersebut.
Adapun tanda jasa kehormatan KH Tholhah yakni Bintang Mahaputra Adipradana. Hal ini lantaran Kiai Tholhah dinilai berjasa di berbagai bidang.
KH Tholhah Wafat
KH Tholhah berpulang ke Rahmatullah pada hari Rabu, 29 Mei 2019 atau bertepatan pada 24 Ramadhan 1440 H pukul 14.00 WIB. Jenazah almarhum dimakamkan di Kompleks Pondok Pesantren Bungkuk Singosari Malang.
Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/iwd)