Dinkes Surabaya Buka Layanan Deteksi Dini Kanker Payudara

Dinkes Surabaya Buka Layanan Deteksi Dini Kanker Payudara

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 19 Okt 2023 17:20 WIB
Ilustrasi Kanker Payudara
Ilustrasi Kanker Payudara. Foto: Shutterstock/
Surabaya -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya membuka layanan deteksi dini kanker payudara di puskesmas. Kegiatan ini rutin dilakukan, sekaligus sebagai kampanye peduli kanker payudara. Apalagi saat ini masih masuk bulan kanker payudara.

"Bulan Oktober ini telah ada kegiatan kampanye kepedulian kanker melalui media komunikasi dan informasi, serta kegiatan bersama RS Onkologi untuk sosialisasi kanker kepada masyarakat," kata Nanik kepada detikJatim, Kamis (19/10/2023).

Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina mengungkapkan sebanyak ribuan warga Kota Pahlawan menderita penyakit kanker payudara. Data terakhir menunjukkan adanya peningkatan jumlah pasien kanker payudara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah kasus kanker payudara sampai September 2023 sebanyak 1.677 kasus," jelasnya.

Menurutnya, penderita kanker payudara per September 2023 naik 334 kasus dibanding tahun lalu periode yang sama. Peningkatan tersebut menyentuh lebih dari 10 persen.

ADVERTISEMENT

"Ada peningkatan sebesar 11% dibandingkan periode sebelumnya. Kasus kanker payudara sampai September 2022 sebesar 1.343 kasus," sebutnya.

Saat ini penderita kanker payudara, ungkap Nanik, tidak hanya berusia lanjut. Melainkan rentang usia 19-59 tahun. Sementara itu, penyebab kanker payudara belum bisa diketahui secara pasti.

Meski begitu, kata Nanik, ada faktor risiko yang dapat meningkatkan kanker payudara. Yaitu haid pertama umur di bawah 12 tahun, merokok dan terpapar asap rokok atau perokok pasif, pola makan yang buruk atau tinggi lemak dan rendah serat, serta mengandung zat pengawet atau pewarna.

"Termasuk juga menopause (berhenti haid) setelah umur 50 tahun, melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun. Lalu tidak pernah menyusui anak, pernah mengalami operasi payudara karena tumor jinak atau tumor ganas. Di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara (genetik)," jelasnya.

Untuk menekan angka kanker payudara di Surabaya, Nanik mengaku pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian. Di antaranya melaksanakan kegiatan baksos di masing-masing puskesmas, melalui pemberian layanan skrining.

Dinkes Surabaya juga melakukan sosialisasi dan penguatan KIE ke masyarakat dan sekolah. Termasuk pemberian konseling tentang deteksi dini kanker payudara oleh kader kesehatan dan tenaga kesehatan.

"Pelaksanaan bindu untuk masyarakat dan OPD, pemeriksaan IVA dan Sadanis bagi KSH (Kader Surabaya Hebat), memfasilitasi pemeriksaan mamografi bagi KSH bekerja sama dengan RS Adi Husada Undaan Wetan. Lalu, kampanye deteksi dini kanker payudara berkolaborasi dengan RS Adi Husada Undaan dan RS Onkologi," urainya.

Selain upaya pencegahan yang dilakukan Dinkes Surabaya, masyarakat bisa melakukan pencegahan secara mandiri dengan melakukan sarari atau periksa payudara sendiri. Caranya, melihat perubahan bentuk payudara dan kulit di sekitar payudara.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads