Kepala SMKN 1 Trenggalek Suharyati mengatakan, peristiwa itu bermula saat seluruh siswa mengikuti upacara bendera. Di tengah upacara berlangsung, tiba-tiba salah seorang pelajar pingsan.
"Pada saat upacara tadi selepas pembina upacara memberikan arahan ada satu yang pingsan, tapi bukan pingsan karena medis," kata Suharyati, Senin (16/10/2023).
Tidak berselang lama, sejumlah siswa lain juga mengalami kejadian serupa, hingga jumlahnya mencapai puluhan siswa. Insiden itu ditindaklanjuti pihak sekolah dengan mengevakuasi para siswa ke ruang UKS.
Suharyati melanjutkan, dari puluhan anak didiknya yang pingsan, mendadak rata-rata adalah perempuan dari kelas X. Kasek meyakini peristiwa itu tidak terkait dengan masalah medis atau kesehatan para siswanya. Karena setelah pingsan siswa itu berteriak-teriak.
"Pingsan setelah itu ada teriakan," imbuhnya.
Tak hanya saat upacara, setelah seluruh siswa masuk ke dalam kelas, sejumlah siswa yang mengalami kesurupan semakin bertambah. Bahkan dua orang guru dan beberapa siswa yang membantu evakuasi juga mengalami kejadian serupa.
"Kami kewalahan menangani anak-anak itu. Akhirnya untuk menghindari hal yang semakin meluas, anak-anak kami pulangkan. Sedangkan yang kena kami tunggu hingga sadar," katanya.
Suharyati mengaku kejadian kesurupan massal ini sudah terjadi dua kali. Sebelumnya, kejadian serupa terjadi pada saat Persami. Sejumlah siswa juga mengalami gejala yang mirip.
Akhirnya, pihak sekolah pun memulangkan seluruh siswa yang mendadak pingsan tersebut.
"Untuk menghindari kejadian serupa ini terulang lagi kami berupaya untuk melakukan pembinaan rohani, anak-anak juga kami minta berdoa sebelum pelajaran," pungkasnya.
(hil/fat)