Guru SDN Meduri V Bojonegoro, Jumangin viral setelah merekam video siswanya membawa bekal ulat. Ternyata ada cerita pilu yang dialami Jumangin selama menjadi pengajar di sekolah tersebut.
Jumangin bercerita ia sudah mengabdi sebagai guru honorer selama 20 tahun di SDN Meduri V Bojonegoro. Ia mengaku selama ini juga dekat dengan siswa membawa bekal ulat bernama Andik Febrianto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sejumlah fakta pilu Jumangin di balik viralnya siswa pembawa bekal ulat:
1. Jadi guru honorer 20 tahun
Jumangin telah menjadi guru honorer selama 20 tahun di SDN Meduri V Bojonegoro. Pada 2004 lalu, setelah lulus SMA, ia melamar sebagai guru sukwan di sekolah tersebut.
Ia berdedikasi luar biasa terhadap profesinya. Jumangin rela menempuh jarak 35 kilometer untuk sampai ke sekolah menggunakan sepeda motor. Guru 36 tahun itu sendiri tinggal di Cepu, Kabupaten Blora.
2. Gaji Rp 75 Ribu
Tiga tahun menjadi guru honorer, Jumangin digaji Rp 75 ribu setiap bulan. Namun, ia tetap menekuni profesinya sebagai pendidik.
"Dengan rezeki yang aku dapat setiap bulannya sekitar Rp 75 ribu dan aku jalani hingga sekitar tahun 2017. Perjalanan dari rumah ke sekolah 35 kilometer, kalau PP ya 70 kilometer, tapi alhamdulillah aku telateni," cerita Jumangin, Sabtu (14/10/2023).
Hingga akhirnya ia mendapat tunjangan Guru Tidak Tetap (GTT) dari pemerintah daerah Bojonegoro. Sejak tahun 2017, ia mendapatkan uang tambahan setiap bular Rp 750 ribu - Rp 1 juta, yang bisa dicairkan setiap 3 atau 6 bulan sekali hingga 2021.
"Alhamdulillah setelah aku menikah, tinggal di rumah istri di Ngraho, jadi jarak sekolah hanya sekitar 11 kilometer. Jadi sangat terbantu juga," imbuh ayah dua orang anak itu.
3. Lulus PPPK
Jumangin kemudian mendaftar Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada tahun 2021. Keberuntungan pun berpihak padanya. Jumangin lulus dan tetap mengajar di SDN Meduri V.
"Ikut tes PPPK itu pada tahun 2021/2022 kemarin. Jalur umum, dan alhamdulillah diterima dan ditempatkan di Meduri juga," bebernya.
4. Awal Keakraban dengan Andik
Setelah belasan tahun mengabdi, kepala sekolah dan guru SDN V Meduri memberi kepercayaan kepada Jumangin untuk menjadi wali kelas 3. Di sinilah awal mula perkenalannya dengan Andik.
Jumangin tetap menjadi wali kelas Andik saat ia naik ke kelas 4 SD. Mereka pun menjadi semakin akrab dengan Andik dan keluarganya.
"Andik itu sangat dekat dan nyaman. Ia pernah aku tanya, tak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang bapak dan tidak tahu di mana bapaknya hingga saat ini," kata Jumangin.
Kepala sekolah pun memberikan mandat kepada Jumangin untuk selalu memberikan perhatian kepada Andik. Salah satu caranya dengan menjadi wali kelas Andik.
"Saya ini jadi wali kelas dia sejak duduk di kelas tiga dan saat ini Andik duduk di kelas 4. Saya ditunjuk kembali jadi wali kelas, 'Kayake hanya Pak Jumangin yang bisa ngerti Andik," ungkap Jumangin menceritakan mandat kepala sekolah.
Andik viral membawa bekal nasi putih dengan lauk empat ulat turi. Video Andik viral setelah direkam Jumangin, bahkan sempat menuai kontroversi karena dinilai menghinda.
Jumangin menyebut video tersebut viral setelah diunggah alumni SDN Meduri V. Si pengunggah itu pun kaget dan ketakutan karena komentar negatif netizen. Siswa tersebut pun meminta maaf karena tidak menyangka videonya akan seviral sekarang.
Bahkan, gara-gara video tersebut Jumangin juga dipanggil Dinas Pendidikan. Jumangin menegaskan tidak berniat merendahkan Andik. Ia juga sudah minta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan video itu.
(irb/dte)