Ada cerita yang bikin orang terenyuh di balik viralnya siswa SD Bojonegoro pembawa bekal ulat turi ke sekolah. Siswa bernama Andik Febrianto itu ternyata begitu dekat dengan Jumangin, sang guru yang merekam momen bekal ulat tersebut.
Makanya, Jumangin begitu menyesal video yang viral itu dinarasikan negatif. Dia sama sekali tak bermaksud mem-bully anak didiknya.
Jumangin sendiri sudah mengabadikan diri jadi guru honorer selama 20 tahun di SDN Meduri V Bojonegoro. Dia pertama kali melamar sebagai guru sukwan pada tahun 2004. Saat itu ia baru lulus dari bangku SMA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan dedikasi dan kesabaran yang luar biasa, Jumangin setiap hari harus menempuh perjalanan dari rumahnya di Cepu, Kabupaten Blora naik motor. Jaraknya sekitar 35 km ke sekolah tempatnya mengajar.
"Dengan rezeki yang aku dapat setiap bulannya sekitar Rp 75 ribu dan aku jalani hingga sekitar tahun 2017. Perjalanan dari rumah ke sekolah 35 kilometer, kalau PP ya 70 kilometer, tapi alhamdulillah aku telateni," cerita Jumangin kepada detikJatim, Sabtu (14/10/2023).
Pengabdian yang sangat lama ini ternyata ada rezeki yang didapat. Saat pemerintah daerah Bojonegoro memberikan tunjangan Guru Tidak Tetap (GTT), Jumangin kecipratan berkah. Sejak 2017 ia mendapatkan tambahan uang setiap bulan sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. Jumalah tersebut bisa dicairkan setiap 3 atau 6 bulan sekali hingga 2021.
"Alhamdulillah setelah aku menikah, tinggal di rumah istri di Ngraho, jadi jarak sekolah hanya sekitar 11 kilometer. Jadi sangat terbantu juga," imbuh ayah dua orang anak itu.
Pada tahun 2021, dia mencoba mengadu nasib ikut tes PPPK. Dia lulus dan tetap mengajar di SDN Meduri V.
"Ikut tes PPPK itu pada tahun 2021/2022 kemarin. Jalur umum dan alhamdulillah diterima dan ditempatkan di Meduri juga," bebernya.
![]() |
Kesabaran guru Jumangin mengabdi selama belasan tahun ternyata juga diperhatikan kepala sekolah dan guru lainnya di SDN V Meduri. Jumangin lantas dipercaya menjadi wali kelas 3. Saat itulah dia mengenal Andik.
Begitu Andik naik ke kelas 4 SD, Jumangin tetap jadi wali kelasnya. Saking dekat dan lamanya berinteraksi, Jumangin akhirnya begitu dekat dengan Andik dan keluarganya.
"Andik itu sangat dekat dan nyaman. Ia pernah aku tanya, tak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang bapak dan tidak tahu di mana bapaknya hingga saat ini," cerita guru berusia 36 tahun tersebut.
Jumangin juga mengaku mendapat mandat khusus dari kepala sekolah untuk selalu memberikan perhatian kepada siswa Andik dengan salah satunya menjadi wali kelas.
"Saya ini jadi wali kelas dia sejak duduk di kelas tiga dan saat ini Andik duduk di kelas 4. Saya ditunjuk kembali jadi wali kelas, 'kayake hanya Pak Jumangin yang bisa ngerti Andik," ungkap Jumangin menceritakan pesan dari kepala sekolah.
Sebelumnya, Andik mendadak viral karena membawa bekal nasi putih lengkap dengan 4 ekor ulat turi. Video itu direkam oleh sang guru, Jumangin. Video sempat menuai kontroversi lantaran Jumangin dinilai menghina anak didiknya.
Belakangan, video itu diunggah oleh salah satu alumnus sekolah tersebut. Sang pengunggah video itu juga kaget dengan komentar negatif warganet, bahkan dia juga telah menemui Jumangin untuk minta maaf.
Gegara video itu pula, Jumangin dipanggil Dinas Pendidikan. Jumangin menegaskan tidak berniat merendahkan Andik. Jumangin juga sudah minta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan video itu.
(hil/dte)