Makan ulat mungkin masih asing untuk sebagian orang. Tapi tidak dengan warga yang tinggal di pinggiran hutan jati di Bojonegoro. Mereka sudah biasa makan ulat jati, ulat turi, hingga enthung.
Salah satu wilayah yang sebagian besar masih ada hutan jati ialah Kecamatan Ngraho, Bojonegoro. Masyarakat setempat biasanya mengonsumsi ulat hingga enthung saat musim hujan tiba.
Salah satu warga Ngraho bernama Watini mengatakan emak-emak dan gadis desa akan pergi mencari enthung dan ulat jati saat sore dan pagi hari. Mereka mencari makanan ekstrem itu di bawah pohon jati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepatnya di wilayah selatan dan barat Bojonegoro yang memang kebetulan masih banyak hutan jati. "Kalau musim kemarau nggak ada, yang ada itu saat hujan awal masuk musim penghujan," ujarnya, Jumat (13/10/2023).
Enthung dan ulat jati yang didapatkan akan dibawa pulang untuk dimasak dengan cara digoreng kering. Ada juga yang memasaknya menjadi oseng-oseng lombok bawang tomat. Makanan ini semakin nikmat saat disajikan dengan nasi hangat.
Sementara itu menurut Dander warga Kecamatan Dander, Bojonegoro, di tempatnya enthung dan ulat jati tidak hanya diolah untuk dimakan sendiri. Ia mengatakan ada warga yang mencari enthung dan ulat kemudian menjualnya.
"Biasanya memang dimasak untuk lauk makan, rasanya gurih ada asinnya. Tapi ada pula yang dijual mentahan dibungkus plastik," ujarnya. Dander pun menyebut mencari enthung dan ular di pinggiran hutan seperti sudah menjadi tradisi masyarakat pedesaan di Bojonegoro.
Sebelumnya, viral siswa SD Meduri V Bojonegoro bernama Andik membawa bekal nasi dan lauk ulat turi. Video berdurasi 33 detik yang memperlihatkan bekal Andik itu direkam oleh gurunya Jumangin (36).
Menurut Jumangin makan ulat jati, enthung, dan walang memang sudah menjadi kebiasaan warga pinggir hutan jati. Lauk tersebut biasa dimakan saat musim hujan tiba.
Ia mengungkapkan ibu Andik bercerita bahwa sang anak memang menyukai ulat turi. Rasanya yang enak dan gurih barangkali yang membuat Andik menyukai makanan itu.
"Ulat turi ini jarang ada, sangat enak dan gurih, ada asin-asinnya. Kemarin ibunya Andik langsung cerita juga, mengatakan itu ulat turi, gede-gede memang bentuk ukurannya, dan Andik suka kok," tutur Jumangin.
(irb/fat)