5 Gubernur Jawa Timur Sebelum Indonesia Merdeka

5 Gubernur Jawa Timur Sebelum Indonesia Merdeka

Nabila Meidy Sugita - detikJatim
Rabu, 11 Okt 2023 14:30 WIB
jam di atas kantor gubernur jatim
Kantor Gubernur Jawa Timur/Foto: Ongq Rifaldy Litualy
Surabaya -

Pembentukan struktur pemerintahan Jawa timur memiliki sejarah panjang. Jawa Timur memasuki masa pemerintahan berbasis kerajaan pada abad ke-10. Tokoh paling berjasa di Jawa Timur pada masa kerajaan ialah Mpu Shendok (929-947).

Sistem pemerintahan dan kekuasaan di wilayah Jawa Timur terus mengalami perubahan. Pemerintahan berbasis kerajaan mulai berubah di abad ke-20, yang ditandai dengan berakhirnya Perang Diponegoro (1930).

Kekuasaan Jawa Timur berpindah ke Pemerintahan Hindia Belanda sejak tahun 1830-1929. Belanda menjalankan pemerintahan dengan pusat pemerintahan VOC di Batavia dan para bupati di wilayah kekuasaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal abad 20, pemerintahan Hindia Belanda menerapkan politik imperialisme modern. Sistem politik ini dicanangkan untuk melakukan intensifikasi pemerintahan dengan terbentuknya pemerintahan Provinsi Jawa Timur.

Pada 1929 pemerintahan Provinsi Jawa Timur dikenal dengan sebutan Provincient van Oost Java. Struktur, wilayah, dan birokrasi yang dijalankan pada saat itu tidak jauh berbeda dengan sekarang.

ADVERTISEMENT

Gubernur Jawa Timur Sebelum Indonesia Merdeka:

Sebelum kemerdekaan, terdapat lima tokoh yang bertugas sebagai Gubernur Jawa Timur atau Gouverneurs van Oost-Java. Kelima tokoh ini merupakan orang Belanda.

Tempat dinas untuk jabatan gubernur pada saat itu berlokasi di Gedung Negara Grahadi. Berikut profil Gubernur Jawa Timur sebelum kemerdekaan dikutip dari situs resmi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim.

1. W. Ch. Hardeman

  • Masa Jabatan: 1928-1931
  • Periode: 1

Willem Charles Hardeman atau W. Ch. Hardeman merupakan pria kelahiran Surabaya pada 31 Januari 1884. Ia merupakan putra dari JA. Hardeman dan W.C.G van Zijl de Jong. Ia berkarier di pemerintahan sebagai pegawai di dinas sipil.

Willem Charles Hardeman dikenal menguasai tiga bahasa asing sekaligus, di antaranya Jerman, Perancis, dan Inggris. Ia juga mampu berkomunikasi dengan bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa Sunda, hingga bahasa Madura.

Sebelum menjadi gubernur, pemerintahan saat itu membentuk sederet wilayah baru yang meliputi Geweest Oost Java, Middle Java, West Java, dan lain-lain. Pembentukan wilayah tersebut berimbas pada pemerintahan memerlukan sejumlah gubernur di wilayah-wilayah tersebut.

Salah satu yang terpilih menjadi gubernur yakni W. CH. Hardeman. Hal ini tertuang melalui besluit pemerintah tanggal 6 Juni 1928 Nomor 32. Ia pun mulai ditugaskan sebagai gubernur pada Juli 1928.

Pada akhir 1928, pembagian administratif pemerintahan yang semula Geweest ditingkatkan menjadi provinsi. Hal ini tertuang melalui besluit tanggal 17 Desember 1928 Nomor 1 x, W.Ch.

Adapun pada akhir masa jabatan pada Maret 1931, Hardeman turut melaporkan beberapa hal yang telah dilakukan. Mulai dari masalah pembagian wilayah dan pemerintahan, masalah politik dan peradilan, kehutanan, lalu lintas jalan, dan masih banyak lagi lainnya.

2. GH. De Man

  • Masa Jabatan: 1931-1933
  • Periode: 2

G.H. De Man mengawali kariernya di pemerintahan sebagai Ambtenaren ter beschikking di Agrarische Zaken pada 26 Oktober 1906. Dua tahun berselang, ia pun dipindahtugaskan sebagai Controleur daerah Genteng. Ia lalu ditunjuk sebagai residen Surabaya sekaligus anggota dan ketua NIAS Surabaya pada 1928.

Hingga pada 14 April 2931, De Man diangkat sebagai gubernur pengganti di Jawa Timur. Hal ini berdasarkan besluit tanggal 14 April 21932 Nomor 32. Pemilihan De Man sebagai gubernur tidak lepas dari campur tangan pendahulunya, W. CH. Handerman.

Ia pun melanjutkan kebijakan W. CH. Handerman dengan mengusulkan peminjaman likuasi untuk modal pembangunan pipa air minum si beberapa wilayah di Jawa Timur, di antaranya Surabaya Selatan, Bangkalan, Lumajang, Pamekasan, dan masih banyak lagi.

3. J.H.B. Kuneman

  • Masa Jabatan: 1933-1936
  • Periode: 3

J.H.B. Kuneman diangkat sebagai Gubernur Jawa Timur menggantikan CH. De Man. Sebelum menjabat sebagai gubernur, ia mengawali kariernya di pemerintahan sebagai Adspirant Controleur Majalengka pada 30 November 1909.

Kuneman juga pernah menjabat sebagai Bestuur Academue Controleur pada 12 April 1911. 19 tahun berselang tepatnya pada 1930, Kuneman ditunjuk sebagai sekretaris di keresidenan Cirebon. Perjalanannya menjadi Gubernur Jawa Timur pada saat itu sempat ditunda karena dianggap terlalu muda.

4. C.H.O van Der Plas

  • Masa Jabatan: 1936-1941
  • Periode: 4

Charles Olke van Der Plas merupakan seorang pegawai sipil Hindia Belanda. Ia sempat bertugas menjadi Gubernur Jawa Timur sampai saat Jepang mengalahkan Belanda pada 1942.

Setelah melepas tugasnya sebagai Gubernur Jawa Timur, C.H. O van Der Plas dijadikan Ketua Komisi Hindia Belanda untuk Australia dan Selandia Baru. Dengan jabatannya tersebut, Charles membantu memperjuangkan pengusiran Jepang dari Hindia Belanda.

5. H. C. Hartevelt

  • Masa Jabatan: 1941-1942
  • Periode: 4

Heffilan Comelis Hartevelt lahir di Leiden pada 1890. Kariernya dalam pemerintahan diawali sebagai Adspirant Controleur di Keresidenan Kedu, melalui besluit tanggal 27 Agustus 1917 Nomor 69.

Kariernya meningkat ketika ia diangkat sebagai Asisten Resident voor de Politie di Residensi Malang. Ia juga pernah menjabat Residen Pekalongan, sebelum diangkat sebagai Gubernur Jawa Timur.

Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads